Dehidrasi adalah kondisi hilangnya cairan dalam tubuh secara berlebihan, padahal cairan sangat penting untuk tubuh. Hal ini mungkin sering Mama dengar, tetapi tahukan jika anak-anak juga bisa mengalami dehidrasi dan mereka tidak menyadarinya.
Seringkali anak lupa minum air putih ketika sedang seru bermain. Padahal ini bisa berbahaya lho Ma.
Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, sp.A(K) mengatakan bahwa ada sebuah penelitian yang menyebutkan jika manusia bahkan bisa meninggal apabila mereka hidup tanpa air selama 1 hari.
"Terutama pada bayi dan anak-anak yang lebih rentan daripada orang dewasa. Tubuh orang dewasa terdiri dari 60% air. Sedangkan, bayi dan anak-anak tubuhnya terdiri dari sekitar 70-75% air. Maka, penting sekali bagi orangtua untuk memerhatikan kebutuhan air anak," jelasnya.
Jadi, jangan sampai buah hati Mama mengalami kekurangan cairan sehingga dehidrasi karena air juga sangat berpengaruh dalam proses metabolisme tubuh.
Sebelum membahas dehidrasi lebih lanjut, berikut Popmama.comjelaskan terlebih dahulu tentang fungsi air, kebutuhan air anak, dan sumber cairan.
Apa Fungsi Air bagi Tubuh?
Unsplash/Edi Libedinsky
Dalam acara Johnsons Baby Indonesia Expert Class yang disiarkan live melalui Facebook pada Sabtu (13/6/2020), Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K) mengatakan bahwa air merupakan cairan penting karena memiliki banyak manfaat bagi tubuh.
"Air bermanfaat untuk regulasi suhu tubuh. Jadi, kalau seseorang dehidrasi, biasanya mengalami demam juga karena kalau kurang air maka fungsi termoregulasinya terganggu," jelasnya.
Ia juga menambahkan, air dapat membantu proses pencernaan karena berfungsi sebagai pelarut dari semua zat atau komponen yang dikonsumsi. Selain itu, air juga berfungsi sebagai pengatu keseimbangan asam basa dalam tubuh sehingga metabolisme dapat berjalan dengan lancar.
Seberapa Banyak Air yang Dibutuhkan oleh Anak?
Unsplash/Lubomirkin
Seperti yang telah dijelaskan, tubuh anak terdiri dari 70–75% air sehingga penting untuk Mama memberikan si Kecil air. Namun, sebelum itu Mama perlu tahu kebutuhan air anak.
Dr. Ariani Dewi mengatakan, seorang anak itu memerlukan 100 ml air selama 10 kg pertamanya. Jadi, misalnya berat anak 9 kg berarti si Kecil membutuhkan 900 ml air per harinya.
Kemudian, untuk 10 kg kedua setelahnya, itu 50 ml saja. Kalau berat anak 12 kg berarti 10x100=1000+2x50 yang hasilnya 1100 kebutuhan air dalam sehari.
"Tapi, mungkin cukup sulit ya untuk hitung-hitungannya seperti ini. Singkatnya, anak berusia 2–3 tahun kurang lebih memerlukan 1300 ml air sehari," jelasnya.
Editors' Pick
Selain Air, Apa Saja yang Termasuk Sumber Cairan?
Unsplash/Oliver Hale
Ada banyak sumber cairan bagi anak selain air lho, Ma. Tentu saja, bisa dari makanan, seperti sayuran maupun buah-buahan.
"Jenis makanan yang mengandung banyak air itu yang pertama, susu bebas lemak. Namun, tidak disarankan bagi anak-anak karena tubuh si Kecil masih memerlukan banyak lemak dan zat besi," kata Dr. Ariani Dewi.
Sebaiknya, Mama memberikan sayuran saja, seperti bayam atau seledri. Selain itu, bisa juga dari buah-buahan, yaitu strawberry, nangka, atau ketimun.
