Cari Tahu 5 Tanda Anak Membutuhkan Terapi Makan
Anak yang susah makan kerap menjadi tantangan tersendiri bagi orangtua.
25 Februari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Si Kecil mengalami susah makan? Tentu ini membuat Mama merasa khawatir.
Padahal di masa pertumbuhannya, asupan gizi dari makanan harus dipenuhi dengan baik untuk mendukung perkembangannya.
Menurut Foodincare, beberapa anak mungkin mengalami kesulitan pada aspek fisik makan dan kekurangan keterampilan motorik oral seperti mengunyah, menghisap dan menelan.
Sedangkan terapi makan bisa digunakan khusus mengatasi anak yang mengalami kesulitan makan, langkah ini guna proses makannya jadi lebih mudah.
Nah, berikut Popmama.com berikan 5 tanda anak membutuhkan terapi makan.
1. Anak terlalu banyak minum susu atau cairan lain
Keluhan umum yang paling sering terjadi yakni anak hanya makan makanan dalam jumlah terbatas.
Penyebab pola makan anak seperti ini adalah terlalu banyak konsumsi susu atau cairan lainnya.
Whattoexpect memaparkan, saat balita terlalu banyak minum maka tidak ada cukup ruang di perutnya untuk makan. Sedangkan balita membutuhkan makanan penting untuk penambahan berat badan dan perkembangan secara keseluruhan.
Namun pada kenyataannya, bagi banyak anak yang beralih dari pola makan berbasis susu ke pola makan berbasis makanan dapat menjadi tantangan.
Editors' Pick
2. Menerima sedikit varian makanan
Anak mengalami masalah makan memiliki preferensi makanan yang sedikit?
Artinya, mereka benar-benar kesulitan memakan makanan lain. Tentu hal ini membuat ia menerima sedikit varian makanan.
Jillcastle memberitahu, umumnya anak-anak menjadi pemilih makanan dan memiliki kondisi yang disebut ARFID atau Gangguan Asupan Makanan Pembatasan Penghindaran.
Mereka sering kali tidak mau makan sayuran dan mungkin menolak untuk mencoba sesuatu yang baru.
3. Anak memuntahkan kembali makanan
Banyak tanda anak membutuhkan terapi makan.
Salah satunya yaitu ketika anak sering memuntahkan kembali makanan atau lebih dikenal dengan istilah kelolodan.
Ini juga masih sering terjadi pada seorang anak melahap makanan yang baru dikenalnya.
Healthcare mengatakan, jangan beri anak makanan padat selama sekitar delapan jam setelah ia mulai muntah. Setelah anak bisa menahan makanan, sebaiknya berikan mereka asupan seperti yogurt, pisang, nasi atau roti.
Namun jika anak muntah beberapa kali sehari dan alami berat badan yang mungkin tidak bertambah, segeralah konsultasikan dengan dokter.
4. Menujukkan perilaku stres di sekitar waktu makan
Anak merasa tertekan saat waktu makan?
Menghadapi masalah seperti ini membuat banyak ibu pusing dan khawatir buah hatinya tak cukup gizi.
Dikutip dari Kidsfeedingteam, perilaku stres di sekitar waktu makan dapat disebabkan oleh apa saja dan sulit untuk mengidentifikasi penyebab utamanya.
Pada banyak kasus, anak yang membutuhkan terapi makan apabila ia menunjukkan emosi negatif seperti sedih atau marah saat waktu makan tiba.
Apalagi suasana akan lebih berantakan saat orangtua mencoba membuat mereka mau makan.
5. Memiliki grafik pertumbuhan yang tidak sesuai
Terlepas dari upaya yang Mama lakukan untuk membuat anak mau makan, memerhatikan pertumbuhannya adalah hal penting.
Dilansir dari Medlineplus, gizi yang buruk dapat menyebabkan masalah pada perkembangan intelektual anak. Seorang anak dengan pola makan yang buruk mungkin akan lelah dan membuatnya sering sakit.
Sedangkan orangtua perlu memastikan anak agar mendapatkan setidaknya satu makanan sehat dan seimbang setiap hari.
Namun apabila anak menunjukkan grafik pertumbuhan yang tidak sesuai dengan growth chart ideal, ia mungkin memang memiliki masalah makan.
Itulah kelima tanda anak memerlukan terapi makan. Orangtua pun dapat membicarakan pada penyedia layanan kesehatan, hal ini guna anak diberikan penanganan yang tepat.
Baca juga :
- Terapi Makan Solusi untuk Anak yang Picky Eater
- Si Kecil Susah Makan? Penuhi Nutrisinya Dengan 5 Cara Menyenangkan Ini
- 5 Daftar Makanan Sehat Ini Bisa Mama Berikan Saat Anak Susah Makan