7 Perilaku Anak 1 Tahun yang Tidak Boleh Diremehkan
Periode eksplorasi dan pembelajaran pada anak
17 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada usia satu tahun, anak mengalami berbagai perubahan penting dalam proses tumbuh kembangnya.
Masa ini sering disebut sebagai periode eksplorasi dan pembelajaran, dimana anak mulai menunjukkan perilaku-perilaku unik yang mungkin tampak sederhana tetapi sebenarnya memiliki makna mendalam.
Sebagai orangtua, mengenali dan memahami setiap tindakan anak sangat penting untuk mendukung perkembangannya secara optimal.
Beberapa perilaku ini, meskipun terlihat sepele, tidak boleh diremehkan karena merupakan cara anak belajar memahami dunia di sekitarnya.
Menyadari makna di balik perilaku-perilaku ini memungkinkan orangtua untuk mendampingi anak dengan lebih bijaksana dan memberikan respons yang tepat.
Berikut Popmama.com merangkum 7 perilaku anak 1 tahun yang tidak boleh diremehkan.
1. Malu dengan orang asing
Saat anak merasa malu atau takut ketika bertemu orang asing, itu merupakan tanda perkembangan sosial yang sehat.
Anak mulai mengenali dan membedakan orang-orang yang akrab dan asing baginya, yang merupakan dasar dari konsep rasa aman.
Respons orangtua sangat penting dalam situasi ini.
Jika orangtua menunjukkan dukungan dan ketenangan, anak akan belajar mengelola perasaannya dalam menghadapi orang baru.
Alih-alih memaksanya untuk bersosialisasi, beri ruang bagi anak untuk menyesuaikan diri.
Dengan mendampingi tanpa paksaan, anak bisa belajar percaya diri secara bertahap dan merasa aman saat berinteraksi dengan orang lain.
2. Eksplorasi hal baru dengan memasukkan benda ke mulut
Anak usia satu tahun sering memasukkan benda ke mulut sebagai cara mereka mengenal lingkungan.
Di tahap ini, sensor oral merupakan salah satu cara utama anak belajar tentang tekstur, bentuk, dan rasa. Hal ini normal dan menjadi bagian dari eksplorasi awal mereka.
Namun, orangtua perlu memastikan lingkungan sekitar aman dan bebas dari benda-benda kecil yang bisa tertelan.
Alih-alih melarang sepenuhnya, siapkan benda-benda yang aman untuk dimasukkan ke mulut, seperti mainan gigi atau tekstur yang bisa dirasakan.
Cara ini memungkinkan anak mengeksplorasi dengan aman sambil mendukung perkembangan sensorik dan motoriknya.
Editors' Pick
3. Menjatuhkan sesuatu untuk memahami cara kerjanya
Perilaku anak yang sering menjatuhkan benda berulang kali menunjukkan rasa ingin tahu tentang sebab-akibat.
Saat menjatuhkan mainan atau benda lain, anak memperhatikan bagaimana benda tersebut bergerak dan berbunyi saat jatuh.
Ini adalah dasar pembelajaran tentang gravitasi dan hubungan antara tindakan dan hasil.
Respons positif dari orangtua, seperti mengembalikan benda untuk dijatuhkan lagi, dapat mendukung rasa ingin tahu anak.
Dengan cara ini, mereka memahami bahwa setiap tindakan memiliki efek.
Orangtua dapat menyiapkan mainan tahan banting atau mainan edukatif untuk mendukung eksplorasi ini, membantu anak belajar dengan aman dan menyenangkan.
4. Suka meniru kata-kata yang diucapkan oleh orang di sekitarnya
Pada usia ini, anak mulai sering meniru kata-kata atau suara dari orang di sekitarnya, yang merupakan fase awal perkembangan bahasa.
Mereka menyerap bahasa melalui pengulangan dan meniru suara yang sering didengar.
Orangtua bisa mendukung proses ini dengan berbicara perlahan dan jelas, serta menggunakan kata-kata sederhana.
Berikan pujian saat anak mencoba mengucapkan kata atau meniru suara, karena ini akan membangun kepercayaan dirinya dalam berbicara.
Komunikasi sehari-hari yang penuh perhatian dan sering mengulang kata-kata dasar membantu mempercepat perkembangan bahasa anak, menambah kosakata, dan mengajarkan arti kata melalui konteksnya.
5. Mengatakan atau melakukan sesuatu untuk mendapatkan perhatian
Di usia satu tahun, anak mulai melakukan hal-hal tertentu untuk mendapatkan perhatian, misalnya dengan tertawa, tersenyum, atau bahkan menangis.
Perilaku ini menunjukkan bahwa anak mulai memahami konsep perhatian sosial dan pentingnya interaksi dengan orang-orang di sekitarnya.
Ketika anak menunjukkan perilaku ini, respons positif dari orangtua, seperti tersenyum kembali atau memberi pelukan, dapat memperkuat hubungan emosional dan memberikan rasa aman.
Menunjukkan minat dan antusiasme pada respons anak akan mendorongnya untuk lebih percaya diri mengekspresikan perasaannya, dan mendukung perkembangan emosi serta kemampuannya dalam berinteraksi dengan orang lain.
6. Dapat menunjukkan sesuatu yang menjadi kesukaannya
Pada usia ini, anak mulai memiliki preferensi atau ketertarikan pada benda, mainan, atau aktivitas tertentu.
Menunjukkan sesuatu yang mereka sukai adalah tanda awal ekspresi diri dan preferensi pribadi.
Orangtua bisa memerhatikan apa yang menarik minat anak dan menyediakan lebih banyak waktu untuk aktivitas tersebut.
Misalnya, jika anak menunjukkan minat pada buku bergambar, Mama bisa sering membacakannya cerita.
Mendukung ketertarikan anak ini akan membuatnya merasa diapresiasi, sekaligus membantu memperkuat keterampilan baru yang mungkin sedang ia pelajari.
7. Mulai menggunakan objek dengan benar
Anak usia satu tahun umumnya mulai memahami cara menggunakan objek tertentu sesuai dengan fungsinya, seperti menggunakan sendok untuk makan atau telepon mainan untuk pura-pura menelepon.
Hal ini menunjukkan perkembangan pemahaman konsep serta keterampilan motorik halus.
Menggunakan objek sesuai fungsinya juga menandakan bahwa anak mulai memahami instruksi sederhana.
Orangtua bisa mendukung perkembangan ini dengan menyediakan objek atau mainan edukatif yang aman dan sesuai untuk anak.
Memberi contoh penggunaannya sambil mendampingi mereka membantu anak memperkuat keterampilan ini.
Aktivitas ini tidak hanya mendukung perkembangan fisik, tetapi juga membangun kepercayaan diri anak dalam mengeksplorasi dan belajar.
Demikian rangkuman mengenai 7 perilaku anak 1 tahun yang tidak boleh diremehkan.
Baca juga:
- 11 Merek Obat Flu untuk Anak Usia 3 Tahun di Apotek yang Bagus
- 7 Manfaat Tidur Siang untuk Anak, Bantu Kembalikan Energi
- 7 Tips Memupuk Kesabaran saat Menjaga Anak Usia Batita