Anak balita adalah usia di mana sedang aktif-aktifnya mengeksplorasi berbagai hal yang ada di rumah dan lingkungan sekitarnya.
Namun, lingkungan yang kurang higienis merupakan sumber virus dan bakteri yang kerap mengganggu kesehatannya.
Salah satu kebiasaan yang dapat membuat daya tahan tubuh anak menurun dan berisiko terserang penyakit adalah jajan sembarangan yang tidak terjamin kebersihannya.
Berikut ini Popmama.comberikan informasi mengenai 5 jenis penyakit akibat bakteri yang umum diderita oleh anak, diantaranya meliputi:
1. Batuk rejan pada anak memiliki ciri tersendiri
Freepik/pressfoto
Berbeda dengan batuk pada umumnya, kondisi batuk rejan pada anak biasanya memiliki ciri tersendiri.
Di mana batuk rejan bisa dikenali dengan rentetan batuk keras secara terus menerus dan terjadi selama tiga bulan tanpa membaik sedikit pun.
Bakteri Bordetella pertussis yang menjadi penyebabnya menyebar melalui partikel-partikel air ini lalu terhembuskan ke udara saat penderita batuk atau bersin.
Tahap awal ditandai dengan gejala ringan seperti hidung berair, bersin, mata berair, radang tenggorokan, batuk ringan sampai demam.
Editors' Pick
2. Demam tifoid ditularkan dari orang yang terinfeksi
Freepik/peoplecreations
Demam tifoid adalah penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella thyphi atau Salmonella paratyphi.
Bakteri tersebut biasanya ditemukan di air atau makanan yang terkontaminasi. Selain itu, bakteri ini juga bisa ditularkan dari orang yang terinfeksi.
Begitu anak terinfeksi, tubuhnya akan mengalami berbagai tanda dan gejala awal tipes seperti demam yang meningkat setiap hari, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot, berkeringat, batuk kering dan kehilangan nafsu makan.
Untuk langkah medis, anak akan diberi obat antibiotik yang harus dihabiskan selama 1-2 minggu.
3. Disentri merupakan penyakit yang sering dialami anak
Freepik
Disentri adalah radang usus yang menyebabkan diare disertai darah atau lendir. Diare sendiri ditandai dengan sering buang air besar yang lembek atau cair.
Berdasarkan penyebabnya disentri terbagi menjadi dua jenis, yakni disentri basiler yang terjadi ketika tubuh terinfeksi oleh bakteri Shigella.
Sementara disentri amuba disebabkan ketika tubuh terinfeksi Entamoeba histolytica. Disentri basiler merupakan penyakit umum yang sering dialami oleh anak-anak.
Jika anak mengalami diare berdarah atau berlendir yang berlangsung lebih dari beberapa hari, segera konsultasi ke dokter untuk melakukan diagnosis dan pengobatan lebih lanjut.
4. Pneumonia membuat paru-paru mengalami peradangan
Freepik/pressfoto
Pneumonia adalah kondisi di mana salah satu paru-paru anak mengalami peradangan. Penyebab pneumonia cukup beragam, mulai dari bakteri, jamur serta sejumlah virus.
Namun sebagian besar kasus pneumonia, penyakit ini disebabkan oleh bakteri Streptococus pneumonia yang menyerang paru-paru.
Umumnya gejala pneumonia berkembang dalam waktu 1-2 hari, lalu mengalami perlambatan setelah beberapa hari.
Gejala yang terjadi anak akan mengalami demam, muntah-muntah serta nyeri pada perut bagian bawah. Pada usia anak-anak, pneumonia dapat dicegah dengan rutin mendapatkan vaksin atau imunisasi sesuai jadwal.
5. Tuberkulosis menyebabkan anak berkeringat di malam hari
Freepik/jcomp
Tuberkulosis atau TBC merupakan penyakit infeksi yang paling banyak menyebabkan kematian. TBC dapat terjadi pada anak.
Penularan penyakit ini disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis yang menyerang paru-paru dan hampir semua organ tubuh seperti tulang, selaput otak, kelenjar getah bening, mata dan ginjal.
Ketika penderita TBC batuk, bersin, atau meludah, maka bakteri Mycobacterium tuberculosis bisa tersebar di udara.
Pada anak, gejala umum dari tuberkulosis meliputi batuk hingga lebih dari tiga minggu, batuk berdarah, sakit dada, lemas, demam, berkeringat di malam hari dan pertumbuhan yang lebih kecil dari seusianya.
Setelah mengetahui kelima penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Alangkah baiknya dicegah mulai dari mencuci tangan dengan sabun dan meningkatkan kekebalan tubuh anak.