5 Penyebab Kejang pada Anak Balita, Ketahui Sejak Dini, Yuk!
Tetap tenang dan segera bawa anak ke dokter terdekat
14 November 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat anak kejang, hal itu merupakan kondisi yang paling mengkhawatirkan bagi semua orangtua.
Di mana kejang adalah kondisi ketika ada masalah pada fungsi otak dan menyebabkan tubuh anak bergerak tanpa bisa dikendalikan.
Kejang bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak.
Ketika si Kecil mengalami kejang lebih dari satu kali dalam periode tertentu, maka bisa menjadi kondisi yang berbahaya untuk kesehatannya.
Nah, oleh karena itu orangtua harus mengetahui 5 penyebab kejang pada anak balita. Berikut informasi selengkapnya dari Popmama.com :
1. Cerebral palsy yang menyebabkan gangguan koordinasi tubuh anak
Cerebral palsy pada anak bisa menyebabkan ia menjadi kejang.
Di mana cerebral palsy atau lumpuh otak adalah penyakit yang mengakibatkan gangguan pada gerakan dan koordinasi tubuh anak.
Penyakit ini disebabkan oleh gangguan perkembangan otak. Biasanya terjadi saat anak masih di dalam kandungan.
Umumnya kejang cerebral palsy dipengaruhi oleh:
- Gagguan aktivitas listrik dalam bagian otak.
- Gangguan otak yang berpengaruh buruk pada memori sementara otak.
- Gangguan singkat pada sistem kesadaran otak, sehingga kejang berlangsung sangat singkat.
Agar anak tidak mengalami kejang, berbagai jenis terapi diperlukan untuk mengatasi gejala cerebral palsy.
Editors' Pick
2. Demam tinggi memicu anak mengalami kejang atau step
Saat demam si Kecil mengalami kejang?
Ya, kejang atau step bisa terjadi karena dipicu oleh suhu tubuhnya yang sedang panas tinggi.
Kejang demam biasanya terjadi pada anak usia 6 bulan hingga 5 tahun.
Ketika mengalami kejang demam, tubuh anak akan berguncang hebat diiringi gerakan menyentak di lengan hingga tungkainya kurang dari 2 menit.
Kejang yang terjadi karena demam pada anak dikatakan tidak berbahaya dan bukan merupakan gejala penyakit serius.
Anak yang mengalami kejang demam akan langsung sadar setelah kejangnya reda meski ia tampak bingung atau lelah.
3. Epilepsi yang disebabkan adanya gangguan neurologis
Penyakit epilepsi atau ayan adalah gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas listrik otak yang tidak normal.
Hal itu bisa menimbulkan keluhan kejang, sensasi dan perilaku yang tidak biasa hingga membuat anak kehilangan kesadaran.
Kejang epilepsi rata-rata disebabkan karena gangguan neurologis.
Tingkat keparahan kejang pada setiap penderita epilepsi berbeda-beda. Ada yang hanya berlangsung beberapa detik dan hanya seperti memandang dengan tatapan kosong atau terjadi gerakan lengan dan tungkai berulang kali.
Ketika anak terkena kejang epilepsi, maka baringkan anak di tempat yang aman dan nyaman. Berikan bantal atau kain yang lembut dibawah kepalanya.
4. Penyakit meningitis sering ditandai demam tinggi dan leher kaku
Anak yang terkena penyakit meningitis juga bisa menyebabkan ia menjadi kejang.
Meningitis adalah radang selaput otak yang disebabkan oleh bakteri, virus atau jamur.
Biasanya meningitis terjadi karena peradangan yang terjadi pada jaringan khusus yang menutup bagian otak dan sum-sum tulang belakangnya.
Kondisi meningitis pada anak sering ditandai dengan:
- Demam tinggi.
- Muntah.
- Kurang nafsu makan.
- Sakit kepala yang parah.
- Leher menjadi kaku.
- Peka terhadap cahaya.
- Tubuh letih dan lesu.
5. Trauma kepala memiliki beragam gejala
Pengidap trauma kepala pada anak umumnya akan mengalami kejang dalam minggu pertama setelah ia cedera. Masalah ini berpotensi menyebabkan komplikasi serius yang berakibat fatal.
Trauma kepala berat memiliki beragam gejala yang memengaruhi fisik dan psikologi anak.
Beberapa gejala trauma kepala yang sering menyebabkan anak kejang adalah:
- Anak mengalami sakit kepala yang parah.
- Anak sering muntah.
- Anak kehilangan kesadaran setelah trauma kepala.
- Terjadi pembengkakan di bagian kulit kepala dengan tanda benjolan yang besar.
- Ada kondisi gegar otak baik ringan atau berat setelah trauma kepala.
Demikianlah 5 hal yang menjadi penyebab kejang pada anak balita.
Namun jika si Kecil sering kejang, maka pemeriksaan medis sangat diperlukan.