Anak Sudah 2 Tahun Tapi Belum Lancar Bicara? Ini Cara Mengatasinya
Sudah 2 tahun tapi belum lancar bicara? Mama bisa coba 6 tips ini
4 Mei 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Si Kecil sudah bisa memanggil Mama atau Papa, tetapi ia tak juga lancar bicara?
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), keterlambatan bicara dan bahasa kerap dialami 5-8% anak usia prasekolah. Artinya, Mama tidak sendirian mengalami hal ini. Ada orang tua lain yang juga mengalami permasalahan sama.
Meskipun begitu, tetap saja Mama harus memantau terus kemampuan berbicara si Kecil. Jika merujuk pada perkembangan bicara anak, usia 2-3 tahun anak sudah bisa mengucapkan kata yang bisa dimengerti orang lain.
Anak juga mampu membuat kalimat pendek 2-3 kata dan memakai kalimat tanya. Bernyanyi, mengenal warna, menyebutkan nama, dan benda-benda yang sering dilihatnya juga menjadi keahlian berbahasa si Kecil di usia 2 tahun.
Apakah ada yang belum mampu dilakukan si Kecil? Sebelum Mama lebih cemas, Popmama.com membagikan 6 tips praktis yang bisa Mama lakukan untuk membantu anak lancar bicara.
1. Amati perilaku anak sehari-hari
Mama bisa memulainya dengan lebih intensif mengamati perilaku anak sehari-hari. Beberapa hal yang dapat Mama observasi lebih lanjut dari keseharian anak adalah:
- Apakah anak menoleh saat namanya dipanggil?
- Apakah anak mengerti dan bisa melakukan instruksi sederhana yang disampaikan? Misalnya, anak 2 tahun sudah dapat mengambilkan suatu barang sesuai instruksi.
- Bagaimana kontak matanya saat berbicara dengan Mama atau Papa?
- Apakah anak berusaha menyampaikan keinginannya meski dalam bahasa terbatas? Misalnya, menunjuk sesuatu atau bergumam dengan intonasi tertentu.
2. Ajak anak komunikasi lebih sering
Usai mengamati perilaku keseharian anak, waktunya Mama dan Papa sedikit introspeksi diri.
Jangan-jangan, selama ini Mama terlalu sibuk dengan gadget saat bersama si Kecil? Atau, Papa jarang mengajak anak ngobrol dan bermain karena lelah bekerja? Bisa juga, Mama merasa aman-aman saja jika anak duduk tenang sambil menikmati video lagu-lagu favoritnya lewat gadget.
Apa yang hilang dari kebiasaan di atas? Ya, kesempatan untuk berkomunikasi lebih sering dengan anak. Bisa jadi, inilah yang menyebabkan anak terlambat bicara.
Untuk itu, Mama bisa melakukan perubahan kecil dengan mengajak anak berbicara dalam setiap kesempatan.
Mulai dari saat mengerjakan rutinitas harian. Saat mandi, Mama bisa sambil ngobrol tentang air yang dingin, pakai sabun wangi, siapa yang membeli sabun itu, dst. Begitu juga saat bepergian, Mama bisa mengajak anak ngobrol tentang apa yang dilihat selama perjalanan. “Eh, ada kucing. Lihat, kucingnya warna putih, lucu ya?” misalnya.
Beberapa tips penting saat berkomunikasi dengan anak yang perlu Mama perhatikan adalah:
- Tetap berbicara dengan kata sebetulnya, tidak usah dibuat-buat atau diplesetkan seperti bahasa bayi. Katakan “susu” bukan “cucu”, atau “makan” bukan “mam.”
- Tatap mata anak saat bicara dengannya, seraya mengusap punggung atau kepalanya dengan lembut. Jadi, anak tahu Mama sungguh sedang fokus padanya.
- Bicara perlahan, jangan terlalu cepat.
- Eja suatu benda dengan perlahan sambil menunjuk benda tersebut. “Ini bo-la, booo-laaaa,” contohnya.
- Saat anak merespons dengan bahasa bayi, tanggapi dengan menanyakan kembali apa yang ia inginkan. Anak menunjuk gelas sambil bergumam, “Mmhh!” Alih-alih langsung mengambil gelas, Mama bisa merespons dengan bertanya, “Kakak mau apa? Oh, gelas. Apa ini? Geee-laaass. Untuk miii-nuuum.”