Profil Ponpes Al Hanifiyah Kediri yang Santrinya Tewas Dianiaya

group-image

Ramai belakangan ini mengenai kasus tewasnya santri di salah satu Pondok Pesantren akibat dianiaya oleh seniornya sendiri. Hal ini sangat disayangkan oleh masyarakat karena Pondok Pesantren yang seharusnya menjadi lembaga pendidikan, malah terdapat senioritas yang sangat tidak baik. Berikut Popmama.com membahas Profil Ponpes Al Hanifiyah Kediri yang Santrinya Tewas Dianiaya.

Profil Ponpes Al Hanifiyah Kediri yang Santrinya Tewas Dianiaya

Seorang santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hanifiyah, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur berinisial BBM berusia 14 tahun meninggal dunia pada Jumat 23 Febuari 2024. Diduga dianiaya sesama santri. Santri asal Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi ini dipulangkan oleh pihak ponpes dalam keadaan tak bernyawa. 

Pengurus pondok pesantren yang mengantar jenazah sempat menyatakan korban tewas karena terpeleset. Namun, pihak keluarga pun menaruh curiga. Pasalnya, terdapat luka lebam pada tubuh korban. Sebab itu, pihak keluarga melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Glenmore pada Sabtu 24 Febuari lalu  untuk mengetahui penyebab kematian korban.

Kronologi Tewasnya Santri

Sekitar satu minggu sebelum tewas, santri BBM sempat meminta dijemput orang tuanya. Permintaan tersebut disampaikannya melalui pesan Whatsapp (WA) kepada sang Mama. Kepada sang Mama, korban mengaku ketakutan saat berada di pondok pesantren.

"Sini jemput bintang. Cepat ma ke sini. Aku takut ma, maaaa tolonggh. Sini cpettt jemput," kata korban yang disampaikan melalui tulisan pesan WA kepada sang Mama, sekitar seminggu sebelum tewas.

Menurut Mamanya, sang anak menyampaikan keinginan untuk pulang ke Banyuwangi sejak Senin 19 Febuari 2024. Bahkan, korban sempat melakukan video call. Meski demikian, buah hatinya itu tak menjelaskan dengan detail alasan mengapa ingin dijemput orangtuanya. Tapi sempat mengeluh sakit.

"Dia minta dijemput. Tak tanya alasannya kenapa, ndak disebutkan. Intinya minta dijemput, gitu," Ujar Mamanya setelah kejadian tersebut. Menanggapi pesan sang anak, Suyanti hanya memintanya bersabar untuk bertahan hingga bulan Ramadan. Mengingat, posisinya saat itu sedang berada di Bali untuk bekerja.

Ia pun meminta Bintang sang putra untuk membaca Al-Qur'an dan melaporkan kepada pengasuh pondok jika terjadi apa-apa. "Terus ketika mau saya jemput sehari setelahnya, katanya tidak usah. Sudah enak dan nyaman begitu katanya," Ujar Mamanya. Mamanya pun mengaku tak menyangka jika anak bungsunya tersebut meninggal dunia di Ponpes.

Itu lah informasi mengenai Profil Ponpes Al Hanifiyah Kediri yang Santrinya Tewas Dianiaya. Semoga bermanfaat ya!

 

Baca juga:

Ramai belakangan ini mengenai kasus tewasnya santri di salah satu Pondok Pesantren akibat dianiaya oleh seniornya sendiri. Hal ini sangat....

Ramai belakangan ini mengenai kasus tewasnya santri di salah satu Pondok Pesantren akibat dianiaya oleh seniornya sendiri. Hal ini sangat disayangkan oleh masyarakat karena Pondok Pesantren yang seharusnya menjadi lembaga pendidikan, malah terdapat senioritas yang sangat tidak baik. Berikut Popmama.com membahas Profil Ponpes Al Hanifiyah Kediri yang Santrinya Tewas Dianiaya.

Profil Ponpes Al Hanifiyah Kediri yang Santrinya Tewas Dianiaya

Seorang santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Hanifiyah, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur berinisial BBM berusia 14 tahun meninggal dunia pada Jumat 23 Febuari 2024. Diduga dianiaya sesama santri. Santri asal Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi ini dipulangkan oleh pihak ponpes dalam keadaan tak bernyawa. 

Pengurus pondok pesantren yang mengantar jenazah sempat menyatakan korban tewas karena terpeleset. Namun, pihak keluarga pun menaruh curiga. Pasalnya, terdapat luka lebam pada tubuh korban. Sebab itu, pihak keluarga melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Glenmore pada Sabtu 24 Febuari lalu  untuk mengetahui penyebab kematian korban.

Kronologi Tewasnya Santri

Sekitar satu minggu sebelum tewas, santri BBM sempat meminta dijemput orang tuanya. Permintaan tersebut disampaikannya melalui pesan Whatsapp (WA) kepada sang Mama. Kepada sang Mama, korban mengaku ketakutan saat berada di pondok pesantren.

"Sini jemput bintang. Cepat ma ke sini. Aku takut ma, maaaa tolonggh. Sini cpettt jemput," kata korban yang disampaikan melalui tulisan pesan WA kepada sang Mama, sekitar seminggu sebelum tewas.

Menurut Mamanya, sang anak menyampaikan keinginan untuk pulang ke Banyuwangi sejak Senin 19 Febuari 2024. Bahkan, korban sempat melakukan video call. Meski demikian, buah hatinya itu tak menjelaskan dengan detail alasan mengapa ingin dijemput orangtuanya. Tapi sempat mengeluh sakit.

"Dia minta dijemput. Tak tanya alasannya kenapa, ndak disebutkan. Intinya minta dijemput, gitu," Ujar Mamanya setelah kejadian tersebut. Menanggapi pesan sang anak, Suyanti hanya memintanya bersabar untuk bertahan hingga bulan Ramadan. Mengingat, posisinya saat itu sedang berada di Bali untuk bekerja.

Ia pun meminta Bintang sang putra untuk membaca Al-Qur'an dan melaporkan kepada pengasuh pondok jika terjadi apa-apa. "Terus ketika mau saya jemput sehari setelahnya, katanya tidak usah. Sudah enak dan nyaman begitu katanya," Ujar Mamanya. Mamanya pun mengaku tak menyangka jika anak bungsunya tersebut meninggal dunia di Ponpes.

Itu lah informasi mengenai Profil Ponpes Al Hanifiyah Kediri yang Santrinya Tewas Dianiaya. Semoga bermanfaat ya!

 

Baca juga:

orangtua mending stop mikir pesantren sbg alat untuk disiplinin anak anak yg bandel deh. sedih banget liat kasus perundungan dan pelecehan yg banyaak muncul dr pesantren