Balita Mama Suka Memukul? Cari Tahu Penyebab dan Cara Mengatasinya!
Jangan sampai kebiasaan ini dilakukan hingga dewasa ya, Ma
14 Januari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kebiasaan memukul yang seringkali dilakukan oleh anak usia balita seringkali membuat orangtua bingung dan khawatir.
Apalagi jika si Kecil memukul temannya hingga menangis, Mama tentu merasa tidak enak pada orang tua anak tersebut sekaligus kesal pada perilaku si Kecil. Lantas bagaimana cara mengatasinya?
Dikutip dari pernyataan seorang dokter spesialis anak di The Children’s Hospital, New York, Miriam Schrchter, menggigit dan memukul adalah hal yang umum terjadi pada anak di masa perkembangannya.
Memasuki satu tahun, saat ia menginginkan sesuatu, tetapi tidak tahu bagaimana cara memintanya, ia akan ‘mengungkapkannya’ dengan memukul dan menggigit.
Jika hal ini terjadi pada si Kecil, jangan buru-buru memarahi apalagi balas memukulnya ya, Ma!
Pahami dulu maksud dari perbuatannya. Ada beberapa hal yang menjadi faktor pemicu anak senang memukul, ini diantaranya.
1. Anak sulit mengungkapkan emosinya
Keterbatasan kosa kata di masa pertumbuhannya membuat balita sulit memahami emosinya.
Emosi disini berupa amarah, kekecewaan, kesedihan atau frustasi karena orang lain tidak mampu memahami apa yang ingin dikatakannya.
Editors' Pick
2. Anak meniru karakter favorit
Anak adalah peniru yang ulung. Ia akan cenderung meniru perilaku tokoh kartun favorit yang dilihatnya di TV.
Jika anak terbiasa menonton tayangan yang banyak terdapat adegan kekerasa, ia akan dengan cepat mencontohnya, salah satunya adalah memukul.
3. Anak merasa terancam
Anak cenderung akan memukul lawan mainnya saat ia merasa terancam. Misalnya, ketika ia kesulitan untuk menemukan kata-kata yang tepat untuk melarang temannya menyentuh mainan kesukaannya, atau ketika temannya melakukan tindak kekerasan padanya sehingga ia secara refleks akan balas memukul temannya.
4. Anak merasa iri
Anak yang merasa terabaikan oleh orangtuanya cenderung lebih agresif. Perilaku tersebut merupakan bentuk protes atau cara ia mendapatkan perhatian.
Biasanya hal ini terjadi pada anak yang usianya tidak terpaut jauh dengan kakak atau adiknya, sehingga ia lebih ‘ringan tangan’ pada saudaranya ketika merasa cemburu atau kesal.
Bantu Anak Kontrol Emosinya
Saat anak memukul, anak berada pada kondisi emosi yang sudah terlanjur marah dan frustasi.
Oleh sebab itu, tenangkan diri Mama. Pahami dan bantu anak mengatasi emosinya. Pada anak usia balita, ia belum mampu memproses emosi yang ia rasakan.
Maka disinilah peran Mama sebagai ‘otak’ untuk membantu dia memahami dan mengatasi perasaannya sendiri. Sejajarkan tubuh Mama dengan tinggi badannya, lalu peluklah dia hingga tenang.
Saat anak sudah mulai tenang, beri pemahaman padanya bahwa memukul tidak akan menyelesaikan masalah.
Ajari dia untuk menyalurkan amarahnya dengan hal lain, misalnya dengan menyilangkan kedua tangan didadanya atau memasukkan tangan ke saku celana.
Jika Mama sudah mengatahui alasan dibalik perilakunya, bantu ia untuk mengatasi masalahnya.
Lalu ajarkan ia untuk meminta maaf pada teman yang sudah dipukulnya. Katakan padanya secara tegas, namun tidak dengan nada marah atau berteriak, agar anak tidak melakukannya lagi di kemudian hari. Hal ini sekaligus mengajarkan disiplin serta melatih anak untuk mengendalikan emosinya.
Baca juga:
- Bagaimana Caranya Menghadapi Anak yang Suka Memukul?
- Begini Cara Mengatasi Balita yang Suka Memukul Kepalanya Sendiri
- Memukul Anak Saat Melakukan Kesalahan, Stop! Ini Tidak Benar