6 Informasi Mengenai Operasi Amandel pada Anak Balita
Teknik radio frekuensi sangat aman untuk anak usia tiga tahun
10 September 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebenarnya ukuran amandel pada anak-anak relatif lebih besar, karena masih sangat diperlukan tubuh untuk menghasilkan antibodi dalam melawan kuman-kuman penyebab penyakit yang masuk lewat sistem pernapasan maupun mulut.
Menurut Harvard Health Publishing, amandel dapat tumbuh cukup besar untuk menghalangi jalan napas. Hal ini bisa terlihat ketika seorang anak berbaring seperti saat tidur dan mengarah pada suatu kondisi yang disebut obstructive sleep apnea (OSA).
Seiring pertumbuhan si Kecil, maka bertambah pula sistem imun tubuhnya dan kemungkinan fungsi amandelnya akan menurun. Tak jarang pula amandel malah menjadi sarang kuman, sehingga membuat infeksi berulang.
Sementara operasi amandel atau tonsilektomi merupakan tindakan bedah untuk mengambil massa dari jaringan limfoid (tonsil) yang berada pada mulut bagian belakang. Namun apakah operasi merupakan jalan terbaik untuk kondisi tersebut?
Berikut ada 5 informasi mengenai operasi amandel pada anak balita yang perlu orangtua ketahui. Yuk, simak ulasannya dari Popmama.com :
1. Apa saja indikasi operasi amandel pada anak balita?
Jika pembengkakan amandel sudah mengganggu kualitas hidup anak, metode operasi merupakan langkah yang tepat. Amandel akan diangkat apabila sang anak memiliki indikasi seperti :
- Infeksi tenggorokan yang terjadi radang tenggorokan oleh Streptococcus, setidaknya tujuh kali dalam satu tahun.
- Abses peritonsil yang ditandai dengan munculnya nanah di sekitar amandel dan terjadi secara berulang-ulang yang ditandai dengan gejala berupa nyeri, bengkak hingga penyumbatan pada tenggorokan.
- Bau mulut yang tidak enak dan terus menerus karena radang tonsil kronis yang tidak bisa disembuhkan dengan obat.
- Tonsil yang membesar dan menyebabkan sumbatan jalan napas (salah satunya ditandai anak mengorok), sulit menelan dan gangguan tidur.
Apabila anak mengalami gejala di atas, maka sangat penting dilakukan operasi amandel agar bisa menyembuhkannya.
Sementara untuk pengecekan secara sederhana, orangtua bisa meletakkan gagang sendok di atas lidah anak. Kemudian minta si Kecil mengucapkan "aaaaa" sambil melihat amandelnya menggunakan senter. Jika amandel terlihat merah dan bengkak, ini berarti anak terserang radang amandel.
2. Manfaat yang didapat anak dari operasi amandel?
Operasi amandel merupakan tindakan bedah untuk mengambil massa dari jaringan limfoid (tonsil) yang berada di mulut bagian belakang.
Pada anak-anak, umumnya tindakan ini dilakukan untuk mengatasi infeksi saluran pernapasan yang kambuh. Tentunya operasi amandel harus dilakukan oleh dokter THT.
Sementara penting bagi orangtua mengetahui manfaat dari operasi amandel, yaitu :
- Mengurangi frekuensi sakit tenggorokan pada anak balita.
- Meminimalisir perilaku hiperaktif.
- Memperbaiki prestasi sekolah yang sempat menurun.
- Mengurangi penggunaan antibiotik dan kunjungan ke dokter.
- Meningkatkan kualitas hidup anak dan keluarga secara keseluruhan.
Editors' Pick
3. Risiko dari tindakan operasi amandel pada anak balita?
Selain manfaat yang didapat dari operasi amandel, orangtua juga perlu memperhitungkan efek samping usai melakukan operasi amandel pada anak balita seperti :
- Resiko alergi pada proses pembiusan jika anak alergi zat bius atau karena prosedur operasinya.
- Menimbulkan rasa sakit berkisar selama 2 minggu dan perlu mengonsumsi obat pereda nyeri secara teratur.
- Terjadi perdarahan pada luka operasi yang melibatkan pengangkatan jaringan dan bisa kembali terjadi setelah beberapa jam atau hari.
