Hai, Ma! Hari ini aku mau membahas tentang Sejarah dan Mitos Telaga Sarangan.
Sebelumnya, Mama tau nggak soal mitos Telaga Sarangan? Telaga Sarangan merupakan destinasi wisata alam yang berada di bawah kaki Gunung Lawu, tepatnya berada di Magetan, Jawa Timur. Buat Mama yang lagi pusing dengan ramainya perkotaan, bisa coba mengunjungi destinasi wisata satu ini karena dikenal memiliki pemandangan telaga yang asri dan sejuk.
Apalagi di tengahnya, terdapat pulau kecil misterius yang dilengkapi dengan pemandangan danau Telaga Sarangan. Airnya pun bersih dan jernih walaupun sedang berkabut. Nggak heran sih kalo suhu di Telaga Sarangan bisa dingin sekitar 15 sampai 20 derajat celcius.
Buat menikmati pemandangan Telaga Sarangan, Mama nggak perlu mengocek kantong terlalu dalam karena hanya 20 ribu rupiah aja Mama udah bisa menikmati pemandangan ini. Tapi, kalo Mama ingin naik speedboat atau menunggangi kuda maka perlu mengeluarkan uang sebesar 60 hingga 150 ribu rupiah.
Selain pemandangannya yang indah dan alami, Telaga Sarangan ternyata nggak luput dari cerita mitos yang beredar di kalangan masyarakat.
Biar nggak bikin penasaran, berikut Sejarah dan Mitos Telaga Sarangan yang sudah aku rangkum buat Mama:
Di dalam air telaga terdapat dua ekor naga raksasa yang menjadi awal terbentuknya Telaga Sarangan. Dulunya, ada sepasang suami istri bernama Kyai Jalilung dan Nyai Jalilung yang bekerja sebagai petani. Saat sedang bertani, Kyai merasa kelaparan dan pergi mencari makanan sendiri. Akhirnya, ia menemukan sebutir telur raksasa dan langsung dimakannya dengan lahap. Karena nggak abis dan tinggal separuh aja, Nyai langsung menghabiskan telur tersebut. Akan tetapi, keduanya merasa ada hal yang janggal karena tubuh mereka terasa panas dan gatal. Saking panas dan gatalnya, suami istri tersebut langsung mencemburkan diri ke dalam pancuran terdekat. Nggak lama kemudian, mereka berubah menjadi naga raksasa dan pancuran semakin melebar sampai terbentuk telaga seperti sekarang.
Nah, karena mitos tersebut ada beberapa ritual yang dilakukan untuk menghormati Kyai dan Nyai yang dinamakan tradisi "Festival Gebyar Labuhan Larung Tumpeng Sesaji". Tradisi ini dilaksanakan setiap tahunnya sekaligus memberikan ucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang telah diberikan. Hal ini dikarenakan mata pencaharian warga setempat bertani dan berkebun.
Selain itu, dijelaskan pula kalo nggak diperbolehkan pacaran di dekat Telaga Sarangan. Karena bisa aja terkena kutukan gaib dan menjadikan hubungan keduanya kandas di tengah jalan. Tapi, ada juga sih yang sampai menikah, tergantung dari niat masing-masing.
Itulah Sejarah dan Mitos Telaga Sarangan yang sudah aku rangkum dan perlu Mama ketahui. Semoga bermanfaat ya, Ma.
Hai, Ma! Hari ini aku mau membahas tentang Sejarah dan Mitos Telaga Sarangan.
Sebelumnya, Mama tau nggak soal mitos Telaga Sarangan? Telaga Sarangan merupakan destinasi wisata alam yang berada di bawah kaki Gunung Lawu, tepatnya berada di Magetan, Jawa Timur. Buat Mama yang lagi pusing dengan ramainya perkotaan, bisa coba mengunjungi destinasi wisata satu ini karena dikenal memiliki pemandangan telaga yang asri dan sejuk.
