Orangtua Perlu Tahu! Inilah 5 Fakta Tentang Muntaber pada Anak Balita
Penyakit muntaber pada anak perlu diwaspadai
28 Februari 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Orangtua mana yang tidak khawatir saat anaknya sakit. Terlebih lagi ketika mereka mengalami muntaber.
Ya, muntaber sangat rentan terjadi pada anak di bawah 5 tahun. Bahkan sebagian anak bisa mengalaminya beberapa kali dalam setahun.
Biasanya virus maupun bakteri penyebab muntaber menular melalui makanan dan minuman, karena keduanya dapat dengan mudah mengkontaminasi.
Meski begitu, sebagai orangtua tetap harus waspada dan mengetahui 5 fakta tentang muntaber.
Berikut informasi selengkapnya dari Popmama.com:
1. Tidak memberikan obat diare pada anak sembarangan
Fakta tentang penyakit muntaber pada anak balita ialah penanganannya yang lebih baik tidak sembarangan memberikan obat diare. Apalagi jika usianya masih di bawah 12 tahun.
Pasalnya obat anti diare justru akan membuat produksi tinja jadi melambat, sehingga racun pada penyakit muntaber akan tertahan dalam tubuh lebih lama.
Jika racun yang tertahan lama, hal ini akan membuat perut menjadi terasa lebih sakit dan membuat warna tinja anak menjadi berubah gelap.
Sementara untuk memastikan langkah perawatan yang tepat, sebaiknya konsultasikan ke dokter lebih lanjut.
Editors' Pick
2. Gejala muntaber sama dengan keracunan makanan
Muntaber atau gastroenteritis ini membuat anak kerap muntah dan diare. Selama sakit muntaber, gejala-gejala yang anak rasakan bisa membuatnya kekurangan banyak cairan tubuh.
Nhs Inform.scot mengatakan, gejala-gejala muntaber mungkin tidak menyenangkan. Tetapi anak biasanya akan mulai merasa lebih baik setelah beberapa hari.
Dalam kebanyakan kasus, muntaber menjadi penyakit yang memiliki kesamaan gejala dengan keracunan makanan atau usus buntu. Di mana ketiga penyakit ini sama-sama menyebabkan rasa sakit di bagian perut.
Namun yang membuat penyakit ini berbeda ialah pada kasus keracunan biasanya anak jarang terjadi demam. Sedangkan saat diare, yakni tidak ada kaitannya dengan radang usus buntu.
Untuk mendapat diagnosa yang tepat, maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.