Cara Mengatasi Anak yang Suka Memukul, Coba Ini Ma
Mama dan Papa perlu memahami pentingnya mengontrol emosi anak!
23 Februari 2025

Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mengasuh anak adalah perjalanan penuh tantangan bagi Mama dan Papa, terutama ketika si Kecil mulai menunjukkan perilaku yang sulit dipahami, seperti memukul.
Banyak orangtua merasa frustrasi dan bingung saat anak mulai menggunakan tangan untuk mengekspresikan emosi.
Reaksi umum yang biasa dilakukan adalah memberikan hukuman atau teguran keras, tetapi tahukah Mama bahwa cara ini sering kali tidak efektif?
Hukuman yang berbasis rasa malu atau takut justru bisa memperburuk siklus tantrum dan menyebabkan anak kesulitan mengelola emosinya di masa depan.
Alih-alih langsung menghukum, penting untuk memahami alasan di balik perilaku ini dan membantu anak menemukan cara yang lebih sehat untuk mengekspresikan perasaannya.
Dengan memberikan bimbingan yang tepat, si Kecil dapat belajar cara mengelola emosinya tanpa harus menggunakan kekerasan.
Berikut Popmama.com akan membahas tentang cara mengatasi anak yang suka memukul.
1. Mengapa anak memukul?
Sebelum mencari solusi, penting untuk memahami alasan di balik perilaku ini. Anak-anak, terutama balita, belum memiliki kemampuan yang matang untuk mengelola emosi mereka.
Mereka masih belajar memahami dunia di sekitar dan sering kali belum bisa mengungkapkan perasaan dengan kata-kata yang tepat.
Akibatnya, mereka menggunakan cara fisik, seperti memukul, untuk mengekspresikan ketidaknyamanan, kemarahan, atau frustrasi mereka.
Menurut Dr. Cathryn, Pediatrician, dalam Instagram @healthiest_baby, ada beberapa alasan utama mengapa anak-anak sering memukul antara lain:
- Kesulitan dalam menyampaikan emosi: Anak-anak belum memiliki kosakata yang cukup untuk mengungkapkan perasaan mereka secara verbal. Ketika mereka merasa marah, kecewa, atau frustrasi, mereka mungkin tidak tahu bagaimana mengatakannya, sehingga memukul menjadi cara instan untuk mengekspresikan emosi mereka.
- Kontrol impuls yang belum berkembang: Balita masih dalam tahap perkembangan otak yang belum memungkinkan mereka mengontrol impuls dengan baik. Mereka mungkin tahu bahwa memukul bukanlah hal yang baik, tetapi dalam situasi penuh emosi, mereka belum bisa menahan dorongan tersebut.
- Meniru perilaku orang lain: Anak-anak belajar dengan meniru orang di sekitar. Jika mereka melihat orangtua, saudara, atau teman-teman bermain menggunakan cara fisik untuk menyelesaikan konflik, mereka mungkin meniru perilaku tersebut karena menganggapnya sebagai cara yang normal.
- Menunjukkan kebutuhan atau keinginan: Terkadang, anak-anak memukul sebagai cara untuk menarik perhatian atau mengekspresikan kebutuhan yang belum terpenuhi. Misalnya, mereka mungkin memukul ketika merasa lapar, lelah, atau tidak nyaman tetapi tidak tahu bagaimana mengatakannya.
Editors' Pick
3. Mengapa menghukum anak bukan solusi?
Banyak orangtua secara refleks langsung menghukum atau melarang anak ketika mereka memukul, berpikir bahwa hal ini akan segera menghentikan perilaku tersebut.
Namun, hal ini sering kali tidak memberikan hasil yang diharapkan. Menghukum anak tanpa memberikan solusi alternatif bisa membuat mereka semakin bingung dan frustrasi.
Oleh karena itu, penting untuk memahami alasan mengapa menghukum tidak selalu efektif dan bagaimana cara yang lebih baik untuk mengatasi situasi ini.
- Ekspresi fisik sebagai komunikasi
Balita cenderung mengekspresikan emosi mereka melalui tindakan fisik karena keterbatasan kemampuan verbal.
- Kontrol impuls yang belum berkembang
Otak anak masih berkembang, sehingga mereka sulit mengendalikan dorongan emosional, termasuk keinginan untuk memukul.
- Reaksi negatif bisa memperburuk situasi
Respon keras seperti "Tidak! Jangan memukul!" bisa membuat anak merasa diserang, bukan belajar dari kesalahannya.
- Tidak mengajarkan solusi jangka panjang
Hukuman hanya menghentikan perilaku sesaat tanpa memberikan anak cara untuk mengelola emosinya.