Apalagi di tengahnya, terdapat pulau kecil misterius yang dilengkapi dengan pemandangan danau Telaga Sarangan. Airnya pun bersih dan jernih walaupun sedang berkabut. Nggak heran sih kalo suhu di Telaga Sarangan bisa dingin sekitar 15 sampai 20 derajat celcius.
Buat menikmati pemandangan Telaga Sarangan, Mama nggak perlu mengocek kantong terlalu dalam karena hanya 20 ribu rupiah aja Mama udah bisa menikmati pemandangan ini. Tapi, kalo Mama ingin naik speedboat atau menunggangi kuda maka perlu mengeluarkan uang sebesar 60 hingga 150 ribu rupiah.
Selain pemandangannya yang indah dan alami, Telaga Sarangan ternyata nggak luput dari cerita mitos yang beredar di kalangan masyarakat.
Biar nggak bikin penasaran, berikut Sejarah dan Mitos Telaga Sarangan yang sudah aku rangkum buat Mama:
Di dalam air telaga terdapat dua ekor naga raksasa yang menjadi awal terbentuknya Telaga Sarangan. Dulunya, ada sepasang suami istri bernama Kyai Jalilung dan Nyai Jalilung yang bekerja sebagai petani. Saat sedang bertani, Kyai merasa kelaparan dan pergi mencari makanan sendiri. Akhirnya, ia menemukan sebutir telur raksasa dan langsung dimakannya dengan lahap. Karena nggak abis dan tinggal separuh aja, Nyai langsung menghabiskan telur tersebut. Akan tetapi, keduanya merasa ada hal yang janggal karena tubuh mereka terasa panas dan gatal. Saking panas dan gatalnya, suami istri tersebut langsung mencemburkan diri ke dalam pancuran terdekat. Nggak lama kemudian, mereka berubah menjadi naga raksasa dan pancuran semakin melebar sampai terbentuk telaga seperti sekarang.
Nah, karena mitos tersebut ada beberapa ritual yang dilakukan untuk menghormati Kyai dan Nyai yang dinamakan tradisi "Festival Gebyar Labuhan Larung Tumpeng Sesaji". Tradisi ini dilaksanakan setiap tahunnya sekaligus memberikan ucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang telah diberikan. Hal ini dikarenakan mata pencaharian warga setempat bertani dan berkebun.
Selain itu, dijelaskan pula kalo nggak diperbolehkan pacaran di dekat Telaga Sarangan. Karena bisa aja terkena kutukan gaib dan menjadikan hubungan keduanya kandas di tengah jalan. Tapi, ada juga sih yang sampai menikah, tergantung dari niat masing-masing.
Itulah Sejarah dan Mitos Telaga Sarangan yang sudah aku rangkum dan perlu Mama ketahui. Semoga bermanfaat ya, Ma.
Hai, Ma! Hari ini aku mau membahas tentang Sejarah dan Mitos Telaga Sarangan.
Sebelumnya, Mama tau nggak soal mitos Telaga Sarangan? Telaga Sarangan merupakan destinasi wisata alam yang berada di bawah kaki Gunung Lawu, tepatnya berada di Magetan, Jawa Timur. Buat Mama yang lagi pusing dengan ramainya perkotaan, bisa coba mengunjungi destinasi wisata satu ini karena dikenal memiliki pemandangan telaga yang asri dan sejuk.
Apalagi di tengahnya, terdapat pulau kecil misterius yang dilengkapi dengan pemandangan danau Telaga Sarangan. Airnya pun bersih dan jernih walaupun sedang berkabut. Nggak heran sih kalo suhu di Telaga Sarangan bisa dingin sekitar 15 sampai 20 derajat celcius.
Buat menikmati pemandangan Telaga Sarangan, Mama nggak perlu mengocek kantong terlalu dalam karena hanya 20 ribu rupiah aja Mama udah bisa menikmati pemandangan ini. Tapi, kalo Mama ingin naik speedboat atau menunggangi kuda maka perlu mengeluarkan uang sebesar 60 hingga 150 ribu rupiah.
Selain pemandangannya yang indah dan alami, Telaga Sarangan ternyata nggak luput dari cerita mitos yang beredar di kalangan masyarakat.
