Sejarah Hari Juang Kartika TNI AD dan Latar Belakangnya

group-image

Sejarah Hari Juang Kartika TNI AD dan Latar Belakangnya. Tentara merupakan salah satu instansi negara yang memiliki rasa juang tinggi. Tentara menjadi garda terdepan negara Indonesia dalam menjaga keamanan serta kedaulatan negara. Tentara sudah ada sejak jaman kolonial, di mana tentara itu sendiri merupakan pasukan yang membasmi para penjajah di Indonesia dan berjuang sampai mengehembuskan napas. Dengan rasa juangnya yang besar ini, kamu udah tau belom kalo TNI punya hari juang Kartika? Kalo belom, yuk simak!

Sejarah Hari Juang Kartika TNI AD serta Latar Belakang

Seperti yang disebutkan sebelumnya, Hari Juang Kartika TNI AD diperingati untuk mengenang momen Pertempuran Ambarawa Kala itu, terjadi pertempuran antara pasukan TKR yang didukung oleh rakyat Indonesia melawan pasukan Sekutu Inggris di Ambarawa. Letak Ambarawa yang strategis menjadi alasan kota ini diperebutkan.

Apabila Ambarawa jatuh ke tangan Inggris, Yogyakarta dan Surakarta menjadi sasaran daerah selanjutnya. Pertempuran bermula pada 20 Oktober 1945, ketika Brigade Artileri dari Divisi India ke-23 atau militer Inggris mendarat di Semarang, Jawa Tengah yang dipimpin oleh Brigadir Bethell.

Sejarah Hari Juang Kartika TNI AD dan Latar Belakangnya. Oleh pihak Indonesia, Bethell diperbolehkan untuk mengurus pelucutan pasukan Jepang. Selain itu, Bethell juga diizinkan untuk mengevakuasi 19.000 interniran Sekutu (APW) yang berada di Kamp Banyu Biru Ambarawa dan Magelang. Akan tetapi, ternyata, kedatangan mereka ini diboncengi oleh orang-orang NICA atau Pemerintahan Sipil Hindia Belanda.

Mereka kemudian mempersenjatai para tawanan Jepang. Kemudian pada 26 Oktober 1945, insiden pecah di Magelang. Pertempuran berlanjut antara TKR dengan tentara Inggris. Namun, pada 2 November 1945, pertempuran sempat terhenti setelah kedatangan Presiden Soekarno dan Brigadir Bethell di Magelang. Mereka berunding untuk melakukan gencatan senjata.

- Hasil dari perundingan itu adalah: 

  • Pihak Inggris tetap menempatkan pasukannya di Magelang untuk melakukan kewajibannya melindungi dan mengurus evakuasi APW
  • Jalan raya Magelang-Ambarawa terbuka bagi lalu lintas Indonesia dan Inggris
  • Inggris tidak akan mengakui aktivitas NICA dalam badan-badan yang berada di bawah kekuasaannya.
     

Pertempuran memuncak pada 20 November 1945 di Ambarawa. Lalu, pada 21 November 1945, pasukan Inggris yang berada di Magelang ditarik ke Ambarawa dan dilindungi oleh pesawat-pesawat udara. Sampai 22 November 1945, pertempuran semakin berkecamuk ketika pasukan Inggris mengebom kampung-kampung di sekitar Ambarawa.

Empat hari berselang, pada 26 November 1945, salah satu pimpinan pasukan Indonesia harus gugur, yaitu Letnan Kolonel Isdiman, pemimpin pasukan asal Purwokerto. Posisi Isdiman kemudian digantikan oleh Jenderal Soedirman. Semenjak Soedirman mengambil alih pasukan, situasi pertempuran berubah semakin menguntungkan pihak TKR. Lebih lanjut, pada 5 Desember 1945, musuh berhasil terusir dari Desa Banyubiru.

Pada 11 Desember 1945, Kolonel Soedirman mengadakan perundingan. Dari perundingan itu didapatkan informasi bahwa kondisi musuh sudah terjepit, sehingga TKR memutuskan untuk menggencarkan serangan mereka. Pada 12 Desember 1945, pasukan TKR mulai bergerak menuju ke target mereka masing-masing. Hanya dalam 1,5 jam, pasukan TKR berhasil mengepung musuh di kota.


Kota Ambarawa dikepung selama empat hari empat malam. Karena posisi Inggris semakin terdesak, pada akhirnya mereka memutuskan untuk meninggalkan Kota Ambarawa dan mundur ke Semarang, Jawa Tengah, pada 15 Desember 1945.

Dengan demikian, pasukan TKR berhasil memenangkan Pertempuran Ambarawa. Untuk mengenang perjuangan pasukan TNI AD dalam Pertempuran Ambarawa, pada 15 Desember diperingati sebagai Hari Juang Kartika TNI AD atau Hari Infanteri.


 

Itu lah informasi mengenai Sejarah Hari Juang Kartika TNI AD dan Latar Belakangnya. Semoga bermanfaat!

 

 

Baca juga: