5 Cara Mengatasi Balita Susah Makan
Balita susah makan, begini solusi mudahnya
14 Juni 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Makan adalah suatu keterampilan yang harus dikuasai anak. Pengenalan makanan padat pertama kali saat MPASI beserta rutinitasnya memainkan peranan penting dalam membentuk kebiasaan makan anak hingga ia besar nanti.
Maka, variasi sumber makanan, menu, dan tekstur wajib diperkenalkan kepada anak. Menginjak usia balita, seharusnya anak sudah mulai bisa menyantap makanan keluarga alias yang biasa dimakan oleh Mama dan anggota keluarga lainnya. Teorinya, ini membuat waktu makan lebih mudah kan?
Faktanya, banyak Mama yang menemui kesulitan soal pola makan si Kecil. Ada kecenderungan balita memilih-milih makanan alias picky eater. Ada pula anak yang lebih suka minum susu atau mengudap camilan ketimbang makan berat. Bahkan, ada sebagian anak yang menolak untuk makan.
Berada dalam situasi tersebut jelas membuat Mama pusing tujuh keliling. Nah, kali ini Popmama.com merangkum cara praktis mengatasi balita susah makan. Yuk, kita simak bersama!
1. Kenali permasalahan makan si Kecil
Mengenali permasalahan makan si Kecil akan sangat membantu Mama dalam menemukan solusi tepat. Mama juga bisa menyikapinya dengan bijak, sehingga tidak sampai memaksa anak untuk makan.
Memaksa anak makan jika dilakukan berulang bisa berujung pada keengganan anak makan. Padahal, makan adalah cara terbaik untuk mengisi tubuh anak dengan nutrisi yang berguna bagi tumbuh kembangnya.
Beberapa perilaku sulit makan balita yang kerap muncul antara lain:
- Menolak untuk makan
- Hanya menyukai jenis makanan tertentu atau memilih jenis makanan
- Mengemut makanan
- Perhatian mudah teralihkan saat makan
- Menghabiskan waktu lebih dari 30 menit saat makan
- Lebih senang makan camilan daripada makan
- Sulit makan sayur
Editors' Pick
2. Orangtua sebagai role model
Mama tahu kan bahwa balita adalah peniru ulung?
Manfaatkan perilaku meniru balita untuk membiasakan makan yang baik dan benar. Sederhananya, jangan berharap anak akan doyan makan sayur jika Mama tidak suka sayur.
Kemudian, selalu luangkan waktu untuk makan bersama anak di meja makan dan pada waktu makan yang sama. Jadi, anak bisa meniru langsung kebiasaan makan Mama dan Papa, termasuk dalam menggunakan peralatan makan dan makan apa saja yang terhidang di meja.
3. Cek lagi cara membiasakan anak makan
Bisa jadi ada yang masih kurang pas dari cara membiasakan anak makan, Ma. Mungkin saja menu makan yang disajikan sudah variatif, tetapi bagaimana cara Mama mengajari anak makan?
Apakah sambil jalan-jalan sore di luar rumah? Atau wajib pasang video YouTube agar mudah menyuapinya? Apakah Mama juga kerap mengimingi anak dengan reward tertentu, seperti permen atau es krim?
Jika jawabannya ya, maka Mama perlu memperbaiki lebih dulu cara membentuk kebiasaan anak. Kadang kebanyakan orang tua terlalu berorientasi pada hasil alias asal anak mau makan, daripada melalui prosesnya.
Akibatnya, demi makanan masuk, Mama rela melakukan berbagai cara. Untuk jangka waktu pendek, cara ini bisa saja berhasil. Sayangnya, jika terus-terusan diulang, bisa membentuk perilaku makan yang kurang baik.
Oleh karena itu, Mama perlu menerapkan aturan makan yang baik dan benar. Ini bukan hanya berlaku di rumah, tetapi juga saat berada di luar rumah.
