Miris, Balita Tewas Dianiaya Akibat Speech Delay di Tangerang
Pentingnya kasih sayang orang tua kepada anak-anak.
6 Juli 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Akhir-akhir ini tengah ramai sebuah berita mengenai anak balita asal Tangerang yang mengalami penganiayaan oleh kedua orangtua.
Kejadian miris ini terjadi akibat speech delay atau keterlambatan berbicara yang dialami anak.
Kasus ini menjadi sebuah pengingat bagi para orangtua dan mereka yang hendak menjadi orangtua akan pentingnya penerimaan pada anak-anak.
Popmama.com akan membahas lengkap kasus balita tewas dianiaya akibat speech delay dan pesan apa yang dapat kita ambil dari kasus tersebut
1. Kronologi kekerasan pada anak karena speech delay
Terjadi sebuah kasus penganiayaan terhadap anak balita berusia 4 tahun di Pamulang, Tangerang Selatan. Orangtua yang berinisial AZ dan D kerap menganiaya balita mereka yang berinisial R.
Kedua pasangan ini kerap merasa kesal dan meyiksa anaknya. Mereka dengan tega melakukan kekerasan seperti menyundut korban dengan rokok hingga memelintir tangannya hingga patah.
Tindakan tersebut menyebabkan korban mengalami luka memar, luka bakar dan patah tulang pada beberapa bagian tubuh.
Kedua pelaku membawa anaknya yang sudah tidak stabil, kejang, dan demam ke Rumah Sakit Umum Tangerang Selatan. Hingga akhirnya, balita tersebut meninggal dunia saat menjalani perawatan.
2. Alasan penganiayaan yang dialami anak tersebut
Disebutkan bahwa alasan kedua orangtua ini melakukan tindakan penganiayaan disebabkan karena sang anak yang mengidap speech delay.
Kondisi ini menyebabkan anak mengalami keterlambatan berbicara dibandingkan anak-anak seumuran.
Kedua orangtua korban merasa kesal karena anaknya tidak bisa berbicara hingga akhirnya melukai korban.
Editors' Pick
3. Speech Delay pada anak
Mengutip dari healthline.com, kondisi Speech Delay diartikan sebagai kemampuan berbicara anak yang berbeda dari pada umumnya.
Misalnya anak-anak berusia 3 tahun pada umumnya sudah mengusai sekitar 1.000 kata dan berbicara menggunakan tiga hingga 4 kalimat.
Si Kecil yang mengalami speech delay mungkin sedikit lebih terlambat mencapai ukuran tersebut.
Mama dan Papa dapat mengenali adanya speech delay pada anak berusia 3 tahun ke atas dari ciri-ciri berikut:
- tidak dapat menucapkan lebih dari 1.000 kata,
- tidak memanggil diri mereka atau orang lain dengan nama,
- lebih pendiam,
- tidak banyak bertanya,
- jarang bercerita atau mengikuti musik balita,
- sulit dimengerti meskipun tinggal bersama.
Ada banyak penyebab Speech Delay pada anak:
- masalah dengan mulut, lidah, palate, atau kondisi ankyloglossia,
- masalah pengucapan dan bahasa ditandai dengan kondisi anak yang mengetahui sedikit kata namun tidak dapat menyusunnya ke dalam kalimat yang padu,
- hilangnya kemampuan pendengaran,
- kekurangan stimulasi,
- autism spectrum disorder,
- masalah dengan saraf,
- disabilitas intelektual.
4. Bagaimana cara berhadapan dengan kondisi Speech delay
Perlu dipahami, tahap perkembangan anak secara umum hanyalah pedoman umum yang tidak menentukan perkembangan anak.
Anak dengan kondisi speech delay tidak berarti mereka tidak dapat berbicara. Mungkin saja mereka memiliki proses belajarnya sendiri yang berbeda dari anak-anak lain dan itu tidak menjadi masalah.
Mama perlu memahami dan mengenali kondisi si Kecil. Jika menemukan mereka mulai memiliki tanda speech delay, ada baiknya Mama meluangkan waktu lebih untuk mengajak si Kecil berbicara dan berdiskusi mengenai banyak hal. Misalnya ajak mereka bercerita mengenai mainan yang mereka sukai.
Mama juga dapat mendiskusikan masalah yang terjadi kepada dokter untuk memberikan anak terapi yang mendukung kelancaran berbicara.
5. Sikap dan ekspektasi orangtua
Setiap orang tua tentunya menginginkan anak yang sehat dan cerdas seperti kebanyakan anak pada umumnya. Namun kita tidak dapat menyangka jika mendapatkan anak dengan kondisi "istimewa".
Berhadapan dengan anak dengan speech delay misalnya, sikap terbaik yang dapat orangtua lakukan adalah mendukungnya dan memberikan kasih sayang.
Mama dan Papa tidak sebaiknya ikut mencemooh dan melukai hati mereka. Anak juga tentunya memiliki perasaan ketika menerima respon negatif.
Anak-anak dengan masalah speech delay dapat diajak berbicara dan mengerti maksud dan keinginan orangtua. Kamu hanya membutuhakan kesabaran lebih ketika berhadapan dengannya.
6. Kasih sayang orangtua amat dibutuhkan
Ketika berhadapan dengan anak, terutama mereka yang memiliki kondisi tertentu, Mama dan Papa perlu mengutamakan kasih sayang.
Kasih sayang yang kedua orangtua berikan dapat membuat anak merasa dicintai dan dihargai. Membantu mereka bertumbuh dan menerima kondisi mereka dengan sudut pandang yang lebih positif.
Sebab dengan kasih yang penuh dari kedua orangtua, tidak sedikit anak dengan speech delay yang berhasil, cerdas, dan memiliki bakat yang luar biasa.
Kasus tragis mengenai balita yang tewas dianiaya karena speech delay ini dapat menjadi sarana belajar dan refleksi bagi orang tua untuk mengutamakan cinta kepada anak.
Baca juga:
- Apakah Youtube Short Berbahaya untuk Anak? Ini Efek dan Pencegahannya!
- 7 Potret Kebersamaan Lady Nayoan dengan Anak dan Suami
- Cara dan Doa Melembutkan Hati Anak agar Patuh, Amalkan Setiap Hari!