Penyebab dan Cara Mengatasi Anak yang Susah BAB
Anak susah BAB ditandai dengan kotoran atau tinja yang keras dan kering, Ma
30 November 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ketika susah BAB, perut akan terasa tidak nyaman. Apalagi jika dialami oleh anak-anak yang mungkin belum bisa mengomunikasikan rasa atau kondisi tubuhnya dengan baik. Biasanya, anak akan menangis saat merasakan sulit BAB.
Dalam istilah medis, kondisi susah BAB pada anak disebut dengan sembelit atau konstipasi. Perlu orangtua ketahui bahwa anak balita umumnya memiliki frekuensi BAB yang berbeda. Namun idealnya, balita buang air besar 1-3 kali sekali dalam sehari.
Dalam mengetahui adanya sembelit atau konstipasi pada anak, Mama dapat melihat dari frekuensi BAB yang jarang. Selain itu, dapat juga ditandai dengan bentuk feses yang cenderung kering atau keras. Bahkan, mungkin saja disertai dengan adanya pendarahan ketika BAB.
Lebih lanjut, berikut Popmama.com jelaskan penyebab sembelit (konstipasi) disertai cara mengatasi anak yang susah BAB. Dirangkum dari berbagai sumber, Ma.
1. Tanda-tanda anak susah BAB
Terdapat beberapa gejala yang bisa menandakan bahwa anak Mama mengalami susah BAB. Berikut yang telah dilansir dari laman WebMD:
- anak mengeluhkan sakit perut,
- frekuensi BAB yang berkurang hingga kurang dari 3 kali per minggu,
- anak Mama mencoba untuk menahan keluarnya kotoran atau tinja, tandanya dapat dilihat dari ekspresi wajah, menyilangkan kaki, atau memutar tubuhnya,
- adanya noda kecil pada pakaian dalam anak, dan
- kotoran atau tinja yang keras, kering, serta tidak mudah keluar.
Editors' Pick
2. Penyebab anak yang susah BAB
Susah BAB paling sering terjadi ketika kotoran atau tinja bergerak terlalu lambat melalui saluran pencernaan sehingga tinja menjadi keras dan kering. Mengutip Mayo Clinic, banyak faktor yang dapat menyebabkan anak-anak susah BAB, di antaranya:
- sering menunda BAB
Anak yang aktif bermain seringkali mengabaikan rasa ingin buang air besar sehingga cenderung menunda BAB. Selain itu, si Kecil juga mungkin menunda BAB karena takut untuk pergi ke toilet atau adanya rasa tidak nyaman ketika menggunakan toilet lain di luar rumah.
- rasa tidak nyaman saat BAB
Adanya rasa sakit akibat tinja yang terlalu keras atau kering menyebabkan anak merasa tidak nyaman saat BAB. Hal ini memungkinkan anak untuk menunda buang air besar karena tidak ingin pengalaman tidak menyenangkan tersebut terulang.
- masalah toilet training
Apabila orangtua terlalu cepat memutuskan untuk melakukan toilet training, anak mungkin saja akan berontak sehingga menunda BAK atau BAB. Seringnya menunda keinginan buang hajat ini dapat menjadi kebiasaan buruk yang menganggu pencernaan.
- perubahan pola makan
Adanya perubahan pola makan, seperti peralihan makanan cair ke makanan padat biasanya menyebabkan sembelit. Ketika anak terbiasa mengonsumsi makanan yang dihaluskan menjadi makanan padat, seperti buah atau sayur kaya serat, sistem pencernaan si Kecil mungkin saja kaget sehingga sulit memroses makanan tersebut, Ma.
- perubahan rutinitas
Setiap perubahan dalam rutinitas anak, seperti perjalanan, cuaca panas atau cuaca dingin, atau stres dapat memengaruhi fungsi usus. Anak-anak juga lebih mungkin mengalami susah BAB saat pertama kali mulai bersekolah di luar rumah.
- pengobatan
Ketika anak sedang dalam masa pengobatan, rasa sulit BAB mungkin saja muncul sebagai efek sampingnya. Obat-obatan, seperti antidepresan tertentu dan berbagai obat lain dapat menyebabkan sembelit.
- alergi susu sapi
Alergi terhadap susu sapi atau terlalu banyak mengonsumsi produk susu, seperti keju dan olahan susu sapi lainnya terkadang menyebabkan sembelit pada anak-anak.
- riwayat keluarga
Anak-anak yang memiliki anggota keluarga yang pernah mengalami sembelit lebih mungkin mengalami sembelit juga, Ma. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya faktor genetik atau lingkungan bersama.
- adanya kondisi medis tertentu
Kondisi medis tertentu mungkin saja menyebabkan rasa sulit BAB pada anak. Meskipun kasusnya jarang, tetapi adanya kelainan anatomi, masalah sistem metabolisme atau pencernaan, atau kondisi lainnya bisa menjadi penyebab sembelit.
3. Mengatasi anak susah BAB di rumah
Ada beberapa pengobatan yang dapat Mama coba di rumah untuk mengatasi sembelit pada anak-anak, yaitu:
- pastikan anak mendapatkan cukup cairan, kebanyakan anak membutuhkan sekitar 3–4 gelas air setiap hari,
- tambahkan lebih banyak serat ke dalam makanan anak Mama,
- pastikan si Kecil makan cukup buah-buahan, biji-bijian, dan sayuran, makanan kaya serat tersebut membuat berbagai hal dalam tubuh terus bergerak,
- pastikan anak tidak mengonsumsi makanan cepat saji secara berlebihan karena bisa memperlambat pencernaan,
- batasi minuman bersoda dan teh karena memiliki banyak kafein di dalamnya,
- biasakan anak untuk buang air besar secara teratur, mintalah anak mencoba setidaknya 10 menit selama 2 kali sehari, setelah makan adalah saat yang tepat, Ma.
