Bolehkah Ibu Hamil Naik Pesawat?
Halo, Mama! Bingung sedang menjalani kehamilan, tapi takut naik kendaraan di udara? Sebetulnya, Bolehkah Ibu Hamil Naik Pesawat? Boleh-boleh saja ya Ma, asalkan memerhatikan beberapa faktor penting berikut ini. Yuk kita bahas bersama-sama!
Ibu Hamil Naik Pesawat, Aman Nggak Sih?
Sebelum merencanakan perjalanan udara, ibu hamil sebaiknya berkonsultasi dengan dokter kandungan atau bidan. Dokter akan menilai kondisi kesehatan ibu hamil, usia kehamilan, dan faktor-faktor lainnya untuk menentukan apakah perjalanan udara aman dilakukan.
Beberapa maskapai penerbangan memiliki kebijakan terkait usia kehamilan untuk naik pesawat. Umumnya, mereka membatasi perjalanan untuk ibu hamil dengan usia kehamilan tertentu, misalnya setelah 28 minggu atau 32 minggu kehamilan tergantung pada maskapai.
Perjalanan udara dapat meningkatkan risiko terjadinya trombosis vena dalam (deep vein thrombosis, DVT) karena posisi duduk yang lama. Ini juga perlu dipertimbangkan oleh ibu hamil. Disarankan untuk bergerak secara teratur, melakukan peregangan, dan memakai kaus kaki kompresi untuk mengurangi risiko tersebut.
Risiko Naik Pesawat bagi Ibu Hamil
1. Trombosis Vena Dalam (DVT)
Naik pesawat bisa meningkatkan risiko terjadinya trombosis vena dalam (DVT) karena posisi duduk yang lama dan perubahan tekanan udara. DVT adalah pembekuan darah yang terjadi di dalam vena dalam, terutama pada kaki.
2. Dehidrasi
Udara kabin pesawat biasanya kering, yang dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi dapat memperburuk gejala seperti mual dan pusing pada ibu hamil.
3. Ketidaknyamanan
Perjalanan udara dapat membuat ibu hamil merasa tidak nyaman karena posisi duduk yang terbatas, perubahan tekanan udara, dan pergerakan pesawat.
4. Stres Emosional
Beberapa ibu hamil mungkin mengalami stres atau kekhawatiran selama perjalanan udara, terutama jika mereka memiliki masalah kesehatan atau kehamilan risiko tinggi.
Tips Aman Naik Pesawat bagi Ibu Hamil
- Konsultasi dengan Dokter: Sebelum melakukan perjalanan udara, konsultasikan dengan dokter kandungan atau bidan Anda. Dokter dapat memberikan nasihat yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda dan usia kehamilan.
- Pilih Waktu Perjalanan yang Tepat: Biasanya, trimester kedua kehamilan (antara 14 hingga 27 minggu) dianggap sebagai waktu yang paling aman untuk melakukan perjalanan udara. Pada trimester pertama dan terakhir, ada risiko yang lebih tinggi dan perlu dipertimbangkan dengan hati-hati.
- Gerakan dan Peregangan: Selama penerbangan, bergeraklah secara teratur di tempat duduk untuk mengurangi risiko trombosis vena dalam. Lakukan peregangan kaki dan pergelangan tangan secara teratur.
- Minum Air Secukupnya: Pastikan untuk tetap terhidrasi dengan minum air secukupnya selama perjalanan udara. Hindari minuman beralkohol dan kafein yang dapat menyebabkan dehidrasi.
- Gunakan Kaus Kaki Kompresi: Kaus kaki kompresi dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan mengurangi risiko pembekuan darah.
- Pilih Tempat Duduk yang Nyaman: Pilihlah tempat duduk yang nyaman, idealnya dengan ruang kaki yang cukup untuk melakukan gerakan ringan.
- Bawa Dokumen Penting: Pastikan membawa semua dokumen medis dan informasi kehamilan yang mungkin diperlukan selama perjalanan.
- Pertimbangkan Masker: Karena udara kabin pesawat sering kali kering dan kurang bersih, pertimbangkan untuk menggunakan masker wajah untuk membantu melindungi dari infeksi dan menjaga kelembapan udara yang dihirup.
Dengan memperhatikan tips di atas dan berkonsultasi dengan dokter sebelumnya, ibu hamil dapat melakukan perjalanan udara dengan lebih aman dan nyaman. Namun, jika Mama memiliki kondisi kehamilan khusus atau risiko yang lebih tinggi, pertimbangkan untuk menunda atau membatasi perjalanan udara sampai setelah kelahiran. Kini Mama tidak bertanya-tanya lagi kan, Bolehkah Ibu Hamil Naik Pesawat? Semoga informasinya bermanfaat ya Ma!
Kalo misalkan pas naik tiba - tiba merasa sakit DVT, apa yang harus di lakuin ya?
Ini aku kutip ya Ma dari artikel
Tips mengurangi risiko DVT saat penerbangan
- Mengubah posisi kaki, menggerakkan, dan meregangkan kaki secara teratur saat duduk (minimal 5-10 menit setiap 1-2 jam sekali).
- Jika kondisi memungkinkan, berdiri dan berjalan sepanjang aisle (lorong) atau pergi ke toilet.
- Hindari menyilangkan tungkai bawah pada pergelangan kaki atau lutut.
- Cukup minum (air, jus, susu), kurangi minuman beralkohol dan kafein selama penerbangan.
- Gunakan pakaian yang nyaman (tidak ketat).
- Bisa juga dengan menggunakan stocking.
WOW, MAKASIH BANYAK YA MA.
Ini aku kutip ya Ma dari artikel
Tips mengurangi risiko DVT saat penerbangan