Biar nggak bikin penasaran, berikut Sejarah dan Mitos Telaga Sarangan yang sudah aku rangkum buat Mama:
Di dalam air telaga terdapat dua ekor naga raksasa yang menjadi awal terbentuknya Telaga Sarangan. Dulunya, ada sepasang suami istri bernama Kyai Jalilung dan Nyai Jalilung yang bekerja sebagai petani. Saat sedang bertani, Kyai merasa kelaparan dan pergi mencari makanan sendiri. Akhirnya, ia menemukan sebutir telur raksasa dan langsung dimakannya dengan lahap. Karena nggak abis dan tinggal separuh aja, Nyai langsung menghabiskan telur tersebut. Akan tetapi, keduanya merasa ada hal yang janggal karena tubuh mereka terasa panas dan gatal. Saking panas dan gatalnya, suami istri tersebut langsung mencemburkan diri ke dalam pancuran terdekat. Nggak lama kemudian, mereka berubah menjadi naga raksasa dan pancuran semakin melebar sampai terbentuk telaga seperti sekarang.
Nah, karena mitos tersebut ada beberapa ritual yang dilakukan untuk menghormati Kyai dan Nyai yang dinamakan tradisi "Festival Gebyar Labuhan Larung Tumpeng Sesaji". Tradisi ini dilaksanakan setiap tahunnya sekaligus memberikan ucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang telah diberikan. Hal ini dikarenakan mata pencaharian warga setempat bertani dan berkebun.
Selain itu, dijelaskan pula kalo nggak diperbolehkan pacaran di dekat Telaga Sarangan. Karena bisa aja terkena kutukan gaib dan menjadikan hubungan keduanya kandas di tengah jalan. Tapi, ada juga sih yang sampai menikah, tergantung dari niat masing-masing.
Itulah Sejarah dan Mitos Telaga Sarangan yang sudah aku rangkum dan perlu Mama ketahui. Semoga bermanfaat ya, Ma.
makasih mam udah share
Hai, Ma! Hari ini aku mau membahas tentang Sejarah dan Mitos Telaga Sarangan.
Sebelumnya, Mama tau nggak soal mitos Telaga Sarangan? Telaga Sarangan merupakan destinasi wisata alam yang berada di bawah kaki Gunung Lawu, tepatnya berada di Magetan, Jawa Timur. Buat Mama yang lagi pusing dengan ramainya perkotaan, bisa coba mengunjungi destinasi wisata satu ini karena dikenal memiliki pemandangan telaga yang asri dan sejuk.
Apalagi di tengahnya, terdapat pulau kecil misterius yang dilengkapi dengan pemandangan danau Telaga Sarangan. Airnya pun bersih dan jernih walaupun sedang berkabut. Nggak heran sih kalo suhu di Telaga Sarangan bisa dingin sekitar 15 sampai 20 derajat celcius.
Buat menikmati pemandangan Telaga Sarangan, Mama nggak perlu mengocek kantong terlalu dalam karena hanya 20 ribu rupiah aja Mama udah bisa menikmati pemandangan ini. Tapi, kalo Mama ingin naik speedboat atau menunggangi kuda maka perlu mengeluarkan uang sebesar 60 hingga 150 ribu rupiah.
Selain pemandangannya yang indah dan alami, Telaga Sarangan ternyata nggak luput dari cerita mitos yang beredar di kalangan masyarakat.
Biar nggak bikin penasaran, berikut Sejarah dan Mitos Telaga Sarangan yang sudah aku rangkum buat Mama:
Di dalam air telaga terdapat dua ekor naga raksasa yang menjadi awal terbentuknya Telaga Sarangan. Dulunya, ada sepasang suami istri bernama Kyai Jalilung dan Nyai Jalilung yang bekerja sebagai petani. Saat sedang bertani, Kyai merasa kelaparan dan pergi mencari makanan sendiri. Akhirnya, ia menemukan sebutir telur raksasa dan langsung dimakannya dengan lahap. Karena nggak abis dan tinggal separuh aja, Nyai langsung menghabiskan telur tersebut. Akan tetapi, keduanya merasa ada hal yang janggal karena tubuh mereka terasa panas dan gatal. Saking panas dan gatalnya, suami istri tersebut langsung mencemburkan diri ke dalam pancuran terdekat. Nggak lama kemudian, mereka berubah menjadi naga raksasa dan pancuran semakin melebar sampai terbentuk telaga seperti sekarang.
