Pada usia dua tahun, anak memasuki fase perkembangan yang penuh semangat dan aktivitas. Mereka mulai menunjukkan rasa ingin tahu yang besar dan selalu tertarik untuk mengeksplorasi hal-hal baru di sekitarnya.
Di usia ini, perilaku anak seringkali berubah-ubah, mulai dari antusias yang berlebihan hingga mudah marah ketika keinginannya tak terpenuhi.
Banyak orangtua merasa takjub melihat betapa aktif dan beraninya anak mereka dalam bereksplorasi.
Sifat energik ini, meski kadang melelahkan, adalah bagian penting dalam proses tumbuh kembang mereka.
Berikut Popmama.com rangkum perilaku anak 2 tahun yang menunjukkan energi tinggi dan keinginan besar anak untuk menghadapi berbagai tantangan.
1. Suka mengeksplorasi lingkungan sekitar
Unsplash/Sandy Millar
Anak usia dua tahun memiliki naluri eksplorasi yang kuat.
Mereka tertarik dengan berbagai hal di lingkungan sekitarnya dan suka mencoba benda-benda baru, mulai dari menyentuh, memegang, hingga terkadang memasukkannya ke dalam mulut.
Ini adalah bagian penting dari proses perkembangan mereka karena dengan mengeksplorasi, mereka belajar memahami tekstur, warna, ukuran, dan bentuk.
Hal ini dapat membantu mereka mengembangkan kemampuan kognitif dan sensorik, meskipun sering kali membuat orangtua harus selalu mengawasi agar mereka tetap aman.
Melalui eksplorasi, anak-anak belajar memahami batasan, sebab-akibat, serta membentuk keterikatan dengan lingkungan mereka.
2. Berani menunjukkan emosi secara langsung
Freepik/jcomp
Di usia ini, anak belum mampu mengontrol emosinya secara matang, sehingga ekspresi perasaan mereka sangat spontan.
Mereka cenderung mengekspresikan emosi secara langsung tanpa memikirkan situasi atau kondisi sekitar.
Jika mereka merasa senang, mereka bisa tertawa terbahak-bahak, namun, ketika marah atau kecewa, mereka bisa langsung menangis keras atau menunjukkan ketidakpuasan.
Perilaku ini seringkali menimbulkan tantangan bagi orangtua karena emosi anak mudah berubah.
Anak yang menunjukkan emosinya secara langsung membutuhkan dukungan dan pemahaman agar ia bisa mengenali serta mengekspresikan perasaannya dengan cara yang lebih tenang seiring bertambahnya usia.
Editors' Pick
3. Mencoba menjadi mandiri
Pexels/Cotton Bro
Anak usia dua tahun mulai menunjukkan keinginan untuk melakukan segala sesuatu sendiri.
Mereka mungkin ingin makan tanpa bantuan atau mencoba memakai sepatu sendiri, meskipun kemampuan motoriknya belum sempurna.
Keinginan untuk menjadi mandiri adalah tanda perkembangan kemandirian dan rasa percaya diri.
Meski pada akhirnya mereka sering meminta bantuan, penting bagi orangtua untuk memberi ruang dan waktu agar anak bisa belajar melakukan hal-hal secara mandiri.
Selain itu, ini juga membangun rasa tanggung jawab dan kemandirian sejak dini.
Mendukung perilaku ini sambil tetap mengawasi akan membantu anak merasa aman saat berusaha mandiri.
4. Meniru orang dewasa di sekitarnya
Freepik
Anak-anak pada usia dua tahun berada dalam fase dimana mereka banyak belajar melalui observasi dan peniruan.
Mereka akan meniru perilaku orangtua, saudara, atau bahkan teman-temannya, baik itu cara berbicara, gerakan, atau aktivitas tertentu.
Meniru adalah salah satu cara utama anak belajar memahami dunia sekitar dan mempelajari keterampilan sosial, sehingga perilaku ini adalah hal yang normal dan baik untuk perkembangannya.
Ketika orangtua menunjukkan perilaku positif, anak cenderung meniru dan membentuk kebiasaan yang baik.
Sebaliknya, anak juga bisa meniru hal negatif jika sering melihatnya, maka penting untuk menjadi teladan yang baik.
5. Aktif dan tidak bisa diam
Freepik
Anak dua tahun umumnya memiliki tingkat energi yang tinggi, yang membuat mereka selalu ingin bergerak dan bereksplorasi.
Mereka suka melompat, berlari, memanjat, atau bahkan berputar-putar hanya untuk merasakan sensasi fisik yang berbeda.
Aktivitas ini bukan hanya menunjukkan energi mereka, tetapi juga bagian dari perkembangan motorik kasar yang sangat penting.
Meskipun mungkin terasa melelahkan bagi orangtua, penting bagi anak untuk memiliki kesempatan bergerak.
Melalui aktivitas fisik ini, anak belajar mengendalikan tubuhnya, mengembangkan koordinasi, serta menyalurkan energinya dengan cara yang positif.
6. Mencoba memahami konsep ‘milikku’ dan ‘milikmu’
Pexels/Anna Shvets
Pada usia dua tahun, anak mulai memahami konsep kepemilikan meskipun pemahamannya masih terbatas.
Mereka mungkin sering mengatakan "milikku" untuk menunjukkan kepemilikan terhadap mainan atau barang-barang pribadi mereka.
Hal ini adalah tahap awal bagi mereka dalam memahami bahwa setiap orang memiliki barang atau hak atas sesuatu.
Meskipun mereka masih merasa sulit berbagi, konsep "milikku" dan "milikmu" penting dalam membantu anak mengembangkan pemahaman tentang batasan sosial.
Orangtua bisa mulai mengajarkan anak untuk berbagi dengan sabar dan menjelaskan kepemilikan dengan bahasa yang sederhana agar anak lebih mudah memahaminya.
7. Mengalami tantrum saat keinginannya tidak tercapai
Freepik
Ilustrasi anak menangis di tempat umum
Anak usia dua tahun sering mengalami tantrum atau ledakan emosi saat keinginannya tidak terpenuhi atau mereka merasa frustasi.
Tantrum adalah cara mereka mengekspresikan ketidakpuasan karena kemampuan verbal mereka masih terbatas untuk menjelaskan apa yang dirasakan.
Ketika anak mengalami tantrum, penting bagi orangtua untuk tetap tenang dan mengerti bahwa ini adalah bagian dari perkembangan emosinya.
Dengan mendampinginya saat tantrum, anak merasa didukung dan perlahan belajar mengelola emosi.
Melalui proses ini, anak akan memahami bahwa ada cara yang lebih baik untuk mengungkapkan keinginannya.
Demikian rangkuman mengenai perilaku anak 2 tahun.