- Beranda
- Semua Grup
- Pregnancy
- Rencana dan Kehamilan
- Mitos atau Fakta Ibu Hamil Tidak Boleh Makan Sate?
Mitos atau Fakta Ibu Hamil Tidak Boleh Makan Sate?
Pada saat program kehamilan, Mama harus menjaga pola hidup dan mengonsumsi makannan yang bergizi. Akan tetapi, pasti di satu waktu Mama menginginkan ataupun ngidam makanan tertentu, salah satunya sate.
Sate merupakan makanan yang berasal dari Jawa dan dapat ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia. Sate berupa makanan yang terbuat dari potongan daging kecil-kecil dan ditusuk menggunakan lidi daun kelapa maupun bambu yang setelah itu dipanggang di atas bara arang.
Namun, pada saat hamil terdapat kepercayaan yang melarang Mama untuk mengonsumsi sate. Lantas, apa alasannya ya? Mitos atau Fakta Ibu Hamil Tidak Boleh Makan Sate? Simak lengkapnya di bawah ini, yuk!
Mitos atau Fakta Ibu Hamil Tidak Boleh Makan Sate?
Pada saat hamil, memang sebaiknya Mama harus waspada dan memilih makanan yang baik untuk dikonsumsi dan tidak. Hal ini dikarenakan makanan yang akan dimakan oleh Mama merupakan sumber protein bagi si Kecil juga.
Lantas, apakah boleh mengonsumsi sate pada saat hamil?
Tentu saja boleh dong, Ma! Beberapa penelitian mengatakan bahwa makan sate saat hamil diperbolehkan. Dengan catatan, satai dimakan tidak berlebihan dan proses pengolahan dagingnya harus diperhatikan.
Mengapa demikian? Daging sapi, ayam, ataupun kambing yang dijadikan sate jika tidak dimasak sampai matang sempurna, masih akan meninggalkan toksoplasma ataupun bakteri berbahaya lainnya.
Hal ini sangatlah penting untuk diperhatikan Mama karena dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan.
Untuk mengetahui tingkat kematangan sate yang akan Mama makan, coba lepaskan sate dari tusukannya dan lihat apabila ada bagian yang masih terlihat merah atau merah muda. Jika masih ada, maka tandanya sate tersebut belum sepenuhnya matang dan Anda sebaiknya tidak mengonsumsinya.
Mama juga dapat mengecek tingkat kematangan dengan cara menekan daging dan melihat cairan yang keluar. Jika bening, maka daging sudah matang sempurna. Namun kalau masih merah muda, itu artinya bagian tengahnya belum sepenuhnya matang.
Risiko mengonsumsi sate yang tidak diolah dengan benar
1. Toksoplasma
Toksoplasmosis adalah penyakit infeksi akibat parasit protozoa Toxoplasma gondii. Sering kali, protozoa ini berada di daging yang belum matang.
Janin yang terpapar parasit penyebab toksoplasmosis berisiko mengalami kerusakan otak. Penyakit ini juga meningkatkan potensi keguguran.
2. Keracunan bakteri
Daging yang kurang matang bisa mengandung bakteri yang bisa menyebabkan keracunan makanan, seperti Salmonella, E.Coli, dan Campylobacter.
Bakteri tersebut dapat dihilangkan dengan adanya pemanasan yang sempurna. Itulah mengapa jika kamu mengonsumsi daging harus diolah sampai matang sempurna.
3. Listeria
Listeria merupakan infeksi serius akibat mengonsumsi maknaan yang terkontaminasi oleh bakteri Listeria Monocytogenes.
Infeksi bakteri listeria dapat menyebabkan gejala, berupa demam, nyeri otot, mual, dan diare. Satu-satunya cara membunuh bakteri ini adalah dengan memasak makanan hingga matang atau melalui proses pasteurisasi.
Cara mengolah daging sate yang benar
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah menangani daging mentah ataupun sebelum makan.
- Daging beku dari freezer harus dicairkan dengan suhu ruangan terlebih dulu sebelum dimasak.
- Saat menyiapkan satai, pisahkan daging mentah dari makanan lainnya yang tidak perlu diolah bersama, seperti nasi dan sayuran.
- Jangan meletakkan makanan yang sudah matang di atas piring atau permukaan yang telah digunakan untuk daging mentah.
- Ketika memasak, pastikan daging tidak berwarna merah muda di bagian tengahnya. Daging berwarna agak merah atau merah jambu, artinya belum matang. Daging yang matang warnanya putih hingga bagian dalamnya.
- Satai harus dipanggang bolak-balik agar matang secara merata.
- Saus yang sudah digunakan pada daging mentah, jangan digunakan untuk satai yang sudah matang.
Itu dia Mitos atau Fakta Ibu Hamil Tidak Boleh Makan Sate? beserta cara mengonsumsi sate dengan benar untuk Mama yang masih menjalani program kehamilan. Semoga bermanfaat!