"Sedangkan beberapa makanan yang airnya sedikit, misalnya, pizza, keju, roti, mentega, biskuit. Jadi, makanan ini jangan diandalkan untuk menambah asupan cairan pada anak," tambahnya.
Lalu, apa sih gejala Ma gejala dehidrasi pada anak? Bagaimana juga cara penanganannya? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini.
1. Dehidrasi pada anak
Unsplash/MI PHAM
Dehidrasi merupakan kondisi berkurangnya jumlah cairan total dalam tubuh. Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan anak mengalami dehidrasi.
"Jadi, dehidrasi bisa terjadi karena kekurangan asupan cairan atau memang cairannya itu keluar dari dalam tubuh secara berlebihan. Misal karena diare, muntah, atau anak berkeringat dengan berlebihan," jelas Dr. Ariani Dewi.
Selain diare dan muntah yang memang sering dialami anak-anak sehingga memicu timbulnya dehidrasi. Penyakit lain juga bisa menyebabkan kekurangan cairan. Misalnya, adanya luka bakar atau diabetes tertentu.
"Anak-anak itu tingkat metabolismenya lebih tinggi dibanding orang dewasa sehingga mereka lebih mudah dehidrasi. Selain itu, anak-anak mungkin saja dehidrasi karena kehilangan cairan secara tidak disadari. Misalnya, ketika mereka bernafas, kan ada penguapan, itu bisa juga menghilangkan cairan tubuh," tambahnya.
2. Tanda dehidrasi pada anak
Unsplash/Blake Meyer
Terdapat beberapa gejala yang menandakan bahwa si Kecil mengalami dehidrasi, Ma. Misalnya, turgor kulit atau elastisitas kulit menurun.
"Jika Mama mencubit ringan di bagian kulit perut anak kan kembali ke bentuk semulanya lebih lambat dari biasanya, itu bisa jadi tanda dehidrasi," ucap Dr. Ariani Dewi.
Selain itu, tanda dehidrasi lainnya juga meliputi munculnya rasa lemas pada anak. Hal ini karena selain kehilangan cairan, dehidrasi juga menyebabkan tubuh anak kehilangan elektrolit.
"Jika sudah kehilangan elektrolit, maka harus diganti dengan elektrolit juga. Jadi, jangan menggunakan cairan biasa saja," tambahnya.
Tak hanya itu, dehidrasi biasanya menggangu termoregulasi atau suhu tubuh sehingga dehidrasi pada anak seringkali disertai dengan demam. Anak pun terlihat mudah lelah.
Beberapa kondisi fisik seperti nadi, tekanan darah, lapisan mukosa, air mata, dan produksi urin juga bisa menjadi ciri-ciri terjadinya dehidrasi pada anak, Ma.
3. Cara penanganan dehidrasi
Unsplash/Jelleke Vanooteghem
Dr. Ariani juga menjelaskan mengenai cara penanganan dehidrasi yang tepat pada anak. "Menurut WHO dan UNICEF, anak yang mengalami dehidrasi direkomendasikan untuk diberikan cairan rehidrasi oral. Terutama saat anak kehilangan cairan dan elektrolit. Dengan catatan, cairan rehidrasi oral tersebut memiliki osmolaritas yang rendah, yaitu sekitar 245 ml," katanya.
Cairan rehidrasi oral (CRO) ini lah yang biasa disebut dengan oralit untuk mengatasi dehidrasi. Mama dapat memilih beragam produk oralit di pasaran, tetapi dengan kandungan kadar natrium dan glukosa yang lebih rendah.
Namun, pemberian larutan rehidrasi oral juga sebaiknya dikombinasi dengan pemberian nutrisi yang tepat, ya, Ma.
Itulah beberapa hal penting mengenai dehidrasi pada anak. Disertai gejala dan cara penanganannya. Semoga bermanfaat ya, Ma.