5 Gejala Maag pada Anak Balita yang Harus Orangtua Ketahui
Segeralah bawa anak ke dokter untuk mendapat diagnosis yang tepat
1 November 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyak orangtua menganggap bahwa penyakit maag hanya diderita oleh orang dewasa saja. Padahal, anak balita pun juga bisa terkena maag.
Di mana gastritis atau lebih umum dikenal dengan istilah penyakit maag merupakan gangguan yang menyerang lambung.
Tidak menutup kemungkinan, penyakit maag yang dialami anak balita bisa disebabkan oleh infeksi bakteri Helicobacter pylori maupun saluran pencernaannya belum matang.
Bahkan anak-anak dengan kondisi neurologis seperti cerebral palsy juga berisiko lebih besar mengalami sakit maag.
Berikut Popmama.com informasikan 5 gejala maag pada anak balita yang harus orangtua ketahui. Yuk, baca ulasannya:
1. Anak mengalami mual dan muntah secara berulang
Maag merupakan sebuah gangguan pencernaan yang menyerang salah satu organ pencernaan, yakni lambung. Gangguan ini dapat mengakibatkan anak merasa mual.
Selain itu, anak penderita maag juga akan mengalami gejala muntah secara berulang saat makan.
Rasa mual dan muntah ini masih berkaitan dengan peningkatan asam lambung.
Mama perlu waspada dan bertindak cepat ketika muntahannya disertai dengan darah. Ya, jangan pernah anggap sepele gejala maag pada anak yang satu ini.
Editors' Pick
2. Keluhan sakit perut dari area lambung sampai ke rongga dada anak
Sakit maag yang menyerang anak balita pada umumnya akan ditandai dengan keluhan sakit perut. Biasanya sakit yang dirasa tidak jelas bahkan rasa sakit tersebut akan semakin parah apabila anak sedang makan.
Keluhan sakit perut membuat perut anak tidak nyaman dari area lambung ke atas, ulu hati sampai ke rongga dadanya.
Ciri-ciri maag yang satu ini terjadi peningkatan asam lambung yang membuat lambung menjadi perih berulang pada pagi, siang dan malam hari secara berturut-turut.
Jika ia terus menangis dan mengeluh ada yang sakit di bagian perutnya, Mama patut curiga dan segera membawanya ke dokter.
3. Perut kembung dan terasa perih membuat anak tidak nyaman
Usianya yang masih kecil, anak belum bisa menggambarkan rasa sakit yang dialaminya.
Tapi pada umumnya anak yang mengalami sakit maag memiliki gejala perut kembung dan terasa perih. Hal ini pastinya membuat mereka tidak nyaman.
Ya, layaknya gejala yang timbul pada orang dewasa. Gejala sakit maag yang dialami anak juga bisa dirasakan pada bagian ulu hatinya yang terasa nyeri dan itulah yang membuat perutnya terasa kembung.
Namun jika gejala ini terlihat, sebaiknya Mama segera membawa anak ke dokter untuk dirujuk pada dokter yang berspesialisasi di bidang gastroenterologi (penyakit yang berkaitan dengan sistem pencernaan).
4. Sering buang angin di malam hari dan disertai nyeri
Gejala sakit maag pada anak hampir sama dengan sakit perut pada umumnya, yaitu perut terasa tidak nyaman, kembung dan sering buang angin.
Biasanya anak sering buang angin di malam hari dan disertai nyeri atau sakit di bagian perut atas.
Pada gejala ini, sebaiknya Mama harus menghindarkan makanan yang dapat mengiritasi lapisan lambung anak. Jauhkan anak dari makanan pedas dan kacang-kacangan atau biji-bijian.
5. Tidak nafsu makan dan menolak makanan meski perut terasa lapar
Selain sering buang angin, anak juga akan kehilangan nafsu makan, sering bersendawa dan susah buang air.
Jika biasanya anak memiliki nafsu makan yang besar, saat maag maka secara tiba-tiba mereka menolak makan meski merasa lapar.
Apabila dalam jangka waktu beberapa hari anak mengalami penurunan nafsu makan, bantu mereka agar kondisi maag yang dideritanya tidak semakin parah. Jangan biarkan perutnya kosong terlalu lama.
Berikan si Kecil buah dan sayuran yang mengandung antioksidan serta flavonoid yang merupakan zat pelindung untuk membantu menekan pertumbuhan bakteri Helicobacter pylori.
Lalu berikan juga anak makanan tinggi protein dalam bentuk lumat atau lembut yang mudah dicerna.
Setelah mengetahui lima gejala maag pada balita, diharapkan Mama bisa lebih waspada dalam menjaga kesehatan si Kecil sejak dini.
Baca juga:
- 11 Barang di Rumah yang Bisa Jadi Mainan Anak
- 5 Perilaku Orangtua Ini Bisa Menyebabkan Anak Alami Gangguan Bipolar
- Mengira Payudara Ryana Dea Berdarah, Anak Pertamanya Berhenti ASI