Holla Ma, Kira kira Mama kepo gak sih Siapa Sarjana Pertama di Indonesia? Peraih gelar sarjana pertama di Indonesia merupakan sosok yang cukup ternama Lho!. Penasaran dengan sosok nya? Yuk simak siapa sarjana pertama di Indonesia.
Siapa Sarjana Pertama di Indonesia?
Sosok ini meraih gelar sarjana pertama di Indonesia dengan mengejar pendidikan tingginya di Belanda. Dia mengejar pendidikan tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan masyarakat Indonesia.
Beberapa tahun setelah menyelesaikan studinya, dia kembali ke Indonesia dan aktif sebagai seorang guru. Prestasinya dalam meraih gelar sarjana pertama sering dihargai, terutama pada peringatan Hari Sarjana Indonesia yang dirayakan pada tanggal 29 September.
Raden Mas Panji Sosrokartono, Peraih Sarjana pertama di Indonesia
Drs. Raden Mas Panji Sosrokartono, seorang pria yang lahir di Mayong, Jepara, memiliki hubungan keluarga dengan pahlawan emansipasi perempuan, R.A. Kartini, dan merupakan anak dari Bupati Jepara, Adipati Ario Sosroningrat.
Kartono, yang akrab dipanggil dengan nama Kartono, memperoleh kesempatan langka bagi orang pribumi pada zamannya, yaitu kesempatan untuk mengejar pendidikan tinggi. Dia memulai pendidikannya di Belanda, diawali dengan belajar di Sekolah Tinggi Teknik. Namun, dia kemudian beralih ke Fakultas Sastra Timur di Universitas Leiden, Belanda.
Setelah menjalani beberapa tahun pendidikan tinggi, Kartono berhasil lulus dengan gelar Docterandus in de Oostersche Talen (Sarjana dalam Bahasa-Bahasa Timur) dengan predikat summa cum laude.
Sosok intelektual pribumi ini juga terkenal karena kemampuan bahasanya yang luar biasa. Dia memiliki pemahaman yang sangat baik terhadap berbagai bahasa, dengan total 37 bahasa yang dia kuasai. Dari jumlah tersebut, 17 bahasa merupakan bahasa Eropa, 9 bahasa berasal dari wilayah Timur, dan 11 bahasa merupakan bahasa daerah. Wah keren banget kan?
Perjalanan Karier
Setelah menyelesaikan studinya, Kartono memulai kariernya sebagai wartawan perang untuk New York Herald selama Perang Dunia I. Selain itu, dia juga bekerja sebagai penerjemah di berbagai tempat, termasuk di Wina, Austria, di Kedutaan Besar Prancis di Den Haag, Belanda, dan di Liga Bangsa-Bangsa di Jenewa.
Setelah mendapatkan pengalaman yang berharga di dunia internasional, Kartono akhirnya memutuskan untuk kembali ke Tanah Air.
Ketika Kartono kembali ke Tanah Air, Pemerintah Belanda menawarkannya berbagai posisi yang menggiurkan. Namun, ia menolak tawaran-tawaran tersebut dan memilih untuk mengabdikan diri dengan mengurus Nationale Middelbare School atas amanah dari Ki Hajar Dewantara.
Tindakan Kartono ini dianggap sebagai simbol kebangkitan intelektual masyarakat Jawa, bahkan seluruh Indonesia. Perjuangannya dalam meraih pendidikan dan berkomitmen untuk menyebarkan ilmu pengetahuan patut menjadi contoh yang diikuti, terutama oleh generasi penerus.
Nah, itu adalah sosok siapa sarjana pertama di Indonesia?. Semoga bermanfaat ya!
Baca Juga :
Holla Ma, Kira kira Mama kepo gak sih Siapa Sarjana Pertama di Indonesia? Peraih gelar sarjana pertama di Indonesia merupakan sosok yang cukup ternama Lho!. Penasaran dengan sosok nya? Yuk simak siapa sarjana pertama di Indonesia.
Siapa Sarjana Pertama di Indonesia?
Sosok ini meraih gelar sarjana pertama di Indonesia dengan mengejar pendidikan tingginya di Belanda. Dia mengejar pendidikan tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan masyarakat Indonesia.
Beberapa tahun setelah menyelesaikan studinya, dia kembali ke Indonesia dan aktif sebagai seorang guru. Prestasinya dalam meraih gelar sarjana pertama sering dihargai, terutama pada peringatan Hari Sarjana Indonesia yang dirayakan pada tanggal 29 September.
Raden Mas Panji Sosrokartono, Peraih Sarjana pertama di Indonesia
Drs. Raden Mas Panji Sosrokartono, seorang pria yang lahir di Mayong, Jepara, memiliki hubungan keluarga dengan pahlawan emansipasi perempuan, R.A. Kartini, dan merupakan anak dari Bupati Jepara, Adipati Ario Sosroningrat.
Kartono, yang akrab dipanggil dengan nama Kartono, memperoleh kesempatan langka bagi orang pribumi pada zamannya, yaitu kesempatan untuk mengejar pendidikan tinggi. Dia memulai pendidikannya di Belanda, diawali dengan belajar di Sekolah Tinggi Teknik. Namun, dia kemudian beralih ke Fakultas Sastra Timur di Universitas Leiden, Belanda.
Setelah menjalani beberapa tahun pendidikan tinggi, Kartono berhasil lulus dengan gelar Docterandus in de Oostersche Talen (Sarjana dalam Bahasa-Bahasa Timur) dengan predikat summa cum laude.
Sosok intelektual pribumi ini juga terkenal karena kemampuan bahasanya yang luar biasa. Dia memiliki pemahaman yang sangat baik terhadap berbagai bahasa, dengan total 37 bahasa yang dia kuasai. Dari jumlah tersebut, 17 bahasa merupakan bahasa Eropa, 9 bahasa berasal dari wilayah Timur, dan 11 bahasa merupakan bahasa daerah. Wah keren banget kan?
Perjalanan Karier
Setelah menyelesaikan studinya, Kartono memulai kariernya sebagai wartawan perang untuk New York Herald selama Perang Dunia I. Selain itu, dia juga bekerja sebagai penerjemah di berbagai tempat, termasuk di Wina, Austria, di Kedutaan Besar Prancis di Den Haag, Belanda, dan di Liga Bangsa-Bangsa di Jenewa.
Setelah mendapatkan pengalaman yang berharga di dunia internasional, Kartono akhirnya memutuskan untuk kembali ke Tanah Air.
Ketika Kartono kembali ke Tanah Air, Pemerintah Belanda menawarkannya berbagai posisi yang menggiurkan. Namun, ia menolak tawaran-tawaran tersebut dan memilih untuk mengabdikan diri dengan mengurus Nationale Middelbare School atas amanah dari Ki Hajar Dewantara.
Tindakan Kartono ini dianggap sebagai simbol kebangkitan intelektual masyarakat Jawa, bahkan seluruh Indonesia. Perjuangannya dalam meraih pendidikan dan berkomitmen untuk menyebarkan ilmu pengetahuan patut menjadi contoh yang diikuti, terutama oleh generasi penerus.
Nah, itu adalah sosok siapa sarjana pertama di Indonesia?. Semoga bermanfaat ya!
Baca Juga :
MAKASIHHH INFO NYA 😍😍