Sebagai orangtua, Mama adalah cerminan utama bagi anak. Apa pun yang dilakukan atau diucapkan oleh Mama, secara langsung maupun tidak langsung, akan membentuk pola pikir, karakter, dan kebiasaan anak.
Anak-anak adalah pengamat yang tajam, mereka mempelajari dunia melalui perilaku orangtua sebagai teladan.
Oleh karena itu, penting bagi Mama untuk berhati-hati dalam bertindak, terutama di depan anak.
Ada kebiasaan tertentu yang tanpa disadari dapat memberikan dampak buruk pada perkembangan anak, baik secara emosional maupun mental.
Untuk membantu menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung, berikut adalah 7 perilaku yang harus Mama hindari ketika di depan anak, selengkapnya di Popmama.com.
1. Menjelekkan diri sendiri
Freepik
Mengatakan hal-hal negatif tentang diri sendiri, seperti "Mama bodoh," atau "Mama tidak cantik," bisa meninggalkan dampak buruk pada pola pikir anak.
Anak seringkali memandang orangtua sebagai panutan. Ketika Mama menurunkan harga diri di depan mereka, anak-anak dapat belajar perilaku serupa, meragukan nilai diri mereka sendiri.
Penting untuk menunjukkan kepercayaan diri dan berbicara positif tentang diri sendiri.
Ini mengajarkan anak untuk menghormati diri mereka dan membangun kepercayaan diri yang sehat.
Jika Mama merasa ingin mengkritik diri, coba lakukan introspeksi secara pribadi, tanpa melibatkan anak.
2. Berbicara dengan suara keras pada pasangan di depan anak
Freepik
Pertengkaran antara orangtua, terutama dengan nada suara tinggi, dapat membuat anak merasa tidak aman.
Anak-anak adalah pengamat yang tajam, dan mereka bisa menyerap energi negatif dari lingkungan mereka.
Ketika konflik terjadi dengan suara keras, anak mungkin mengembangkan rasa cemas atau bahkan meniru perilaku serupa dalam hubungan mereka kelak.
Jika ada perbedaan pendapat dengan pasangan, usahakan untuk menyelesaikannya secara tenang dan tertutup, jauh dari pandangan anak.
Menjaga komunikasi yang sehat di depan anak membantu mereka memahami pentingnya menghormati dan bekerja sama dalam hubungan.
Editors' Pick
3. Mengekspresikan amarah dengan kekerasan fisik
Freepik/KamranAydinov
Tindakan fisik, seperti membanting barang atau memukul, ketika sedang marah memberikan contoh buruk pada anak tentang cara mengelola emosi.
Anak bisa belajar bahwa kekerasan adalah solusi untuk menyelesaikan konflik atau mengatasi amarah.
Sebagai gantinya, cobalah teknik pengendalian emosi, seperti menarik napas dalam-dalam atau menjauh sejenak untuk menenangkan diri.
Jelaskan kepada anak tentang perasaan Mama setelah Mama tenang, sehingga mereka juga belajar cara menghadapi emosi secara sehat dan produktif.
4. Mengkritik orang lain secara terbuka
Freepik/user18526052
Mengomentari kekurangan orang lain di depan anak dapat mengajarkan pola pikir yang menghakimi.
Anak-anak yang sering mendengar kritik tajam tentang orang lain mungkin akan mengadopsi sikap serupa, sehingga sulit menghormati perbedaan atau menunjukkan empati.
Perilaku ini juga dapat merusak hubungan sosial anak di masa depan.
Untuk itu, Mama sebaiknya berhati-hati dalam menyampaikan pendapat. Jika diperlukan, berikan kritik yang konstruktif dan hanya di waktu yang tepat.
Lebih baik lagi, gunakan kesempatan ini untuk mengajarkan anak tentang pentingnya memahami sudut pandang orang lain dan menunjukkan empati kepada sesama, sehingga mereka tumbuh menjadi individu yang penuh pengertian.
5. Menggunakan kata-kata kasar atau tidak pantas
Pexels/Alex Green
Kata-kata kasar yang diucapkan tanpa sadar saat Mama sedang emosi dapat berdampak buruk pada anak.
Anak-anak cenderung meniru bahasa yang sering mereka dengar, dan ini dapat memengaruhi cara mereka berbicara kepada orang lain.
Penggunaan kata-kata yang tidak pantas juga dapat merusak nilai moral yang Mama ingin tanamkan pada anak.
Sebagai gantinya, Mama perlu membiasakan menggunakan bahasa yang sopan, meskipun dalam situasi sulit.
Pilihan kata yang baik akan mengajarkan anak untuk berbicara dengan cara yang penuh rasa hormat.
6. Menyalahkan orang lain atas kesalahan sendiri
Pexels/AlexGreen
Ketika Mama sering menyalahkan orang lain atas kesalahan atau masalah yang terjadi, anak mungkin belajar untuk menghindari tanggung jawab.
Anak-anak yang tumbuh dengan pola pikir ini dapat menjadi individu yang sulit mengakui kesalahan atau bertanggung jawab atas tindakan mereka.
Sebagai gantinya, Mama dapat memberikan contoh dengan mengakui kesalahan dan mencari solusi.
Sikap ini mengajarkan anak pentingnya kejujuran dan tanggung jawab.
Anak-anak akan belajar bahwa setiap kesalahan adalah kesempatan untuk belajar dan tumbuh menjadi lebih baik, bukan sesuatu yang harus ditutupi atau dilemparkan kepada orang lain.
7. Mengabaikan anak saat sedang menggunakan gadget
Freepik
Ketika Mama terlalu fokus pada gadget, anak mungkin merasa tidak dihargai atau diabaikan.
Hal ini dapat memengaruhi hubungan emosional dengan anak, membuat mereka merasa kurang diperhatikan.
Selain itu, anak juga bisa meniru kebiasaan ini, sehingga sulit untuk fokus pada interaksi sosial.
Untuk mencegah hal ini, Mama bisa menentukan waktu bebas gadget saat bersama anak, seperti saat makan malam atau bermain.
Dengan memberi perhatian penuh, Mama menunjukkan kepada anak bahwa mereka adalah prioritas.
Hal ini akan memperkuat ikatan emosional sekaligus mengajarkan pentingnya hadir secara utuh dalam hubungan dengan orang lain.
Demikian 7 hal yang harus Mama hindari ketika di depan anak.
Hati-hati ketika berperilaku di depan anak agar mencegah pembentukan karakter anak yang tidak baik ya, Ma.