- Daerah luka operasi cukup rentan terkena infeksi. Untuk mencegah infeksi, sang anak akan diberikan antibiotik saat operasi berlangsung.
- Kerusakan gigi dan rahang. Pemakaian alat-alat bedah saat operasi berisiko menyebabkan kerusakan pada gigi.
- Dehidrasi dan penurunan pada berat badan anak, akibatnya tidak bisa mengonsumsi makanan setelah operasi karena nyeri yang dirasakan.
- Perubahan suara. Pengangkatan amandel yang berukuran besar kemungkinan mengubah resonansi pada suara anak.
4. Sebelum operasi amandel apa yang harus dilakukan?
Pada umumnya sebelum anak melakukan operasi amandel, pasien akan diminta untuk menghentikan konsumsi obat pengencer darah, seperti aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen, beberapa hari sebelum operasi amandel.
Sang anak juga dianjurkan untuk berpuasa kurang lebih selama 6 jam sebelum operasi dimulai. Sementara selama menjalani operasi amandel, orangtua wajib mendampingi sang buah hati. Pasalnya anak-anak perlu diberikan semangat maupun kenyamanan. Tenagkanlah ia dari rasa cemas yang kemungkinan akan terjadi pada si Kecil.
Selain itu, orangtua harus memberi tahu kepada anak bahwa rasa sakit mungkin akan dialami selama beberapa jam atau hari.
5. Hal yang boleh dan dihindari anak setelah menjalani operasi amandel?
Selama pemulihan pasca operasi amandel, tenggorokan anak mungkin terasa sedikit kurang nyaman dan sakit. Hal ini membuat si Kecil jadi sulit menelan makanan.
Dilansir dari KidsHealth, secara umum anak-anak di bawah 3 tahun akan mengalami pemulihan setelah operasi amandel selama seminggu atau lebih.
Untuk mempercepat proses pemulihan dan mencegah perdarahan, maka dianjurkan :
- Sebaiknya anak berbaring (bed rest) selama beberapa hari setelah operasi.
- Rutin mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan oleh dokter.
- Menjaga asupan cairan dengan mengonsumsi air putih untuk mencegah dehidrasi.
- Mengonsumsi makanan dan minuman yang mudah ditelan seperti puding, yogurt atau es krim.
- Hindari makanan yang bersifat asam, pedas dan bertekstur keras.
- Tidak mengonsumsi makanan yang mengandung banyak bumbu.
- Menghindari aktivitas berat seperti berlari atau bermain sepeda, setidaknya dua minggu pasca operasi amandel.
6. Bagaimana prosedur operasi amandel pada anak balita?
Pada umumnya, operasi amandel atau tonsilektomi adalah prosedur bedah untuk mengangkat amandel (tonsil) akibat peradangan.
Operasi amandel biasanya dilakukan di rumah sakit dan berlangsung sekitar 20-30 menit. Untuk mengawali operasi amandel, dokter akan memberikan anestesi umum (bius total) pada sang anak dan membuatnya tertidur agar tidak merasa sakit saat pembedahan berlangsung.
Setelah efek bius total sudah bekerja pada tubuh pasien, dokter mulai membuka mulut pasien untuk melakukan pengangkatan amandel anak secara hati-hati.
Proses pengangkatan ini dilakukan dengan teknik tertentu seperti radio frekuensi. Ya, khusus pasien anak balita teknik radio frekuensi lebih populer digunakan untuk pengangkatan tonsil. Di mana teknik ini menggunakan energi temperatur rendah (40-70 derajat Celcius), sehingga jaringan yang rusak lebih minimal.
Radio frekuensi juga terbilang sangat aman untuk anak balita usia tiga tahun, yaitu mengalami pendarahan lebih sedikit, nyeri pasca operasi lebih ringan dan tidak terdapat luka operasi yang terbuka.
Itulah mengenai informasi penting yang harus orangtua pelajari sebelum memutuskan mengoperasi amandel anak. Yang tak kalah penting, pastikan tubuh si Kecil tetap terhidrasi setidaknya 72 jam setelah operasi amandel untuk mencegah kemungkinan perdarahan.
Baca juga: