Saat ini, karies gigi merupakan masalah kesehatan utama yang bisa berdampak negatif terhadap kesehatan mulut bayi dan anak-anak. Karies gigi adalah penyakit kronis yang terjadi pada anak-anak lima kali lebih umum daripada asma dan tujuh kali lebih umum daripada demam.
Mengutip laman oralhealthgroup, sekitar 40% anak memiliki karies gigi pada usia 5 tahun, dan 8% anak berusia 2 tahun mengalami pembusukan akibat karies dan beberapa di antaranya telah melakukan pemulihan sebelumnya.
Karies pada gigi anak ditandai dengan adanya satu atau lebih permukaan gigi yang busuk, hilang, atau terisi pada bagian gigi sulung. Biasanya, terjadi pada anak berusia 71 bulan atau lebih muda.
Jika luka karies pada anak tidak diobati segera dapat menyebabkan perawatan gigi yang semakin mahal, gangguan pertumbuhan dan perkembangan, nyeri, dan infeksi yang mengancam jiwa.
Secara lebih lanjut, berikut informasi yang telah Popmama.com rangkum dari berbagai sumber.
1. Sering konsumsi makanan manis
Unsplash/Patrick Fore
Mengutip informasi Mayo Clinic, makanan manis seperti permen adalah makanan perusak gigi. Makanan yang melekat pada gigi dalam kurun waktu yang lama seperti permen, kue, es krim, soda, gula, buah kering, susu, madu dan sereal kering dapat menyebabkan kerusakan.
Karies gigi terbentuk ketika bakteri yang hidup di mulut mencerna sisa-sisa karbohidrat yang tertinggal di gigi setelah kita makan. Bakteri ini kemudian akan menghasilkan asam yang bercampur dengan air liur untuk membentuk plak. Dari plak yang terus menumpuk inilah gigi mengalami kerusakan.
Jadi, pikirkan dengan baik sebelum Mama memberikan camilan manis pada anak. Banyak penelitian juga telah menemukan bahwa seringnya mengkonsumsi permen dan minuman manis menyebabkan gigi berlubang.
2. Tidak rutin sikat gigi
Pexels/Cottonbro
Bakteri, asam, dan sisa-sisa makanan serta air liur bergabung membentuk plak yang melekat pada gigi. Asam dalam plak melarutkan permukaan email gigi lalu akan menyebabkan gigi berlubang.
Untuk itu, Mama perlu mengajarkan si Kecil rajin menyikat gigi secara rutin. Setidaknya dua kali dalam sehari, setiap pagi dan malam hari sebelum tidur.
Mengutip laman betterhealth, anak-anak membutuhkan orang dewasa untuk membantu mereka menyikat gigi sampai mereka dapat melakukannya dengan baik sendiri. Jadi, dampinglah anak setiap menyikat gigi ya, Ma.
Pilihlah gagang sikat gigi yang mudah digenggam serta memiliki bulu sikat lembut sehingga aman dan nyaman bagi buah hati. Gunakan juga pasta gigi khusus anak, Mama cukup memberikannya seukuran kacang polong tiap sikat gigi.
3. Pengaruh dari bakteri
Unsplash/Jonathan Borba
Dilansir dari laman IDNTimes, banyaknya makanan serta minuman yang dikonsumsi menjadikan mulut dan gigi sebagai tempat hidup bakteri. Beberapa bakteri tertentu ini pun bisa memicu karies pada gigi anak.
Misalnya, Streptococcus mutans dan Lactobacilli. Sementara, karies yang terjadi di akar gigi umumnya disebabkan oleh Lactobacillus acidophilus, Actinomyces viscosus, Nocardia spp dan Streptococcus mutans.
Ketika bakteri-bakteri jahat ini mencerna karbohidrat yang terbentuk di gigi, maka asam akan terbentuk. Asam tersebut kemudian menimbulkan plak dan akan menyebabkan karies gigi. Lambat laun, gigi pun menjadi rapuh, berlubang, hingga terkadang berwarna kekuningan atau kehitaman.
Editors' Pick
4. Makan atau minum sebelum tidur
Unsplash/Engin Akyurt
Kebiasaan memberi m minum sebagai pengantar tidur si buah hati ternyata dapat menyebabkan karies gigi lho, Ma. Dalam sebuah penelitian besar di Finlandia, minum 1-2 minuman manis per hari dapat berisiko menimbulkan rongga atau lubang gigi sekitar 31% lebih tinggi.
Ketika anak diberi botol yang diisi dengan susu, susu formula, jus atau cairan lain yang mengandung gula, minuman ini tetap di gigi anak selama berjam-jam saat mereka tidur. Secara tidak langsung, Mama telah memberi makan bakteri penyebab pembusukan pada gigi.