Jangan jadikan usia balita sebagai pemakluman, “Ah, biar saja, kan dia masih kecil, nanti saja kalau sudah besar.” Justru saat masih balita kebiasaan makan yang benar ini perlu dibentuk, Ma. Akan lebih mudah bagi anak untuk membiasakannya daripada mengoreksi di kemudian hari.
4. Buat jadwal makan yang teratur
Sejak memulai MPASI, Mama tidak sekadar memperkenalkan makanan pada anak, tetapi juga memperkenalkan jadwal makan yang teratur. Rutinitas ini harus diulang berkali-kali agar anak terbiasa, sekaligus membuat ia tahu kapan ia merasa lapar.
Rutinitas juga membantu anak bisa memprediksi apa yang akan ia lakukan kemudian, sehingga ia bisa mengondisikan tubuhnya sendiri. Jadwal makan yang umum diberlakukan pada anak balita hampir sama seperti waktu makan orang dewasa, misalnya:
- 08.00 Sarapan
- 10.00 Camilan
- 12.00 Makan siang
- 15.00 Camilan
- 18.00 Makan malam
Seiring dengan pengenalan jadwal makan, Mama juga bisa memberi tahu si Kecil sekitar 5-10 menit sebelum jam makan, “Sebentar lagi Kakak makan siang ya, Mama siapkan dulu.” Anak juga bisa menyiapkan dirinya sebelum mulai bersantap.
Untuk penyajian makanan, boleh-boleh saja jika Mama bisa membuat makanan tampil menarik dengan hiasan atau bentuk tertentu. Namun, ini tidak mutlak dilakukan.
Alternatif lain, Mama bisa memakai peralatan makan warna-warni dan bentuk unik agar anak lebih bersemangat makan.
5. Sesuaikan harapan dengan kemampuan dan usia anak
Saat anak masih balita, Mama perlu belajar menyesuaikan harapan dengan kemampuan dan usia si Kecil. Jangan berharap terlalu tinggi bahwa ia akan makan tuntas hingga habis seisi piringnya. Apalagi, berekspektasi ia makan rapi, memakai sendok garpu dengan benar, dan tidak berantakan.
Berharap lebih pada perilaku makan anak sama saja menambah stres baru untuk Mama. Fokuslah pada membentuk dan melatih perilaku makan anak, sambil mengenalkan berbagai jenis makanan, rasa, dan tekstur padanya. Ingat, ini bagian dari proses belajar. Jadi, jangan berharap si Kecil menguasai keterampilan makan begitu cepat. Setidaknya pada usia balita ia sudah mampu melakukan hal-hal ini:
- Menggenggam, menjumput, dan menyuwir makanan. Ia mulai ahli menangani makanan yang diberikan padanya dan menemukan cara sendiri untuk menyantapnya dengan nikmat.
- Memakai sendok secara benar dengan kedua tangannya. Anak balita masih melatih kedua tangannya. Kadang ia makan dengan sendok di tangan kiri, kadang di tangan kanan. Preferensi tangan dominan masih berubah-ubah, jadi Mama tidak perlu terlalu khawatir jika ia masih lebih suka memakai tangan kiri.
- Memegang gelas dengan benar dan bisa minum dari gelas langsung tanpa tumpah. Memakai sedotan umumnya juga sudah dikuasai balita dengan baik.
- Menunjukkan kesukaan pada jenis makanan tertentu.
Itulah 5 cara praktis mengatasi balita susah makan. Solusinya bukan hanya sekadar meningkatkan variasi menu atau penyajian, tetapi justru lebih menekankan pada pembiasaan perilaku makan itu sendiri. Selamat mencoba di rumah, Ma!
Baca juga:
- Makan Sambil Bermain, Tenggorokan Balita Tembus Tertusuk Sumpit!
- Doa agar Anak Cepat Bicara Beserta Makanan yang Dapat Menstimulasinya
- 5 Hal yang Harus Disiapkan agar Anak Lancar Belajar Makan