Baca juga :
Pada saat program kehamilan, Mama harus menjaga pola hidup dan mengonsumsi makannan yang bergizi. Akan tetapi, pasti di satu waktu Mama menginginkan ataupun ngidam makanan tertentu, salah satunya sate.
Sate merupakan makanan yang berasal dari Jawa dan dapat ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia. Sate berupa makanan yang terbuat dari potongan daging kecil-kecil dan ditusuk menggunakan lidi daun kelapa maupun bambu yang setelah itu dipanggang di atas bara arang.
Namun, pada saat hamil terdapat kepercayaan yang melarang Mama untuk mengonsumsi sate. Lantas, apa alasannya ya? Mitos atau Fakta Ibu Hamil Tidak Boleh Makan Sate? Simak lengkapnya di bawah ini, yuk!
Mitos atau Fakta Ibu Hamil Tidak Boleh Makan Sate?
Pada saat hamil, memang sebaiknya Mama harus waspada dan memilih makanan yang baik untuk dikonsumsi dan tidak. Hal ini dikarenakan makanan yang akan dimakan oleh Mama merupakan sumber protein bagi si Kecil juga.
Lantas, apakah boleh mengonsumsi sate pada saat hamil?
Tentu saja boleh dong, Ma! Beberapa penelitian mengatakan bahwa makan sate saat hamil diperbolehkan. Dengan catatan, satai dimakan tidak berlebihan dan proses pengolahan dagingnya harus diperhatikan.
Mengapa demikian? Daging sapi, ayam, ataupun kambing yang dijadikan sate jika tidak dimasak sampai matang sempurna, masih akan meninggalkan toksoplasma ataupun bakteri berbahaya lainnya.
Hal ini sangatlah penting untuk diperhatikan Mama karena dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi dalam kandungan.
Untuk mengetahui tingkat kematangan sate yang akan Mama makan, coba lepaskan sate dari tusukannya dan lihat apabila ada bagian yang masih terlihat merah atau merah muda. Jika masih ada, maka tandanya sate tersebut belum sepenuhnya matang dan Anda sebaiknya tidak mengonsumsinya.
Mama juga dapat mengecek tingkat kematangan dengan cara menekan daging dan melihat cairan yang keluar. Jika bening, maka daging sudah matang sempurna. Namun kalau masih merah muda, itu artinya bagian tengahnya belum sepenuhnya matang.
Risiko mengonsumsi sate yang tidak diolah dengan benar
1. Toksoplasma
Toksoplasmosis adalah penyakit infeksi akibat parasit protozoa Toxoplasma gondii. Sering kali, protozoa ini berada di daging yang belum matang.
Janin yang terpapar parasit penyebab toksoplasmosis berisiko mengalami kerusakan otak. Penyakit ini juga meningkatkan potensi keguguran.
2. Keracunan bakteri
Daging yang kurang matang bisa mengandung bakteri yang bisa menyebabkan keracunan makanan, seperti Salmonella, E.Coli, dan Campylobacter.
Bakteri tersebut dapat dihilangkan dengan adanya pemanasan yang sempurna. Itulah mengapa jika kamu mengonsumsi daging harus diolah sampai matang sempurna.
3. Listeria
Listeria merupakan infeksi serius akibat mengonsumsi maknaan yang terkontaminasi oleh bakteri Listeria Monocytogenes.
Infeksi bakteri listeria dapat menyebabkan gejala, berupa demam, nyeri otot, mual, dan diare. Satu-satunya cara membunuh bakteri ini adalah dengan memasak makanan hingga matang atau melalui proses pasteurisasi.
Cara mengolah daging sate yang benar
- Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir setelah menangani daging mentah ataupun sebelum makan.
- Daging beku dari freezer harus dicairkan dengan suhu ruangan terlebih dulu sebelum dimasak.
- Saat menyiapkan satai, pisahkan daging mentah dari makanan lainnya yang tidak perlu diolah bersama, seperti nasi dan sayuran.
- Jangan meletakkan makanan yang sudah matang di atas piring atau permukaan yang telah digunakan untuk daging mentah.
- Ketika memasak, pastikan daging tidak berwarna merah muda di bagian tengahnya. Daging berwarna agak merah atau merah jambu, artinya belum matang. Daging yang matang warnanya putih hingga bagian dalamnya.
- Satai harus dipanggang bolak-balik agar matang secara merata.
- Saus yang sudah digunakan pada daging mentah, jangan digunakan untuk satai yang sudah matang.
Itu dia Mitos atau Fakta Ibu Hamil Tidak Boleh Makan Sate? beserta cara mengonsumsi sate dengan benar untuk Mama yang masih menjalani program kehamilan. Semoga bermanfaat!
Baca juga :
memang selama program hamil harus pilih" makanan yang bagus untuk kesehatan kita dan bayi