Pernahkah Mama meninggalkan si Kecil sebentar pergi ke dapur dan tiba-tiba ia lari mengerjarmu sambil menangis kencang? Ini sebenarnya merupakan hal yang wajar terjadi pada balita. Namun bila terus-menerus begitu, bahkan sampai tahap yang parah, ada kemungkinan anak mama mengalami kondisi separation anxiety disorder.
Kondisi separation anxiety disorder atau yang dikenal dengan istilah SAD merupakan gangguan yang menyebabkan anak merasa cemas dan takut terhadap perpisahan. Gangguan ini juga dapat terjadi melibatkan serangan panik pada anak. Kasihan sekali ya Ma.
Meskipun kondisi ini merupakan hal yang umum untuk anak berusia balita, namun ada beberapa kasus SAD ini terjadi pada anak berusia 7 sampai 10 tahun. Itu menjadi suatu penanda bahwa kondisi ini menjadi lebih serius.
Gangguan separation anxiety disorder ini sebaiknya Mama atasi selagi anak kecil.
Sebaiknya tidak membiarkan ini berkepanjangan. Terutama karena dapat menganggu aktivitas anak-anak kedepannya, seperti ketika bersekolah kelak.
Menanggapi hal tersebut, Popmama.com akan memberikan informasi seputar separation anxiety disorder, mulai dari gejala, penyebab hingga penanganannya. Simak dengan lengkap ya, Ma!
1. Apa itu separation anxiety disorder
Freepik/Mne_len
Apa yang dimaksud dengan separation anxiety disorder? Sebelum memahami penyebab dan penanganannya, lebih baik bukan jika kita berkenalan dengan kondisi satu ini.
Seperti yang sempat disinggung sebelumnya, separation anxiety disorder (SAD) merupakan salah satu gangguan kecemasan yang terjadi pada anak-anak. Gangguan kecemasan ini terjadi ketika anak berpisah dengan orang-orang terdekat, seperti keluarga ataupun ayah juga ibu.
Meskipun ini merupakan hal wajar yang terjadi pada anak-anak dan akan berhenti ketika anak memasuki usia 3 tahun. Namun jika terjadi secara berlebihan ini dapat menjadi pertanda kondisi SAD, contohnya anak yang menangis hingga meraung-raung setiap kali harus ditinggal orangtua di sekolah.
Anak-anak dapat dikatakan memiliki kondisi separation anxiety disorder ketika mengalami gejala gangguan ini dalam jangka waktu sampai dengan 4 minggu. Anak-anak dengan SAD memiliki kecemasan dan ketakukan berlebih untuk terpisah dari orangtua yang tidak normal untuk usianya.
2. Penyebab kondisi SAD pada anak
Freepik/jcomp
Ada beberapa penyebab utama mengaoa anak-anak mengalami separation anxiety disorder. Melansir dari stanfordchildrens.org, banyak ahli yang percaya bahwa SAD disebabkan baik oleh faktor biologis ataupun faktor lingkungan.
Anak-anak dapat mengalami kondisi SAD akibat diwariskan dari anggota keluaganya dengan masalah kecemasan yang sama. Kemungkinan besar, ini dapat diketahui dengan adanya 2 bahan kimia di otak yang tidak seimbang, yaitu norepinefrin dan serotonin.
Selain itu, faktor lingkungan seperti peristiwa yang traumatis dapat menjadi penyebab munculnya perasaan takut, Sehingga anak merasa tidak dapat lepas atau kehilangan sosok orangtuanya.
Penyebab lainnya berupa stress yang anak alami sebelumnya. Ini berujung pada perpisahan dari orang yang disayangi, seperti penyakit atau kematian orang yang disayangi, kehilangan hewan peliharaan yang disayangi, perceraian orang tua, atau pindah sekolah.
Editors' Pick
3. Gejala Separation Anxiety Syndrome
Freepik/Andreonegin
Setelah mengetahui penyebab dan informasi seputar SAD lebih dalam lagi, kini saatnya Mama mengetahui gejala dari gangguan ini.
Gejala separation anxiety disorder umumnya terjadi pada anak berusia 3-4 tahun dan mirip dengan gejala gangguan psikis anak lainnya. Gejala umum SAD ditandai dengan perilaku anak yang cemas, gelisah, hingga merasa sedih dan menangis jika harus berpisah dengan orangtuanya. Ini bahkan dapat menganggu aktivitas mereka di sekolah dan berbagai aktivitas sehari-hari lainnya.
Ada juga gejala lainnya yang yang dapat menandakan anak mengalami gangguan SAD ini, diantaranya adalah:
Menolak untuk tidur sendiri.
Mimpi buruk yang berulang mengenai perpisahan.
Memiliki banyak kekhawatiran ketika pergi dari rumah atau berpisah dengan keluarga.
Memiliki banyak kekhawatiran terhadap keselamat anggota keluargamya.
Khawatir kehilangan anggota keluarga.
Menolak pergi ke sekolah.
Takut bila berada sendirian.
Sering mengalami sakit perut, sakit kepala, ataupun keluhan lainnya.
Khawatir berlebih mengenai keselamatan diri sendiri.
Terlalu khawatir untuk bermalam jauh dari rumah (seperti liburan).
Panik atau tempramen ketika berpisah dari orangtua ataupun pengasuhnya.
