Gejala Anafilaksis dan Penanganannya pada Anak
Anafilaksis merupakan kondisi medis darurat karena bisa menyebabkan kematian
30 November 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak-anak memiliki tubuh yang rentan terhadap alergi karena pada usia ini organ tubuh atau kulitnya masih sangat sensitif. Ada beragam alergi yang dapat menyerang anak.
Penyebabnya pun bermacam-macam, Ma. Mulai dari alergi yang disebabkan oleh makanan, cuaca, obat, sengatan hewan atau hal lain dari lingkungan di sekitarnya. Jadi, orangtua benar-benar harus waspada dalam menjaga buah hati.
Alergi bukanlah sesuatu yang sepele, Mama dan Papa perlu menemukan penyebab dan cara mengatasinya. Hal ini dilakukan untuk mencegah kambuhnya alergi di lain waktu. Apabila alergi tidak diatasi, anak bisa saja mengalami anafilaksis.
Lebih lanjut, berikut Popmama.com jelaskan mengenai anafilaksis. Disertai dengan gejala dan cara penanganannya sebagai panduan agar orangtua selalu waspada.
Editors' Pick
1. Anafilaksis dapat disebabkan oleh beragam hal
Anafilaksis merupakan reaksi berat yang muncul saat anak terpapar penyebab alergi (alergen). Anak bisa saja mengalami anafilaksis dalam hitungan menit setelah kontak dengan alergen.
Jenis alergen yang menyebabkan anafilaksis dapat berbeda pada setiap anak. Beberapa penyebab alergi paling umum, meliputi:
- makanan,
- sengatan lebah atau hewan lain,
- obat-obatan,
- pewarna yang digunakan untuk tes kesehatan,
- efek suntikan, atau
- getah.
Anafilaksis dapat terjadi pada anak-anak tanpa faktor risiko yang diketahui. Namun, risikonya akan menjadi lebih besar jika anak Mama memiliki alergi, asma, adanya riwayat keluarga yang menderita anafilaksis, atau pernah mengalami anafilaksis sebelumnya.
Perlu diketahui bahwa anafilaksis merupakan kondisi medis yang darurat sehingga perlu diwaspadai dan diatasi secara tepat ketika anak mengalaminya.
Hal ini karena anafilaksis dapat berakibat fatal, seperti menyebabkan kematian.
2. Gejala anafilaksis pada anak-anak
Dilansir dari laman Cedars Sinai, gejala anafilaksis sering terjadi dengan cepat. Anafilaksis dapat terjadi dalam hitungan detik, menit, atau jam setelah terpapar alergen.
Jadi, sangat perlu kewaspadaan bagi setiap orangtua. Beberapa gejala yang mungkin menjadi tanda anak mengalami anafilaksis, yaitu:
- sesak atau bengkak pada tenggorokan, lidah, atau uvula (pendulum kecil dan lembut yang menggantung di belakang tenggorokan anak),
- mata bengkak,
- kesulitan bernapas,
- perasaan tidak nyaman atau agitasi,
- gatal-gatal parah pada kulit,
- mual dan muntah,
- sakit perut,
- detak jantung tidak teratur,
- menurunnya tekanan darah yang ditandai dengan dinginnya tangan atau kaki,
- kehilangan kontrol kandung kemih sehingga sering BAK.
Jika si Kecil mengalami hal-hal di atas setelah terpapar atau kontak dengan salah satu penyebab alergi, segeralah untuk membawanya ke rumah sakit terdekat. Konsultasikan pada dokter anak Mama untuk mengatasinya.