Dosis Salbutamol pada Anak serta Manfaat dan Efek Sampingnya
Salbutamol disebut sebagai obat anti-asma yang bisa digunakan dewasa dan anak-anak, berikut dosisnya
5 Mei 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perkembangan teknologi membantu para ahli kesehatan dalam menciptakan obat-obatan guna mengatasi masalah kesehatan. Beberapa jenis obat bahkan dijual bebas tanpa memerlukan resep dokter.
Oleh karena itu, orangtua seyogyanya mempunyai pengetahuan mendasar mengenai manfaat dari obat-obatan. Apalagi yang kemungkinan akan diperlukan oleh anak-anak.
Kemampuan mengenali manfaat dari setiap obat berguna sebagai pertolongan pertama yang bisa Mama dan Papa lakukan untuk meredakan penyakit si Kecil. Salah satunya obat salbutamol yang berfungsi untuk mengobati bronkospasme, yakni sesak napas akibat penyempitan saluran pernapasan di paru-paru.
Salbutamol ini ada banyak banyak bentuknya jadi Mama perlu tahu mana yang cocok untuk anak. Tak kalah penting orangtua juga mesti mengetahui efek samping dari obat yang diberikan kepada si Kecil.
Berikut Popmama.com paparkan dosis salbutamol pada anak serta manfaat dan efek sampingnya.
1. Manfaat pemakaian salbutamol
Dikutip dari Medicines, manfaat salbutamol adalah mengatasi bronkospasme akibat asma, emfisema, alergi, dan bronkitis kronis. Tak hanya itu, obat ini juga digunakan sebagai tindakan preventif untuk mencegah sesak napas akibat berolahraga. Oleh karena itu, salbutamol termasuk golongan obat anti-asma.
Cara kerja salbutamol, yaitu merelaksasikan otot-otot di sekitar saluran pernapasan yang mengalami penyempitan. Otot yang mulai melemas akan membuat saluran pernapasan terbuka sehingga udara bisa mengalir lebih lancar ke dalam paru-paru.
2. Jenis-jenis obat salbutamol
Efek salbutamol tergolong cepat karena akan dirasakan setelah digunakan selama beberapa menit. Efektivitas obat sesak napas ini dapat bertahan 3-5 jam.
Beberapa merek dagang obat jenis salbutamol yang ada di pasaran antara lain Astharol, Azmacon, Bronchosal, Dilatamol, Fartolin, Glisend, Glitaven, Lasal Nebu, Proast, Salbutamol Sulfate, Salbuven, Suprasma, Velutine, Ventolin Nebules, Ventolin Inhaler, Combivent UDV, dan Saltam.
Salbutamol dapat digunakan oleh orang dewasa maupun anak-anak yang berusia lebih dari dua tahun. Untuk memperoleh obat ini, Mama dan Papa perlu memerlukan resep dokter. Salbutamol dibagi menjadi lima jenis, yaitu:
1. Tablet
Umumnya berupa padat yang berbentuk bulat. Salbutamol jenis ini digunakan untuk mengatasi maupun mencegah kekambuhan sesak napas akibat bronkospasme ringan.
2. Sirop
Salbutamol sirop jadi pilihan yang tepat untuk si Kecil. Apalagi untuk anak-anak di bawah lima tahun (balita) karena lebih mudah dikonsumsi dibandingkan dengan jenis salbutamol lainnya. Salbutamol jenis ini digunakan untuk mengatasi maupun mencegah kekambuhan sesak napas akibat bronkospasme ringan.
3. Inhaler
Inhaler merupakan cara mengonsumsi obat dengan cara menghirup. Obat salbutamol inhaler digunakan untuk mengatasi bronkospasme akut, seperti serangan asma. Salbutamol inhaler untuk pencegahan sesak napas akibat olahraga sebaiknya digunakan 10-15 menit sebelumnya.