4. Diagnosis Separation Anxiety Disorder
Freepik/Dimaberlin
Gangguan separation anxiety disorder memiliki diagnosa utama yaitu rasa cemas sesuai dengan gejala yang terjadi secara berlebihan pada usia anak yang tidak sewajarnya (usia 3 tahun ke atas).
Anak dengan gangguan SAD dapat didiagnosa pada tahap perkembangannya. Mama dan Papa dapat mengevaluasi perilaku psikologis pada anak, khususnya ketika mereka kamu tinggalkan untuk pergi bekerja ataupun di sekolah.
Perlu diperhatikan, amati gejala SAD ini dengan baik, karena diagnosis SAD dapat serupa dengan berbagai gangguan psikis anak lainnya.
5. Cara mengatasi Separation Anxiety Syndrome
Freepik/Spukkato
Sebagai orangtua yang peduli pada perkembangan sikap dan mental anaknya, Mama perlu mengatasi kondisi ini dengan cara yang tepat. Lalu bagaimana caranya?
Cara terbaik yang dapat Mama dan Papa lakukan bukan mencoba menghindari perpisahan, dan menghabiskan lebih banyak waktu bersama anak. Namun, yang perlu kalian lakukan ialah sebisa mungkin membantu anak gangguan SAD dengan membiasakan mereka merasa aman bahkan ketika jauh dari orangtua.
Cara lainnya yang dapat kalian lakukan untuk mengatasi SAD ini ialah;
Tunjukkan support dan dukunganmu. Dan berikan dorongan kemandirian sesuai usai mereka.
Ketahui situasi yang dapat menyebabkan anakmu stress, dan rencanakan cara terbaik mengatasinya bersamamu.
Bangunlah relasi dengan orangtua lain yang memiliki anak dengan gangguan SAD.
Dengarkan perasaan anak dan tunjukkan empati pada mereka.
Tetap bersikap tenang ketika merasa terpisah dari anak. Rasa takut orangtua hanya akan membuat anak-anakmu merasa lebih khawatir.
Dukung keterlibatan anak dalam aktivitasnya di luar rumah dengan memberikan semangat dan pujian atas usaha mereka.
Gangguan SAD juga umumnya terjadi pada anak-anak yang baru memasuki sekolah. Ini merupakan hal yang wajar terjadi, namun perlu diatasi dengan segera, dengan cara sebagai berikut:
Mencoba mencari tahu akar masalah yang membuat mereka takut ditinggal di rumah.
Bantu anak yang absen beberapa hari akibat SAD untuk kembali masuk ke sekolah. Gejala SAD ini dapat berkurang ketika anak menemukan bahwa mereka dapat bertahan sendirian.
Mintalah kelonggaran kepada sekolah mengenai keterlambatan bagi anak-anak dengan SAD ini. Kelonggaran waktu dapat Mama manfaatkan untuk sedikit berbicara dengan anak sebelum berpisah.
Bantu anak mengetahui tempat-tempat yang aman bagi mereka.
Bantu anak-anak untuk berkenalan dan berinteraksi dengan teman-teman mereka.
Berikan penghargaan atas usaha anak ketika mereka pulang ke rumah.
6. Pencegahan Separation Anxiety Syndrome
childrensnational.org
Hingga saat ini belum ada hal pasti yang dapat digunakan sebagai cara untuk mencegah separation anxiety disorder. Mengingat SAD ini juga terjadi secara normal pada balita. Tetapu Mama dapat melakukan beberapa hal seperti:
Mencari bantuan tenaga profesional sesegera mungkin. Terutama apabila kecemasan yang dialami oleh seorang anak lebih parah dari yang seharusnya terjadi pada tahap perkembangan normal.
Selalu membimbing perkembangan anak dengan empati dan rasa kasih sayang pada perkembangan anak.
Menumbuhkan rasa kepercayaan diri dan keberanian dalam diri anak secara perlahan dalam tahap perkembangannya.
7. Waktu yang tepat untuk menemui profesional
Freepik/Dragonimages
Meskipun gangguan ini dapat diatasi oleh Mama dan Papa sendiri dengan sabar. Namun jika gangguan SAD pada anak terlampau melebihi batas wajar, kamu dapat membawanya mendapatkan bantuan profesional.
Berikut adalah tanda yang menunjukkan kondisi SAD anak sudah berlebihan, sebagaimana yang dilansir dari helpguide.org.
Amukan anak yang tidak sesuai dengan usianya.
Tidak terbuka, dan menarik diri dari teman sebaya atau bahkan keluarga
Terpaku pada perasaan takut atau rasa bersalah yang intens.
Keluhan penyakit fisik anak yang terjadi terus menerus.
Menolak untuk pergi ke sekolah selama berminggu-minggu.
Ketakutan yang berlebihan untuk meninggalkan rumah.
Jika gejala-gejala di atas masih terjadi pada anak dengan SAD, ada baiknya kamu segera mencari spesialis kesehatan mental. Ingat, ada kemungkinan si Kecil tidak hanya memiliki gangguan SAD, tetapi juga masalah trauma lainnya. Maka dari itu, penanganan segera perlu dilakukan.
Bimbinglah anak selalu untuk mengatasi rasa takutnya, apalagi ketika terpisah darimu. Tumbuhkan rasa percaya diri dan berani ketika terpaksa Mama atau Papa tinggal.