Pijat Bayi dan Anak, Amankah untuk Kesehatan si Kecil?

Jika dilakukan dibawah pengawasan tenaga kesehatan, pasti aman kok!

6 Maret 2024

Pijat Bayi Anak, Amankah Kesehatan si Kecil
Pexels/nataliyavaitkevich

Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga pasal 1, penting bagi para orangtua untuk memahami dengan cermat praktik pijat pada bayi dan anak-anak sebagai upaya yang promotif dan preventif terhadap pelayanan kesehatan pada anak.  

Meski begitu, isu mengenai keamanan prosedur pijat pada bayi dan anak masih menjadi perhatian utama. 

Berikut Popmama.com berikan jawabannya mengenai amankah pijat bayi dan anak?

Editors' Pick

1. Sejarah pijat pada bayi dan anak

1. Sejarah pijat bayi anak
healthline.com

Sejarah pijat bayi dan anak di Indonesia dikenal sangat kental dengan budaya dan tradisi lokal. Pijat bayi dan anak dilakukan oleh orang lain atau tokoh-tokoh tertentu dalam masyarakat tradisional yang dikenal memiliki pengetahuan khusus dalam teknik-teknik pijat. Dalam prakteknya, orang-orang tersebut sering membuat bayi merasa tidak nyaman.

Hal ini pun sangat tidak dianjurkan oleh dokter spesialis anak, Dr. dr. Fitri Hartanto, Sp. A(k). Menurutnya, pijat pada bayi tidak boleh dilakukan oleh orang lain, apalagi tanpa pengawasan medis. Ia mengutarakan juga bahwa pijat pada bayi sebaiknya dilakukan oleh orangtua bayi itu sendiri yang tentunya dengan pengawasan tenaga kesehatan.

2. Manfaat pijat pada bayi dan anak

2. Manfaat pijat bayi anak
Pexels/nataliyavaitkevich

Pijat pada bayi dan anak tentunya memiliki manfaat positif terhadap si Anak dan tentunya orang tua. Menurut Dr. dr. Fitri Hartanto, Sp. A(k), stimulasi pijat yang dilakukan oleh orang tua bayi sendiri akan membawa beberapa manfaat seperti membantu perkembangan mental, memperlancar buang air besar, dan meningkatkan kualitas tidur si bayi.

Terlebih lagi, karena pijat bayi dilakukan oleh orangtua, maka akan terjadi bonding antara bayi dan orangtua. Adanya interaksi ini dapat membantu orangtua untuk mengenal anaknya tentang titik-titik dimana anak merasa nyaman dipijat, sehingga anak akan merasa senang dan pertumbuhan hormonnya pun terjaga.

Manfaat stimulasi pijat juga bisa dirasakan oleh bayi yang lahir secara prematur. Pada bayi prematur, stimulasi pijat dalam bentuk stimulasi taktil-kinestetik dapat mempengaruhi kenaikan berat badan bayi prematur dan menurunkan feeding intolerance. Selain mempengaruhi kenaikan berat badan, stimulasi pijat pada bayi prematur memberi manfaat pada perkembangan mental bayi.

3. Aturan dalam stimulasi pijat bayi dan anak

3. Aturan dalam stimulasi pijat bayi anak
Pexels/nataliyavaitkevich

Sebenarnya stimulasi pijat bayi yang pertama sudah dimulai di dalam kandungan ibu. Detak jantung ibu menggerakkan air ketuban menyentuh kulit janin. Dr. dr. Fitri Hartanto, Sp. A(k) menganjurkan bahwa pijat bayi dapat dilakukan 1-2 kali dalam sehari. Jika tidak bisa, pijat dapat dilakukan 3 kali seminggu.

Stimulasi pijat dapat dimulai dari tempat yang dapat membuat anak merasa nyaman. Sebagai pemijat, orang tua harus tau dimana lokasi pijat yang dapat membuat anak merasa nyaman. 

Stimulasi pijat sebaiknya dilakukan secara konsisten sehingga terjadi bonding antara orangtua dan anak. Dalam hal ini, interaksi menjadi kunci untuk dapat mengenal lebih titik nyaman anak. Orang tua dan anak juga wajib dalam kondisi good mood ketika ingin memijat dan dipijat. Jangan sampai terjadi paksaan dan membuat orangtua dan anak merasa tidak nyaman. 

Baca juga:  

 

 

The Latest