Serupa Tapi Tak Sama, Ini Bedanya Pilek dan Flu pada Anak
Beda kondisi, beda juga gejala serta cara penanganannya
14 Oktober 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak-anak rentan terkena penyakit karena kondisi imunnya yang masih lemah, terlebih saat aktivitasnya sedang banyak sementara pola makan dan istirahatnya tidak teratur.
Di antara berbagai jenis penyakit yang sering menyerang anak, salah satunya adalah pilek dan flu. Keduanya kerap dianggap sama, terutama karena imun anak menurun. Padahal pilek dan flu berbeda lho, Ma.
Dalam talkshow "Mama Anti Panik" bersama Betadine di Popmama Parenting Academy 2019 di Summarecon Mall Serpong, Minggu (13/10/2019), praktisi kesehatan dr Mery Sulastri membenarkan bahwa pilek dan flu tidaklah sama.
"Keduanya sama-sama diawali dengan rasa tidak enak badan, sumeng, bersin dan rasa tidak nyaman di hidung, lalu kemudian terasa semakin berbeda," ujar dr Mery.
Apa saja yang perlu Mama ketahui tentang perbedaan antara pilek dan flu? Yuk intip informasinya berikut ini:
Editors' Pick
1. Punya gejala lanjutan yang berbeda
Seperti disebutkan sebelumnya, pilek dan flu sama-sama memiliki gejala awal berupa tidak enak badan, sumeng dan rasa tidak nyaman di hidung. Intinya, gejala awal masih bersifat lokal alias banyak dirasakan pada area hidung.
"Pilek itu lebih ringan, sementara flu itu biasanya lebih berat," tutur dr Mery.
Untuk pilek, gejalanya tidak bertambah berat dari sakit kepala, sumeng dan mayoritas terasa di area hidung saja. Misalnya hidung tersumbat dan berair terus-terusan.
Sementara untuk flu, anak bisa mengalami gejala lanjutan seperti demam tinggi, tubuh lemas, serta ada penurunan nafsu makan.
2. Disebabkan bukan oleh virus yang sama
Pilek dan flu disebabkan sama-sama oleh virus, tetapi jenisnya berbeda, Ma. dr Mery menjelaskan bahwa pilek disebabkan terbanyak oleh virus Corona, Rhino virus, dan Adeno virus.
Sementara itu, flu seringnya disebabkan oleh virus Influenza. Gejala saat terinfeksi virus ini pun lebih berat. Anak mungkin akan mengalami demam tinggi antara 3 hingga 5 hari, seringnya disertai batuk, sakit tenggorokan dan tidak nafsu makan.