4. Nebulizer
Nebulizer merupakan mesin untuk mengubah obat bentuk cair menjadi bentuk uap yang kemudian dihirup memakai masker khusus. Salbutamol jenis ini biasanya diberikan kepada pasien bronkospasme berat dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Biasanya diperuntukkan untuk orang dewasa dan anak-anak berusia lebih dari empat tahun.
5. Suntik
Salbutamol suntik hanya diberikan oleh dokter guna mengatasi bronkospasme berat pada orang dewasa dan anak yang berumur lebih dari 12 tahun.
Editors' Pick
3. Dosis salbutamol untuk anak
Takaran obat untuk setiap jenis salbutamol tentunya berbeda-beda. Jangan sampai Mama salah menakar dosis untuk si Kecil karena akan berakibat fatal. Berikut rincian dosis salbutamol untuk anak, yaitu:
Salbutamol Tablet
- Dewasa: 4 mg yang diberikan sebanyak 3-4 kali sehari. Dosis dapat ditingkatkan hingga 8 mg sebanyak 3-4 kali sehari.
- Anak di atas usia 12 tahun: 2-4 mg diberikan 2-4 kali sehari.
- Anak usia 6-12 tahun: 2 mg diberikan 3-4 kali sehari.
- Anak usia 2-6 tahun: 1-2 mg diberikan 3-4 kali sehari.
Salbutamol Sirop
- Dewasa: 10 ml diberikan 3-4 kali sehari. Jumlahnya dapat ditingkatkan sampai 20 ml yang diberikan 3-4 kali sehari.
- Anak di atas usia 12 tahun: 5-10 ml diberikan 3-4 kali sehari.
- Anak usia 6-12 tahun: 5 ml diberikan 3-4 kali sehari.
- Anak usia 2-6 tahun: 2,5 ml-5 ml diberikan 3-4 kali sehari.
Salbutamol Inhaler
- Dewasa dan anak di atas usia 12 tahun: 100 mcg atau satu kali hirup. Dosisnya bisa ditingkatkan menjadi 200 mcg atau dua kali hirup.
- Anak usia 4-11 tahun: 100 mcg atau satu kali hirup. Dosisnya bisa ditingkatkan menjadi 200 mcg atau dua kali hirup.
Salbutamol Nebulizer
- Dewasa: 2,5-5 mg diberikan 4 kali sehari atau 20-30 menit jika dibutuhkan.
- Anak di bawah 15 tahun atau berat badan di bawah 15 kg: 2,5 mg diberikan 4 kali sehari atau 20-30 menit jika dibutuhkan.
Salbutamol Suntik
- 50 mcg yang diberikan setiap 4 jam. Disuntikkan ke dalam otot (intramuskular) atau ke bawah kulit (subkutan, SC).
- 250 mcg yang diberikan hanya sekali suntik saja melalui pembuluh darah vena (intravena, IV). Penyuntikan dapat diulang jika perlu.
4. Cara memakai salbutamol secara tepat
Setiap jenis salbutamol tentunya mempunyai cara pemakaian yang berbeda-beda. Berikut saran penggunaan obat anti-asma ini dengan baik dan benar:
- Salbutamol suntik hanya diberikan oleh dokter maupun tenaga medis di bawah pengawasan dokter itu sendiri.
- Salbutamol oral (tablet dan sirop) dapat dikonsumsi dengan bantuan air mineral agar lebih mudah masuk ke dalam tubuh. Konsumsi salbutamol tablet dan sirop dapat diminum sebelum maupun sesudah makan.
- Untuk salbutamol inhaler, pastikan corong isap bersih dan kering sebelum digunakan. Kocok inhaler sebelum dipakai pasien. Hirup obat salbutamol dan tahan selama 10 detik sebelum menghembuskan napas.
- Simpan salbutamol dalam wadah tertutup di ruangan sejuk dan jangan menyimpan di tempat lembab atau terkena terik matahari secara langsung. Jauhkan pula dari jangkauan si Kecil.
- Pasien dianjurkan tidak merokok atau berhenti merokok selama mengonsumsi salbutamol.