Nah, karena mitos tersebut ada beberapa ritual yang dilakukan untuk menghormati Kyai dan Nyai yang dinamakan tradisi "Festival Gebyar Labuhan Larung Tumpeng Sesaji". Tradisi ini dilaksanakan setiap tahunnya sekaligus memberikan ucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang telah diberikan. Hal ini dikarenakan mata pencaharian warga setempat bertani dan berkebun.
Selain itu, dijelaskan pula kalo nggak diperbolehkan pacaran di dekat Telaga Sarangan. Karena bisa aja terkena kutukan gaib dan menjadikan hubungan keduanya kandas di tengah jalan. Tapi, ada juga sih yang sampai menikah, tergantung dari niat masing-masing.
Itulah Sejarah dan Mitos Telaga Sarangan yang sudah aku rangkum dan perlu Mama ketahui. Semoga bermanfaat ya, Ma.
ini cerita legenda gitu ya
Hai, Ma! Hari ini aku mau membahas tentang Sejarah dan Mitos Telaga Sarangan.
Sebelumnya, Mama tau nggak soal mitos Telaga Sarangan? Telaga Sarangan merupakan destinasi wisata alam yang berada di bawah kaki Gunung Lawu, tepatnya berada di Magetan, Jawa Timur. Buat Mama yang lagi pusing dengan ramainya perkotaan, bisa coba mengunjungi destinasi wisata satu ini karena dikenal memiliki pemandangan telaga yang asri dan sejuk.
Apalagi di tengahnya, terdapat pulau kecil misterius yang dilengkapi dengan pemandangan danau Telaga Sarangan. Airnya pun bersih dan jernih walaupun sedang berkabut. Nggak heran sih kalo suhu di Telaga Sarangan bisa dingin sekitar 15 sampai 20 derajat celcius.
Buat menikmati pemandangan Telaga Sarangan, Mama nggak perlu mengocek kantong terlalu dalam karena hanya 20 ribu rupiah aja Mama udah bisa menikmati pemandangan ini. Tapi, kalo Mama ingin naik speedboat atau menunggangi kuda maka perlu mengeluarkan uang sebesar 60 hingga 150 ribu rupiah.
Selain pemandangannya yang indah dan alami, Telaga Sarangan ternyata nggak luput dari cerita mitos yang beredar di kalangan masyarakat.
Biar nggak bikin penasaran, berikut Sejarah dan Mitos Telaga Sarangan yang sudah aku rangkum buat Mama:
Di dalam air telaga terdapat dua ekor naga raksasa yang menjadi awal terbentuknya Telaga Sarangan. Dulunya, ada sepasang suami istri bernama Kyai Jalilung dan Nyai Jalilung yang bekerja sebagai petani. Saat sedang bertani, Kyai merasa kelaparan dan pergi mencari makanan sendiri. Akhirnya, ia menemukan sebutir telur raksasa dan langsung dimakannya dengan lahap. Karena nggak abis dan tinggal separuh aja, Nyai langsung menghabiskan telur tersebut. Akan tetapi, keduanya merasa ada hal yang janggal karena tubuh mereka terasa panas dan gatal. Saking panas dan gatalnya, suami istri tersebut langsung mencemburkan diri ke dalam pancuran terdekat. Nggak lama kemudian, mereka berubah menjadi naga raksasa dan pancuran semakin melebar sampai terbentuk telaga seperti sekarang.
Nah, karena mitos tersebut ada beberapa ritual yang dilakukan untuk menghormati Kyai dan Nyai yang dinamakan tradisi "Festival Gebyar Labuhan Larung Tumpeng Sesaji". Tradisi ini dilaksanakan setiap tahunnya sekaligus memberikan ucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang telah diberikan. Hal ini dikarenakan mata pencaharian warga setempat bertani dan berkebun.
