Dampak Stunting Jangka Pendek dan Jangka Panjang pada si Kecil
Efek stunting cukup merugikan sampai anak beranjak dewasa, berikut dampaknya yang mesti Mama tahu
8 Maret 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Stunting merupakan sebuah istilah yang merujuk pada masalah kesehatan pada anak-anak. Khususnya bagi si Kecil yang masih berusia di bawah lima tahun (balita).
Dikutip dari World Health Organization, stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan balita dimana tinggi badan mereka lebih pendek dari rata-rata anak-anak seusianya. Melansir Tanoto Foundation, penyebab utama stunting antara lain gizi buruk pada ibu hamil, bayi dan balita.
Artinya, stunting dapat disebut juga sebagai bentuk malnutrisi pada anak. Di Indonesia, angka stunting pada anak cukup mengkhawatirkan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mencatat 1 dari 4 anak di Indonesia mengalami stunting.
Efek dari anak kerdil bukan sekadar pada tinggi saja. Namun, berpengaruh juga terhadap kehidupan anak di masa mendatang. Berikut Popmama.com mengulas dampak stunting pada anak, baik jangka pendek maupun jangka panjang,
Yuk simak uraiannya!
Dampak Jangka Pendek Stunting pada Anak
Dikutip dari The Power of Nutrition, ada beberapa efek jangka pendek yang timbul akibat stunting, antara lain:
- Perkembangan otak terganggu
- Rendahnya nilai Intelligence Quotients (IQ) anak, yaitu 5-10 poin lebih rendah dari anak normal
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah
- Terhambatnya perkembangan kemampuan motorik dan kognitif pada anak
- Anak mengalami kesulitan dalam mengungkapkan bahasa (masalah verbal pada si Kecil)
- Peningkatan biaya kesehatan akibat si Kecil mudah terserang penyakit.
Editors' Pick
Dampak Jangka Panjang Stunting terhadap si Kecil
Malnutrisi yang jadi penyebab primer stunting tak hanya berpengaruh buruk terhadap kesehatan anak saja. kurangnya pemenuhan nutrisi juga menghambat perkembangan si Kecil di masa depan. Dampak stunting jangka panjang pada anak, meliputi:
- Postur tubuh tidak optimal saat beranjang dewasa atau lebih kerdil dari orang-orang pada umumnya
- Menurunkan konsentrasi dan kesulitan memahami materi pembelajaran yang berpengaruh terhadap prestasi belajar anak
- Produktivitas dan kapasitas kerja rendah
- Tingginya potensi anak mengidap obesitas dan kanker