Hi, Ma! Dalam adat istiadat Jawa biasanya ada istilah yang disebut puasa mutih yang sudah ada turun-temurun. Biasanya hal ini dilakukan oleh calon pengantin dalam rangka membersihkan diri sebelum melangsungkan pernikahan.
Mau tau lebih lanjut mengenai Pengalaman Puasa Mutih, Begini Caranya? Pilihan yang tepat untuk tetap berada di halaman ini.
Simak ulasan selengkapnya mengenai Pengalaman Puasa Mutih, Begini Caranya di bawah ini!
Pengertian puasa mutih
Puasa mutih atau mutih merupakan salah satu tradisi khas Indonesia berupa membersihkan diri dengan cara merubah pola makan, seperti hanya mengkonsumsi nasi putih saja tanpa garam, gula, dan tambahan bumbu lain selama periode waktu tertentu. Ada yang melakukannya selama 1 minggu hingga 40 hari lamanya.
Manfaat puasa mutih
Biasanya tradisi dilakukan oleh seseorang yang memiliki tujuan tertentu, salah satunya pernikahan. Selain itu, puasa mutih memiliki manfaat lainya, seperti:
Niat puasa mutih
Sebagai bagian dari tradisi masyarakat Jawa kuno, bacaan niat puasa mutih tentu disesuaikan dengan bahasa Jawa dan bukan menggunakan bahasa Arab. Selain itu, waktu membaca niat puasa ini adalah setelah melaksanakan sholat isya dan sebelum fajar. Adapun bacaan niat puasa mutih adalah sebagai berikut.
Niat ingsun puasa mutih supaya putih bathinku, putih badanku, putih kaya dining banyu suci karena Allah Ta’ala.
Artinya: “ Saya niat puasa mutih supaya putih batinku, putih badanku, putih seperti air suci karena Allah Ta’ala.”
Doa puasa mutih
Berdoalah memohon ampunan kepada Allah SWT, serta sampaikan keinginan atau hal-hal yang menjadi hajatmu. Bisa juga membaca doa berikut,
Allahumma Innaka 'afuwwun tuhibbul'afwa fa'fu 'annii
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf suka memberi maaf, maka maafkanlah aku.
Tata cara puasa mutih
Dikutip dari buku Menyatu Diri dengan Ilahi karya K.H. Muhammad Sholikhin (2010:272) mengenai tata cara puasa mutih, sebagai berikut
Waktu yang baik untuk puasa mutih
Puasa mutih dilaksanakan lebih lama dari 24 jam. Biasanya selama dua atau tiga hari dan seterusnya. Waktu pelaksanaanya pun tergantung dari kehendak guru masing-masing. Jadi, sebaiknya konsultasikan dengan guru masing-masing dan menaati semua aturannya.
Nah, itulah tadi ulasan singkat mengenai Pengalaman Puasa Mutih, Begini Caranya. Semoga bermanfaat!
Hi, Ma! Dalam adat istiadat Jawa biasanya ada istilah yang disebut puasa mutih yang sudah ada turun-temurun. Biasanya hal ini dilakukan oleh calon pengantin dalam rangka membersihkan diri sebelum melangsungkan pernikahan.
Mau tau lebih lanjut mengenai Pengalaman Puasa Mutih, Begini Caranya? Pilihan yang tepat untuk tetap berada di halaman ini.
Simak ulasan selengkapnya mengenai Pengalaman Puasa Mutih, Begini Caranya di bawah ini!
Pengertian puasa mutih
Puasa mutih atau mutih merupakan salah satu tradisi khas Indonesia berupa membersihkan diri dengan cara merubah pola makan, seperti hanya mengkonsumsi nasi putih saja tanpa garam, gula, dan tambahan bumbu lain selama periode waktu tertentu. Ada yang melakukannya selama 1 minggu hingga 40 hari lamanya.
Manfaat puasa mutih
Biasanya tradisi dilakukan oleh seseorang yang memiliki tujuan tertentu, salah satunya pernikahan. Selain itu, puasa mutih memiliki manfaat lainya, seperti:
Niat puasa mutih
Sebagai bagian dari tradisi masyarakat Jawa kuno, bacaan niat puasa mutih tentu disesuaikan dengan bahasa Jawa dan bukan menggunakan bahasa Arab. Selain itu, waktu membaca niat puasa ini adalah setelah melaksanakan sholat isya dan sebelum fajar. Adapun bacaan niat puasa mutih adalah sebagai berikut.
Niat ingsun puasa mutih supaya putih bathinku, putih badanku, putih kaya dining banyu suci karena Allah Ta’ala.
Artinya: “ Saya niat puasa mutih supaya putih batinku, putih badanku, putih seperti air suci karena Allah Ta’ala.”
Doa puasa mutih
Berdoalah memohon ampunan kepada Allah SWT, serta sampaikan keinginan atau hal-hal yang menjadi hajatmu. Bisa juga membaca doa berikut,
Allahumma Innaka 'afuwwun tuhibbul'afwa fa'fu 'annii
Artinya: Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf suka memberi maaf, maka maafkanlah aku.
Tata cara puasa mutih
Dikutip dari buku Menyatu Diri dengan Ilahi karya K.H. Muhammad Sholikhin (2010:272) mengenai tata cara puasa mutih, sebagai berikut
Waktu yang baik untuk puasa mutih
Puasa mutih dilaksanakan lebih lama dari 24 jam. Biasanya selama dua atau tiga hari dan seterusnya. Waktu pelaksanaanya pun tergantung dari kehendak guru masing-masing. Jadi, sebaiknya konsultasikan dengan guru masing-masing dan menaati semua aturannya.
Nah, itulah tadi ulasan singkat mengenai Pengalaman Puasa Mutih, Begini Caranya. Semoga bermanfaat!
tradisi yang masih dilakukan sebelum pernikahan. terima kasih infonya.