- Tidak menggandakan dosis salbutamol apabila ada jadwal yang terlewatkan.
5. Efek samping pemakaian salbutamol
Setiap obat mempunyai efek samping yang mungkin timbul. Meskipun efek samping ini berbeda-beda di setiap orang. Berikut efek samping umum akibat menggunakan salbutamol, antara lain:
- Gemetar
- Meningkatkan detak jantung tanpa disertai nyeri di bagian dada
- Detak jantung juga bisa melambat atau tidak teratur (aritmia)
- Sakit kepala
- Kram otot
Ada pula efek samping serius yang menandakan Mama perlu secepat mungkin membawa atau menghubungi dokter. Efek samping serius ini meliputi:
- Bengkak di bagian wajah, bibir, tenggorokan, atau lidah
- Ruam kemerahan
- Gatal-gatal
- Sulit bernapas
- Tekanan darah menurun
- Penurunan kesadaran
- Alergi parah atau anafilaksis
6. Interaksi salbutamol dengan obat-obatan lain
Mengonsumsi obat secara bersamaan berpotensi memperbesar risiko efek samping atau justru mengurangi efektivitas dari masing-masing obat. Salbutamol pun dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat, yaitu:
- Meningkatkan risiko pendarahan akibat penggunaan bersamaan obat darah tinggi (hipertensi), seperti guanethidine dan methyldopa.
- Meningkatkan kadar gula darah akibat pemakaian obat antidiabetes.
- Menghambat kerja salbutamol serta memperparah risiko sesak napas apabila digunakan bersama obat golongan beta-blocker, seperti propranolol.
- Meningkatkan risiko hiperkalemia (kekurangan kalium) saat digunakan bersama obat kortikosteroid, teofilin, atau golongan obat diuretik, seperti thiazide, diuretik loop, dan furosemide.
- Meningkatkan jantung berdebar, nyeri dada, dan tekanan darah tinggi jika digunakan dengan obat golongan MAOI atau antidepresan golongan trisiklik.
7. Peringatan yang perlu Mama tahu sebelum menggunakan salbutamol untuk si Kecil
Saat berkonsultasi dengan dokter untuk meresepkan dosis salbutamol, Mama seyogyanya menginformasikan kondisi kesehatan, termasuk riwayat penyakit. Mengingat ada beberapa jenis penyakit yang tidak mentolerir pemakaian salbutamol. Jadi, dokter bisa memberikan obat serupa dengan salbutamol untuk mengatasi sesak napas yang dialami pasien.
Dilansir dari Medicines, berikut hal-hal yang harus diperhatikan sebelum menggunakan salbutamol:
- Salbutamol tidak diperkenankan untuk pasien yang mempunyai alergi terhadap obat ini atau obat golongan beta2-agonist lainnya, seperti terbutaline.
- Tidak mempunyai alergi susu atau intoleransi laktosa.
- Bukan merupakan pasien atau pernah mengidap hipertiroidisme, hipertensi, diabetes, gangguan irama jantung, penyakit jantung koroner, penyakit ginjal, hipokalemia, atau kejang.
- Beritahu dokter apakah sedang mengonsumsi obat lain, suplemen maupun obat herbal.
- Tidak diperkenankan untuk mengemudikan kendaraan, mengoperasikan alat berat, atau aktivitas yang membahayakan usai mengonsumsi salbutamol.
Demikianlah ulasan tentang dosis salbutamol pada anak serta informasi lainnya mengenai obat anti-asma ini. Perhatikan kondisi kesehatan si Kecil dan jangan sampai telat mengonsumsi obat ini. Jangan pula berhenti atau mengubah takaran obat salbutamol tanpa resep dari dokter.
Baca Juga:
- Vitamin D untuk Anak: Dosis, Manfaat, dan Efek Samping
- Dexamethasone untuk Anak: Dosis, Manfaat, dan Efek Samping
- Vitamin A untuk Anak: Dosis, Manfaat, dan Efek Samping