Penting! 8 Cara Menangani Kondisi Kejang yang Terjadi pada Anak
Tidak perlu panik Ma, tetap tenang dan lakukan 8 hal ini
29 September 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Terdapat beberapa kondisi kesehatan anak yang dapat membuatmu khawatir, salah satunya ialah kejang. Kondisi satu ini sangat ditakutkan oleh para orangtua sebab cukup berbahaya.
Kejang sering dihubungkan dengan penyakit epilepsi dan bahaya risiko keterbelakangan mental yang kemungkinan menjadi efek sampingnya. Kondisi ini umumnya dialami oleh anak yang berusia 6 bulan hingga 5 tahun.
Membahas seputar kejang yang mungkin terjadi pada anak, ada baiknya mama mengetahui cara menangani kondisi ini bila sewaktu-waktu si Kecil mengalaminya.
Tidak perlu panik ataupun tegang, ketika Mama dapat menangani kejang yang terjadi, anak mama pastilah akan baik-baik saja.
Pada kesempatan ini, Popmama.com akan membahas cara menangani kejang yang terjadi pada anak. Yuk simak pembahasannya, penting lho Ma!
1. Atur posisi anak
Ketika anak mengalami kejang, ada baiknya Mama mengondisikan posisi anak. Ini diperlukan guna menghindarkan anak dari bahaya lainnya yang mungkin terjadi.
Pertama Mama dapat meletakkan anak di lantai, lalu baringkan dengan posisi miring. Posisi tersebut menghindarkan anak dari kemungkinan tersedak air liur ataupun muntahnya sendiri. Pastikan salah satu lengan berada di bawah kepala yang juga dimiringkan ke salah satu sisi.
Selanjutnya, kondisikan benda-benda yang berada di sekitar si Kecil. Benda tajam dan berbahaya perlu dihindarkan karena dapat melukai tubuh si Kecil. Singkirkan juga benda-benda yang dapat menghalangi gerak si Kecil.
2. Sebaiknya tidak biarkan anak makan ataupun minum
Ketika si Kecil mengalami kejang, sebaiknya Mama segera mengeluarkan apapun yang berada dalam mulutnya. Tindakan ini perlu dilakukan agar si Kecil tidak tersedak. Bukan hanya itu, ketika anak mengalami kejang, benda di dalam mulut dapat menutup saluran pernapasannya.
Ada baiknya, ketika kejang Mama tidak memberikan makanan ataupun minuman kepada anak, termasuk memberikan obat. Lakukan hal itu ketika kejang telah berhenti dan anak terlihat lebih rileks.
3. Hindari tindakan untuk menahan gerakan tubuh anak
Ketika anak mengalami kejang, orangtua pastinya merasa kasihan. Ada kemungkinan kamu berniat menahan tubuh si Kecil. Namun, hal ini sebenarnya tidak kamu lakukan.
Mama sebaiknya tidak mencoba menghentikan gerakan kejang-kejang anak secara paksa, seperti menahan ataupun memeluk erat tubuh anak. Mengapa? Tindakan ini tidak dapat menghentikan kejang, malahan dapat membuat anak semakin merasa tidak nyaman. Lebih berbahayanya lagi, tindakan ini dapat memicu terjadinya patah tulang.
Editors' Pick
4. Segera periksa apakah anak masih bernapas
Ketika tengah berada dalam kondisi kejang, sebaiknya Mama tidak lupa untuk memeriksa laju napas si Kecil. Termasuk memastikan apakah ia masah bernapas.
Cek dan pastikan apakah si Kecil bisa bernapas dengan lancar, lakukan ini selama maupun sesudah terjadinya kejang-kejang.
Ketika anak si Kecil tidak bernapas dalam 1 menit setelah kejang berhenti, mulai lakukan pernapasan penyelamatan mulut ke mulut. Sebaiknya kamu tidak mencoba melakukan penyelamatan pernapasan ketika anak mengalami kejang. Tindakan ini dapat melukai anak atau bahkan dirimu sendiri.
5. Longgarkan pakaian anak
Salah satu penanganan berikutnya yang dapat kamu lakukan ialah melonggarkan pakaian anak. Mama perlu melakukan ini terutama pada bagian leher dan kepala.
Baju yang sempit dapat mengurangi ruang bernapas anak. Ini dapat berdampak pada kekurangan oksigen dan berakibat fatal. Itulah mengapa sebaiknya Mama perlu melonggarkan pakaian anak ketika ia mengalami kejang.
6. Melalui obat-obatan
Umumnya kejang pada anak berlangsung kurang dari dua menit. Namun, jika itu terjadi lebih dari lima menit, maka Mama membutuhkan bantuan untuk menghentikan kejang. Satu-satunya cara untuk menghentikan kejang ialah dengan memberikan si Kecil obat.
Perlu diperhatikan, pemberian obat ini harus diberikan melalui jalur intravena atau melalui hidung. Tidak dimasukan melalui mulut, baik itu dimakan ataupun diminum.
Obat yang umum digunakan untuk menghentikan kejang adalah diazepam, lorazepam, juga midazolam sebagaimana yang dilansir nationwidechilderns.org.
7. Tetap temani si Kecil
Ketika si Kecil mengalami kejang, sebenarnya hal terpenting yang dapat Mama lakukan adalah berada di sampingnya. Temani anak ketika ia mengalami kondisi tersebut, jangan panik mencari obat atau meninggalkannya.
Sembari berada di sampingnya, Mama dapat mengucapkan kata-kata yang dapat membantunya menenangkan diri. Ucapanmu ini pastinya dapat membuat anak merasa nyaman. Juga membantunya untuk lebih semangat berhadapan dengan kondisi yang ia alami.
8. Melalui diet
Berbeda dari beberapa cara penanganan sebelumnya, diet ini sebenarnya termasuk cara penanganan kejang dalam jangka panjang. Mengutip dari uptodate.com, diet yang digunakan sebagai pengobatan dikenal dengan istilah diet ketogenik.
Cara ini sangat membantu bagi anak-anak dengan kejang yang tidak dapat diobati menggunakan obat-obatan.
Diet ini biasanya dilakukan dengan menghindari makanan yang kandungan lemak tinggi, mengonsumsi karbohidrat relatif rendah dan protein yang cukup.
Cara ini tidak sepenuhnya menyembuhkan kejang, namun dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kejang sebesar 50% dari 40% pasien anak-anak.
Mengurangi makanan dengan karbohidrat akan menjadi cukup sulit bagi sebagian besar anak. Namun, orangtua perlu mengingat makanan yang dilarang ini dapat menyebabkan kejang terjadi kembali.
Itulah 8 cara menangani anak kejang yang dapat Mama lakukan. Perhatikan perkembangan kejang yang dialami anak. Jika itu bertambah parah, sebaiknya Mama segera memeriksakannya ke dokter.
Baca juga:
- 5 Pilihan Asupan Kaya Serat yang Baik untuk Kesehatan Anak
- 15 Buah yang Mengandung Vitamin C untuk Kesehatan Anak
- 5 Dampak Negatif Prank bagi Kesehatan Mental Anak