Mengemil cookie atau keripik kentang sebelum tidur juga dapat memungkin kan anak mengalami gigi berlubang. Untuk itu, berikan lah makan atau minum beberapa jam sebelum anak tidur dan biasakan mereka untuk sikat gigi setiap malam, Ma.
5. Gigi kekurangan flouride
Unsplash/William Warby
Gigi yang tidak mendapat cukup fluoride akan rentan mengalami karies. Hal ini karena fluoride sebagai mineral yang terbentuk secara alami bermanfaat untuk membangun kembali (remineralisasi) email gigi yang melemah, memperlambat hilangnya mineral dari email gigi, membalikkan tanda-tanda awal kerusakan gigi, hingga mencegah pertumbuhan bakteri mulut yang berbahaya.
Ketika bakteri di mulut memecah gula dan karbohidrat, mereka menghasilkan asam yang menggerogoti mineral dalam email gigi. Hilangnya mineral ini disebut demineralisasi. Enamel gigi yang lemah membuat gigi rentan terhadap bakteri yang menyebabkan gigi berlubang.
Dengan adanya fluoride pada gigi, maka akan membantu remineralisasi email gigi sehingga dapat mencegah gigi berlubang dan membalikkan tanda-tanda awal kerusakan gigi. Fluoride umumnya bisa didapatkan dari penggunaan pasta gigi atau cairan pembersih mulut.
6. Kondisi mulut yang kering
Unsplash/Frank Mckenna
Kondisi mulut kering juga bisa menyebabkan karies gigi. Mulut kering berarti kekurangan air liur. Padahal air liur dapat membantu mencegah kerusakan gigi karena bisa membersihkan makanan dan plak dari gigi.
Zat yang ditemukan dalam air liur juga membantu melawan asam yang diproduksi oleh bakteri. Untuk itu, usahakan agar mulut anak tidak kering, Ma. Ajarkan anak untuk selalu menjaga kebersihan mulut dan gigi serta perhatikan hidrasi dengan cara memenuhi kebutuhan cairan setiap hari.
Hindari juga penggunaan obat kumur yang mengandung alkohol karena bisa menyebabkan mulut terasa kering. Sebagai gantinya, Mama bisa menggunakan obat kumur yang mengandung xylitol.
7. Gangguan makan dan maag
Unsplash/Danielle MacInnes
Adanya gangguan makan pada anak, seperti anoreksia dan bulimia dapat menyebabkan erosi dan rongga gigi yang signifikan. Asam lambung dari muntah berulang secara terus menerus bisa melarutkan email gigi.
Gangguan makan ini juga bisa mengganggu produksi air liur sehingga membuat mulut kering dan berpotensi mengalami karies gigi. Selain itu, maag juga bisa meningkatkan risiko karies pada gigi.
Hal ini karena refluks asam dari lambung yang kembali ke kerongkongan dapat mencapai mulut. Asam yang berada dalam kontak intim dan konstan dengan gigi dapat mendemineralisasi atau menghilangkan lapisan dari gigi.
Maag juga bisa menjadi penyebab mulut kering yang mengintensifkan bakteri dan plak gigi sehingga meningkatkan risiko rongga dan pembusukan pada gigi.
Bahaya Karies Gigi pada Anak
Pexels/Alex Green
Karies gigi pada anak begitu cepat berkembangnya karena gigi susu atau gigi pertama yang tumbuh pada anak ini kebanyakan masih memiliki lapisan email dan dentin yang lebih tipis.
Lama-kelamaan karies gigi dapat menyebabkan gigi berlubang dan bahkan gigi tanggal. Mama bisa lihat, karies gigi juga bisa menghilangkan sebagian gigi si Kecil, jadinya tidak terlihat utuh lagi.
Banyak kejadian, karies gigi pada anak tidak ditangani dengan perawatan yang tepat. Padahal, gigi susu yang rusak akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan gigi permanen anak nantinya.
Bahaya dari karies gigi pada anak adalah gigi susu yang rusak dan tanggal bisa mengakibatkan rahang anak mengecil. Lalu menyebabkan gigi permanen yang berada di bawah gigi susu tidak mendapatkan tempat yang optimal untuk tumbuh.
Jika sudah begini, tak menutup gigi permanen akan tumbuh berantakan. Setelah tumbuh dewasa anak akhirnya terpaksam menggunakan kawat gigi.
Kerusakan gigi yang dialami anak juga bisa membuat anak sulit makan. Ada rasa sakit dan bengkak yang ditimbulkan membuat anak sulit untuk mengunyah makanan.
Efek jangka panjangnya anak menjadi rentan kekurangan nutrisi, dan berat badannya bisa berkurang atau pertumbuhannya tidak sesuai usianya.
Itulah 7 penyebab karies gigi pada anak beserta apa bahayanya bagi si Kecil. Jaga kesehatan gigi dan mulut dengan rajin menyikat gigi sebelum tidur dan setelah makan pada anak yuk, Ma.