Penyebab Alergi Protein Hewani pada Anak Usia 1 Tahun
Protein hewani memang diperlukan tubuh, tapi ada kalanya zat tersebut menjadi berbahaya bagi tubuh
19 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tubuh memerlukan berbagai jenis makanan dan zat gizi agar dapat bekerja dengan maksimal. Salah satu zat yang diperlukan oleh tubuh ialah protein karena berperan dalam memperbaiki, memperkuat, membangun, dan mengganti jaringan tubuh.
Namun tetap saja tidak semua zat makanan dapat diterima dengan baik oleh tubuh. Ada kalanya makanan yang mengandung protein, khususnya protein hewani justru menjadi penyebab terjadinya alergi pada tubuh si Kecil.
Alergi yang terjadi pada tubuh anak ini disebabkan oleh hal-hal yang berbeda.
Berikut ini Popmama.com akan membantu Mama memukan 5 penyebab alergi protein hewani pada anak saat berusia satu tahun. Ketahui juga cara menangani alergi yang terjadi pada si Kecil ya Ma.
1. Pencernaan yang sensitif
Tahukah Mama kalau alergi protein hewani yang terjadi pada anak balita pada umumnya dikarenakan oleh pencernaannya yang sensitif?
Pencernaan yang sensitif dapat menganggu proses penyerapan kandungan makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Ini menimbulkan ada beberapa kandungan makanan yang tidak dapat diterima dalam pencernaan. Salah satunya ialah makanan berprotein.
Inilah yang mengakibatkan terjadinya alergi terhadap makanan dengan kandungan protein hewani.
2. Reaksi sistem imun
Kita mengetahui sistem imun berperan sebagai alat proteksi alami tubuh yang menghalangi masuknya zat asing ke dalam tubuh. Namun, sama seperti pencernaan, sistem imun juga dapat keliru dalam mengenali makanan ataupun zat berbahaya yang masuk ke dalam tubuh.
Reaksi imun yang kurang tepat itu membuat beberapa makanan menimbulkan reaksi alergi ketika masuk ke dalam tubuh, meskipun pada dasarnya itu merupakan makanan yang aman dikonsumsi si Kecil.
Ini merupakan bentuk perlindungan tubuh yang dilakukan oleh sistem imun.
Ini terjadi melalui kinerja mediasi IgE dan non IgE. Kedua antibodi ini bekerja mengenali zat-zat yang menjadi ancaman bagi tubuh dan menimbulkan munculnya gejala-gejala alergi yang semakin meningkat ketika terpapar antibodi ini.
Editors' Pick
3. Alergi protein hewani melalui ASI
Anak yang dalap proses penerimaan ASI dapat mengalami alergi protein hewani yang disebabkan melalui ASI. Atau lebih tepatnya akibat protein makanan yang dikonsumsi Mama.
Mama yang banyak mengonsumsi makanan dengan kandungan protein hewani dapat memicu terjadinya alergi pada anak. Ini terjadi karena pencernaan si Kecil masih berada dalam tahap perkembangan.
Tidak perlu khawatir, sebab sekita 90 persen alergi yang diakibatkan melalui ASI ini akan hilang sejalan dengan perkembangan anak.
4. Reaksi tubuh yang berlebihan
Ada kalanya tubuh bereaksi secara berlebihan dalam mengidentifikasi dan mendeteksi zat asing. Ini menyebabkan tubuh mengeluarkan histamin dan bahan kimia lain sebagai upaya mencegah zat asing menginfeksi tubuh.
Histamin dan zat-zat lain yang dikeluarkan tubuh memicu munculnya tanda-tanda alergi. Gejala alergi yang biasanya terjadi akibat zat-zat ini diantara lain seperti: gatal-gatal, hidung berair, bengkak, diare, bahkan syok anafilaktik.
5. Tubuh tidak terbiasa dengan makanan tertentu
Tubuh perlu menerim aberbagai jenis zat makanan. Bukan hanya karena dapat mencukupi beragam kebutuhan zat dalam tubuh. Tetapi ini juga menjadi salah satu cara mencegah terjadinya alergi.
Anak yang dibatasi makanannya sejak kecil mudah terkena alergi ketika ia mengonsumsi makanan baru atau asing. Ini terjadi karena tubuh belum tidak dapat mengidentifikasinya sebagai makanan bermanfaat.
Mama tidak perlu membatasi makanan si Kecil dengan alasan menghindarkannya dari alergi, itu semua belum tentu terjadi. American Academy of Pediatrics (AAP) menyatakan bahwa variasi makanan perlu diberlakukan terhadap si Kecil, ini akan mencegah risiko muncul dan berkembangnya alergi di kemudian hari.
6. Cara mengatasi dan pengobatan yang tepat
Upaya yang Mama dapat lakukan dalam mengatasi alergi anak terhadap makanan dengan kandungan protein hewani ialah dengan membatasinya si Kecil mengonsumsinya. Kenali produk makanan apa yang menimbulkan alergi tersebut dan cobalah untuk menghindarinya. Ini termasuk semua label makanan, produk daging campuran, juga makanan-makanan di restoran.
Cari sumber protein lain agar memenuhi kebutuhan gizi seimbang si Kecil. Protein yang bersumber dari tumbuhan-tumbuhan dapat menjadi pilihan yang baik.
Namun seperti yang disampaikan sebelumnya, alergi ini dapat disebabkan karena sistem pencernaan tubuh yang masih berkembang, Ketika sudah terbiasa mengonsumsi makanan yang mengandung protein hewani, tubuhnya juga akan terbiasa dengan hal tersebut.
Itu dia beberapa penyebab alergi protein hewan pada anak dan dan cara mengatasinya. Segeralah bawa anak ke dokter jika alergi yang ia alami semakin parah. Sebab diagnosis dan obat dari dokter dapat membantu si Kecil mengatasi alerginya.
Baca juga:
- 6 Cara Mendeteksi dan Mengatasi Rhinitis Alergi
- Tanda-Tanda Alergi Protein Susu Sapi pada Anak Batita
- 5 Alergi Kulit pada Anak Usia 2 Tahun, Penyebab dan Pencegahannya