5 Alergi Kulit pada Anak Usia 2 Tahun, Penyebab dan Pencegahannya
Waspadai alergi kulit yang mungkin terjadi pada anak yuk, Ma
4 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Akan terjadi banyak perkembangan fisik dan psikis pada si Kecil selama usia balitanya, ia mulai dapat berbicara juga berjalan.
Meskipun begitu, tubuhnya masilah rentan. Daya tahan tubuhnya masihlah belum sempurna sehingga mudah baginya terinfeksi oleh kuman dan bakteri. Termasuk alergi yang mungkin menyerang kulitnya.
Ada beberapa alergi kulit yang biasanya menyerang tubuh anak di usia balita. Berikut Popmama.com akan membahas 5 alergi kulit pada anak yang biasanya dialami balita berusia 2 tahun.
Ketahui jenisnya dan cara mencegah alergi kulit agar tidak menyerang anak mama yuk!
1. Dermatitis Eczema
Dermatitis Eczema atau biasa dikenal dengan Eksim adalah alergi yang menunjukan gejala pada kulit seperti kering, memerah, bahan menimbulkan bercak bersisik. Alergi ini juga membuat kulit balita menjadi lebih sensitif dan terasa gatal yang luar biasa.
Biasanya alergi kulit pada anak jenis ini tidak disebabkan oleh kuman atau bakteri. Tapi pencetus dermatitis eczema pada anak bisa disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari makanan atau minuman dengan kandungan tertentu, kulit anak yang tidak cocok dengan produk perawatan kulit, atau karena terpapar sinar matahari.
Para peneliti hanya mengetahui bahwa eksim pada anak dapat terjadi akibat perpaduan genetik dan didorong oleh pemicu dari lingkungan, seperti yang tadi disebutkan di atas.
Biasanya anak yang memiliki riwayat keluarga dengan masalah kulit seperti atopik, asma atau demam karena alergi juga berkemungkinan mengalami eksim di usia anak-anak.
Jika sudah terlalnjur terjadi eksim pada anak, maka Mama perlu mengetahui pencetusnya. Setelah itu hindari pencetusnya dengan disiplin.
Misal, anak alergi dengan kacang tanah, maka hindari makanan yang mengandung kacang tanah. Berikan jenis kacang-kacangan lainnya seperti kacang merah, kacang mede atau kacang almond yang cenderung lebih aman untuk kesehatan kulit anak.
Editors' Pick
2. Alergi kulit akibat air liur
Alergi kulit akibat air liur sering disebut drool rash atau ruam air liur pada anak. Keluarnya air liur dari mulut anak di bawah 2 tahun merupakan hal yang umum. Sebagian anak belum mampu menahan keluarnya air liur.
Air liur yang membasahi mulut dan dagu ternyata dapat menyebabkan terjadinya alergi kulit. Ini ditunjukan dengan timbulnya tanda-tanda drool rash seperti:
- ruam merah,
- benjolan kecil di mulut atau dagu ketika terkena air liur yang sering menetes atau disebut ngeces,
- selain di bawah bibir dan dagu, sering juga ruam tampak di sudut bibir.
Alergi ini biasanya tidak begitu diperhatikan.
Banyak orangtua yang menyangka bercak ini muncul akibat alergi terhadap makanan yang dikonsumsi.
Mama perlu memperhatikan tanda-tanda tersebut. Apalagi ketika ruam di sekitar mulutnya membesar dan berubah warna. Segeralah periksakan kondisi tersebut pada dokter.
Ini juga umum terjadi pada balita atau anak-anak yang masih menyusui. Maka itu, segera bersihkan jika anak baru selesai menyusu dan makan.
3. Gatal-gatal dan bengkak
Gatal-gatal dan bengkang pada anak merupakan salah satu alergi kulit yang paling umum terjadi. Mama dapat mengenalinya melalui benjolan merah yang gatal atau bercak yang terdapat pada kulitnya.
Ada banyak hal yang menjadi pemicu munculnya gatal dan bengkak. Seperti alergi terhadap makanan laut atau kacang-kacangan. Ataupun alergi terhadap obat-obatan terutama antibiotik, air liur hewan, bahkan bisa terjadi tanpa pemicu yang diketahui.
Gatal-gatal sebenarnya tidak berbahaya bagi si Kecil. Mama dapat mengatasi alergi kulit yang satu ini dengan lebih memperhatikan kebersihan si Kecil terutama saat mandi.
Gunakanlah setelah mandi dan bersihkan tubuhnya denngan handuk yang berbahan lembut.
4. Papular urticaria
Mungkin Mama cukup asing dengan istilah yang satunya. Mudahnya ini merupakan alergi kulit yang disebabkan oleh gigitan serangga. Reaksi dari gigitan serangga pada kulit balita akan memicu munculnya benjolan ruam.
Ada banyak serangga yang dapat menjadi penyebab alergi kulit yang satu ini, seperti; kutu kasur, kutu, nyamuk dan lainnya. Alergi yang timbul akibat gigitan serangga ini dapat bertahan cukup lama, sampai beberapa minggu.
Untuk mengatasinya, Mama dapat mengolesi antiseptik pada bagian kulit yang terkena gigitan tersebut. Pastikan si Kecil tidak menggaruk bagian kulit yang terinfeksi.
5. Dermatis kontak
Dermatis kontak adalah peradangan berupa ruam gatal kemerahan pada kulit yang muncul setelah ada kontak langsung dengan zat tertentu yang kemudian mengiritasi kulit. Hal ini merupakan reaksi alergi terhadap zat tertentuatau biasa dikenal dengan ruam pada kulit.
Penyebab timbulnya alergi kulit pada anak seperti ini karena kontak langsung dengan zat pemicu alergi, seperti bahan kimia, obat-obatan, logam, bahan dalam obat kumur dan pasta gigi, juga kosmatik.
Gejala yang umumnya terjadi ialah timbulnya ruam kemerahan dan rasa gatal parah pada kulit si Kecil. Mama juga dapat mengenalinya mekakui bercak tebal yang kasar pada kulit yang berkembang seiring waktu.
Hindari si Kecil dari alergi kulit yang satu ingin dengan menjauhkannyadari kontak dengan zat-zat yang menjadi pemicu alergi. Gunakan kompres dingin pada area dermatitis kontak. Mama dapat menggunakan kain lembab sebagai kompres yang dapat meredakan rasa gatal.
Itulah alergi kulit pada anak yang umum terjadi. Segera ketahui penyebab dan pencetusnya, lalu lakukan pencegahannya. Jika anak terus terganggu dengan rasa gatalnya, segera konsultasikan ke dokter kulit ya Ma.
Baca juga:
- Rekomendasi Produk Sunscsreen yang Aman untuk Kulit Sensitif Anak
- Gejala dan Cara Mengatasi Kulit Anak yang Terbakar Matahari
- Bukan Karena Warna Kulit, Ini Penyebab Anak Tampak Pucat Setiap Saat