Normalkah Anak Sering Jatuh saat Belajar Jalan?
Bagian dari proses yang harus dilalui balita nih, Ma!
1 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Si Kecil sudah mulai belajar berjalan? Pasti gerakannya semakin aktif ya, Ma.
Seiring keinginan anak bereksplorasi ke sana sini. Wajar jika Mama khawatir ia terjatuh sewaktu-waktu.
Sudah jadi insting seorang Mama untuk melindungi dan segera membantunya ketika ia tampak kehilangan keseimbangan. Membiarkan ia terjatuh jadi hal terakhir yang mungkin terjadi.
Namun, menghadapi kegagalan sebelum meraih sukses rupanya berlaku juga pada anak.
Si Kecil perlu biasa terjatuh sebelum ia benar-benar bisa berjalan.
Supaya Mama tetap tenang membantu anak belajar berjalan, Popmama.com merangkum beberapa info penting.
1. Saat terjatuh jadi sebuah pengalaman
Harus diakui, terbersit perasaan khawatir melihat si Kecil lebih sering terjatuh ketika mulai melangkahkan kaki.
Rasanya, Mama ingin memastikan semua area di rumah sudah dilapisi busa atau karpet supaya ia tidak kesakitan saat jatuh.
Namun, satu hal yang perlu Mama tahu bahwa sesuatu yang normal bagi bayi terjatuh saat bertransisi dari merangkak ke berjalan.
Bahkan, walau si Kecil jatuh lebih sering saat berjalan daripada merangkak, risikonya tetap sama saja.
Seiring waktu, anak belajar kok dari pengalaman jatuhnya itu. Perlahan ia tahu bagaimana cara menyeimbangkan diri dan melangkah dengan benar.
Editors' Pick
2. Anak belajar merencanakan pergerakannya
Pada tahapan awal anak belajar jalan, ia akan belajar bagaimana merencanakan pergerakannya sendiri.
Misalnya, mana kaki yang harus digerakkan lebih dulu, benda apa yang bisa dijadikan pegangan, kalau jatuh tubuhku harus bagaimana.
Lambat laun, anak akan menemukan cara menyeimbangkan semua bagian tubuhnya saat berjalan hingga ia merasa percaya diri dan berani melangkah tanpa bantuan.
3. Terjatuh beberapa kali sehari itu normal
Bayi rata-rata mulai belajar berjalan pada usia 12-15 bulan. Pada tahapan ini Mama bisa mengamati bagaimana ia membuka kedua kakinya lebar dan merentangkan kedua tangan seperti pesawat.
Jatuh beberapa kali dalam sehari adalah hal biasa. Bahkan, ia dapat terjatuh sampai 10 kali per hari.
Begitu ia mulai bisa mengontrol keseimbangan tubuhnya, cara berjalan anak pun berubah. Langkah kakinya lebih pendek dan kedua tangan berada di samping tubuh.
Ia pun mulai berjalan tanpa ragu dan frekuensi jatuhnya berkurang.
4. Tetap amati proses belajarnya
Namun, jika Mama merasa ia begitu sering terjatuh, coba amati kembali pola pergerakannya sehari-hari.
Beberapa pertanyaan berikut bisa jadi semacam check list, seperti:
- Kapan anak kerap terjatuh? Misalnya, ketika ia berusaha berpindah pegangan atau saat ia berjalan di permukaan berbeda.
- Apakah anak terjatuh saat bermain dengan teman sebayanya? Kemungkinan ia masih ‘kagok’ menyesuaikan pergerakannya ketika bermain sama-sama anak lain.
- Bagaimana alas kaki yang digunakan? Apakah ia kesulitan berjalan lantaran memakai sepatu yang berbeda?
Jika Mama menemukan sesuatu yang di luar kebiasaan, tampak aneh, atau ia jatuh lebih dari 10 kali sehari, tak ada salahnya memeriksakan anak ke dokter spesialis anak.
5. Setiap anak punya timeline sendiri
Bagaimanapun juga masing-masing anak punya timeline sendiri. Benar bahwa rata-rata anak bisa berjalan tanpa bantuan pada 13 bulan.
Namun, banyak juga anak yang baru lancar berjalan pada usia 17 atau 18 bulan.
Semua itu bisa jadi guideline alias panduan. Beberapa anak bisa memulainya lebih awal, sebagian anak masih fokus mengembangkan keterampilan untuk mencapai milestone lain.
Maka, tidak perlu membanding-bandingkan si Kecil dengan anak tetangga, sepupu, saudara kandung, termasuk kembarannya sekalipun.
Lebih baik fokus pada bagaimana membantu anak menemukan keberanian dan kepercayaan diri untuk bisa melangkah sendiri, sambil terus menstimulasinya belajar berjalan.
Sekarang Mama tahu bahwa anak sering jatuh saat belajar jalan itu normal. Proses berjalan selalu dibarengi dengan sekian kali jatuh. Namun, anak belajar banyak dari pengalaman jatuhnya itu.
Beri si Kecil ruang untuk menjelajah sepuasnya sampai ia mampu mendorong dirinya sendiri untuk memulai langkah pertama.
Semoga bermanfaat, Ma!
Baca juga:
- 5 Hal Penting untuk Diketahui Ketika Anak Berjalan Jinjit
- 5 Manfaat Luar Biasa Mengajak Anak Berjalan Kaki Bersama
- 5 Cara Melatih Anak agar Bisa Berjalan Diusia 1 Tahun