Melatih Anak agar Tumbuh Menjadi Berani dan Mandiri
Anak yang memiliki keberanian dan kemandirian akan menjadi lebih bertanggung jawab.
1 Februari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Keberanian maupun kemandirian adalah sebagian dari life skill yang harus dimiliki anak. Namun, tidak semua anak memiliki sikap berani, anak cenderung sering berlindung di balik punggung orangtuanya.
Tetapi anak yang mandiri sudah pasti berani, dan tidak semua anak yang berani itu mandiri. Sedangkan anak yang terlatih untuk berani dan mandiri ia bisa memiliki kemampuan antisipasi.
Tapi perlu diingat, keberanian dan kemandirian tidak akan tumbuh begitu saja. Di sisi lain pola pikir anak masih sangat konkret, sedangkan harus ada stimulus lingkungan.
Sedangkan mendidik anak adalah tugas orangtua. Dengan Mama melatih keberanian dan kemandirian sedari kecil, sang anak pun akan menerapkannya hingga ia besar.
Nah, secara garis besar latihan keberanian dan kemandirian haruslah dipupuk sedari dini. Tapi Mama juga harus sadar bahwa mereka membutuhkan proses agar menjadi anak yang berani dan mandiri, karena segala sesuatu tidak ada yang serba instan.
Berikut langkah-langkah melatih anak menjadi lebih berani dan mandiri:
1. Tumbuhkan pikiran positif
Orangtua sebaiknya memberikan respons positif terhadap kebutuhan anak-anaknya. Dalam hal ini tumbuhkan pikiran-pikiran positif, karena dari situlah mereka merasa aman dalam kehidupannya.
Dan pada dasarnya rasa aman itu harus selalu diciptakan agar ia tumbuh menjadi berani menghadapi tantangan dan bisa mandiri dalam menyelesaikan persoalan yang ia hadapi.
2. Berikan contoh
Anak butuh contoh dari orang sekitarnya, terutama orangtua. Jadi Mama harus memberikan perbuatan nyata kepadanya, yaitu tidak menunjukkan rasa ketakutan dan timbulkan kemandirian pada anak.
Misal: Mama mengajarkan anak untuk tidur sendiri, beritahu dia bahwa di kamarnya tidak ada sesuatu yang mesti ditakuti.
Begitu juga Mama, tunjukkan dan ceritakan keberanian Mama kepadanya saat melakukan sesuatu seorang diri di rumah atau ruangan.
Editors' Pick
3. Berikan Kepercayaan
Berikan kepercayaan pada anak bahwa ia bisa melakukan segala sesuatu dengan berani dan mandiri.
Tak lupa untuk memberi kesempatan agar melakukannya. Kepercayaan yang diperoleh anak maka keberanian dan kemandirian kian teruji.
Sebagai contoh, Mama bisa memintanya untuk membereskan tempat tidurnya sendiri, berikan kepercayaan padanya kalau si Kecil mampu melakukannya.
4. Jangan dipaksa
Keberanian dan kemandirian yang akan diterapkan anak itu butuh proses. Biarkan anak belajar dan berkembang secara perlahan.
Mama jangan memaksa anak agar cepat menguasai semua hal atau ajaran yang Mama berikan kepadanya.
Sebaiknya, jangan memberi kritik atau cibiran, tetapi dampingi dan ingatkan dia selalu agar melakukan sikap berani dan mandiri.
5. Tumbuhkan pikiran kritis
Ingat, anak yang terlalu manja dengan orangtua biasanya ia tumbuh menjadi pribadi yang kurang berani dan mandiri, mereka pun kurang mampu berpikir kritis dan selalu mengandalkan orangtua.
Disinilah peran orangtua sangat dibutuhkan, yaitu memberi kesempatan agar anak mengelola persoalan agar ia mengasah kemampuannya berpikir kritis.
6. Menumbuhkan rasa kepercayaan
Sebagai orangtua juga harus menumbuhkan rasa kepemimpinan kepada anak-anaknya sejak dini.
Mama bisa meminta dan memberinya semangat untuk memimpin barisan upacara atau memimpin baca doa saat di sekolah.
Sehingga dengan sendirinya ia akan memiliki mental pemberani dan tidak malu bericara di depan umum.
7. Menjalin komunikasi
Komunikasi antara anak dan orang tua juga sangatlah penting di dalam aspek kehidupan. Memberikan ruang pada anak untuk berkeluh kesah juga bisa membuat anak lebih nyaman lho.
Dengan rasa nyaman pada lingkungannya maka dengan sendirinya akan timbul rasa berani.
Seperti itu beberapa langkah menumbuhkan sikap berani dan mandiri. Karena anak yang memiliki keberanian dan kemandirian akan menjadi lebih bertanggung jawab. Semoga bermaanfaat.
Baca juga: Tanpa Mama Sadari, Kebiasaan Ini Bikin Anak Tidak Mandiri
Baca juga: Kapan Anak Dikatakan Sudah Mandiri?