Indra penciuman adalah salah satu yang paling peka di antara sistem pancaindra manusia. Mengapa demikian? Tentu saja, oleh karena alat indranya—hidung juga digunakan untuk bernapas. Semua manusia yang hidup pasti bernapas, maka semua selama itu masih terjadi, secara normal indra penciuman terus berfungsi.
Lantas, kita mencium bau-bau. Bau busuk hasil penguraian sampah, bau amis dari ikan laut dan bekas darah, bau manis dari kue dan sirup, dan bau manusia yang beragam. Bagaimana bisa manusia berbau berbeda padahal semua dari satu jenis, sama-sama manusia? Bahkan ikan di laut, semua berbau sama: amis. Mengapa bau manusia berbeda?
Manusia, entah bagaimana begitu mencintai bau. Mereka berusaha mengabadikan, merekam bebauan yang paling harum untuk dijadikan bau untuk dirinya. Itulah sebabnya manusia menciptakan parfum dari bunga-bunga, buah, atau bau manis dan segar lainnya. Apakah kamu pernah menonton film atau membaca cerita yang berjudul Parfume, A Story of Murderer? Cerita tersebut sangat terkenal dan bagi yang belum mengetahuinya, mari baca sedikit cerita tentangnya supaya kamu tahu soal parfum yang dibicarakan ini.
Tersebutlah dalam cerita, ada seorang pria yang terlahir tanpa bau. Iya, aneh sekali. Bagaimana mungkin seseorang lahir tanpa bau sama sekali? Tapi begitulah, berhubung ia terlahir tanpa bau, ia justru dianugerahi kemampuan penciuman yang lebih tajam dari siapa pun di dunia. Ia jadi mencintai bau. Segala jenis bau. Begitu kuat, dia ingin memiliki sesuatu yang tidak pernah ia miliki: bau.
Wanita dengan parfum Obsession katanya, memancarkan aura keberanian dari seorang wanita malam. Ada pula wanita dengan parfum Eternity yang berarti keabadian, digambarkan dalam buku diperankan oleh karakter yang setia kepada suaminya meskipun sudah berkali-kali dikhianati dan diselingkuhi. Atau haruskah semua perempuan memilih parfum True Love agar para pria mencintainya? Bagimana dengan parfum lainnya seperti Escape, Poison, atau L’eau D’Issey?