Selain itu, dijelaskan pula kalo nggak diperbolehkan pacaran di dekat Telaga Sarangan. Karena bisa aja terkena kutukan gaib dan menjadikan hubungan keduanya kandas di tengah jalan. Tapi, ada juga sih yang sampai menikah, tergantung dari niat masing-masing.
Itulah Sejarah dan Mitos Telaga Sarangan yang sudah aku rangkum dan perlu Mama ketahui. Semoga bermanfaat ya, Ma.
makasih ma udah share
Hai, Ma! Hari ini aku mau membahas tentang Sejarah dan Mitos Telaga Sarangan.
Sebelumnya, Mama tau nggak soal mitos Telaga Sarangan? Telaga Sarangan merupakan destinasi wisata alam yang berada di bawah kaki Gunung Lawu, tepatnya berada di Magetan, Jawa Timur. Buat Mama yang lagi pusing dengan ramainya perkotaan, bisa coba mengunjungi destinasi wisata satu ini karena dikenal memiliki pemandangan telaga yang asri dan sejuk.
Apalagi di tengahnya, terdapat pulau kecil misterius yang dilengkapi dengan pemandangan danau Telaga Sarangan. Airnya pun bersih dan jernih walaupun sedang berkabut. Nggak heran sih kalo suhu di Telaga Sarangan bisa dingin sekitar 15 sampai 20 derajat celcius.
Buat menikmati pemandangan Telaga Sarangan, Mama nggak perlu mengocek kantong terlalu dalam karena hanya 20 ribu rupiah aja Mama udah bisa menikmati pemandangan ini. Tapi, kalo Mama ingin naik speedboat atau menunggangi kuda maka perlu mengeluarkan uang sebesar 60 hingga 150 ribu rupiah.
Selain pemandangannya yang indah dan alami, Telaga Sarangan ternyata nggak luput dari cerita mitos yang beredar di kalangan masyarakat.
Biar nggak bikin penasaran, berikut Sejarah dan Mitos Telaga Sarangan yang sudah aku rangkum buat Mama:
Di dalam air telaga terdapat dua ekor naga raksasa yang menjadi awal terbentuknya Telaga Sarangan. Dulunya, ada sepasang suami istri bernama Kyai Jalilung dan Nyai Jalilung yang bekerja sebagai petani. Saat sedang bertani, Kyai merasa kelaparan dan pergi mencari makanan sendiri. Akhirnya, ia menemukan sebutir telur raksasa dan langsung dimakannya dengan lahap. Karena nggak abis dan tinggal separuh aja, Nyai langsung menghabiskan telur tersebut. Akan tetapi, keduanya merasa ada hal yang janggal karena tubuh mereka terasa panas dan gatal. Saking panas dan gatalnya, suami istri tersebut langsung mencemburkan diri ke dalam pancuran terdekat. Nggak lama kemudian, mereka berubah menjadi naga raksasa dan pancuran semakin melebar sampai terbentuk telaga seperti sekarang.
Nah, karena mitos tersebut ada beberapa ritual yang dilakukan untuk menghormati Kyai dan Nyai yang dinamakan tradisi "Festival Gebyar Labuhan Larung Tumpeng Sesaji". Tradisi ini dilaksanakan setiap tahunnya sekaligus memberikan ucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang telah diberikan. Hal ini dikarenakan mata pencaharian warga setempat bertani dan berkebun.
Selain itu, dijelaskan pula kalo nggak diperbolehkan pacaran di dekat Telaga Sarangan. Karena bisa aja terkena kutukan gaib dan menjadikan hubungan keduanya kandas di tengah jalan. Tapi, ada juga sih yang sampai menikah, tergantung dari niat masing-masing.
Itulah Sejarah dan Mitos Telaga Sarangan yang sudah aku rangkum dan perlu Mama ketahui. Semoga bermanfaat ya, Ma.
wah juga yaa mitos sejarahnya
makasih ma udah share