Jika hal-hal di atas tampaknya tidak berhasil, Mama dapat berkonsultasi dengan dokter anak tentang penggunaan pencahar atau pelunak tinja yang ringan serta ramah anak.
4. Waspadai adanya gejala lain yang mungkin berbahaya
Sembelit atau kondisi susah BAB biasanya bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan pada anak-anak, tetapi terkadang bisa menjadi tanda kondisi yang lebih serius. Jika sembelit anak Mama berlangsung selama lebih dari 2 minggu, mungkin ada hal lain yang terjadi.
Buatlah janji dengan dokter anak, apabila Mama melihat gejala lain saat anak susah BAB, seperti:
- adanya pembengkakan di perut,
- penurunan berat badan,
- feses yang mengandung darah,
- demam,
- muntah,
- air mata di kulit sekitar anus.
Apabila sembelit anak semakin parah, dokter anak mungkin ingin melakukan beberapa tes untuk mencari tahu apa penyebab masalahnya. Dokter mungkin saja akan mencoba tindakan berikut:
- Rontgen perut
Rontgen perut menggunakan sinar-X normal untuk memeriksa penyumbatan. Cara ini paling sering digunakan untuk mendiagnosis sembelit.
- Rontgen barium enema
Saat rontgen barium enema dilakukan, usus dilapisi dengan pewarna sehingga ketika ada masalah pada rektum, usus besar atau usus kecil akan menunjukkan tanda sehingga terlihat jelas pada rontgen. Cara ini cukup jarang dilakukan oleh dokter, tetapi terkadang dibutuhkan.
- Biopsi rektal
Tindakan biopsi rektal dilakukan dengan cara mengambil sampel jaringan yang sangat kecil. Hal ini bertujuan untuk memeriksa sel-sel saraf abnormal dalam rektum. Namun, prosedur ini jarang dibutuhkan.
Mama perlu mengingat bahwa ada banyak alasan mengapa anak sesekali mengalami sembelit. Biasanya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dengan sedikit penyesuaian, anak dapat kembali normal dalam waktu singkat, Ma.
5. Cara mencegah susah BAB pada anak-anak
Meskipun kondisi susah BAB pada anak-anak sering terjadi dan cukup mudah diatasi, tetapi Mama bisa mencegahnya. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah sembelit:
Biasakan anak untuk mengonsumsi makanan berserat tinggi
Pola makan kaya serat dapat membantu tubuh anak-anak membentuk feses yang lembut dan besar. Jadi, Mama sebaiknya menyajikan makanan yang berserat tinggi, seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, sereal, dan roti dari gandum utuh.
Apabila si Kecil tidak terbiasa dengan makanan tinggi serat, mulailah dengan menambahkan beberapa gram serat saja sehari untuk mencegah gas dan kembung. Menurut Angka Kecukupan Gizi yang ditetapkan oleh Kemenkes RI lewat Peraturan Menteri Kesehatan no. 75 tahun 2013, jumlah kebutuhan serat harian anak usia 1–3 tahun adalah 16 gram setiap harinya.
Dorong anak untuk minum banyak cairan, Ma
Air seringkali merupakan pilihan yang terbaik. Hal ini karena cairan dalam tubuh dapat mendorong aktivitas fisik. Aktivitas fisik yang teratur membantu menstimulasi fungsi usus yang normal pada anak.
Ciptakan rutinitas toilet
Sebisa mungkin, Mama menyisihkan waktu setelah makan agar anak terbiasa menggunakan toilet. Jika perlu, sediakan bangku kaki agar anak nyaman duduk di toilet dan memiliki daya ungkit yang cukup untuk mengeluarkan bangku.
Ingatkan anak untuk memperhatikan panggilan alam, seperti BAK atau BAB. Beberapa anak begitu asik bermain sehingga mereka mengabaikan keinginan untuk buang air besar. Apabila penundaan seperti itu sering terjadi, dapat menyebabkan sembelit.
Bersikaplah suportif
Hargai usaha anak, bukan hanya terpaku pada hasilnya, Ma. Beri hadiah kecil ketika anak berhasil mencoba buang air besar. Hadiah yang mungkin dapat diberikan, yaitu stiker, buku, atau permainan khusus yang hanya tersedia setelah (atau mungkin selama) waktu toilet.
Selain itu, hindari untuk menghukum anak yang mengotori celana dalamnya. Cukup beri pemahaman yang sederhana sehingga anak tak mengulangi. Ingatlah selalu untuk menjadi orangtua yang suportif, Ma.
Tinjau pengobatan
Jika anak Mama mengonsumsi obat yang menyebabkan sembelit, tanyakan kepada dokternya tentang pilihan lain agar buah hati tidak mengalami susah BAB.
Itulah beberapa informasi penting seputar susah buang air besar pada anak-anak. Disertai solusi dan cara pencegahannya. Semoga dapat bermanfaat, ya.
Baca juga:
- 6 Cara Mengatasi Sembelit pada Anak
- Ini Lho, 4 Makanan yang Bikin Bayi Sembelit
- Tak Perlu Obat, Makanan Ini Bisa Redakan Sembelit pada Bayi