Tidak Perlu Khawatir, Ini Cara Mencegah Stunting pada Anak

Stunting memang tidak bisa diobati, tapi bisa dicegah kok, Ma

29 Agustus 2019

Tidak Perlu Khawatir, Ini Cara Mencegah Stunting Anak
Pexels/Dam Tuong Quan

Stunting atau gizi buruk kronis adalah sebuah kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak dari tinggi badan rata-rata anak seusianya. Menurut data WHO, sebanyak 35,6 persen balita di Indonesia mengalami stunting. Angka ini membuat Indonesia dinobatkan sebagai negara dengan gizi buruk oleh WHO.

Apa yang membuat stunting mengkhawatirkan? Tidak hanya berpengaruh pada pertumbuhan fisik si Kecil, stunting juga dapat mempengaruhi pertumbuhan jaringan otak dan membuatnya lebih lambat dalam merespons dan berpikir.

Bahkan ketika si Kecil beranjak dewasa, stunting akan meningkatkan resiko penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas.

Stunting termasuk kondisi yang tidak dapat diobati. Namun Mama tidak perlu khawatir, stunting dapat dicegah sejak dini dengan cara-cara berikut:

1. Penuhi kebutuhan gizi saat hamil

1. Penuhi kebutuhan gizi saat hamil
Pexels/Freestocks.org

Pencegahan stunting dapat dimulai sejak si Kecil masih berada di dalam kandungan. Pastikan Mama selalu mengonsumsi makanan sehat dengan kualitas yang baik. Dua nutrisi yang sangat penting pada masa kehamilan adalah zat besi dan asam folat.

Mama dapat memenuhi kebutuhan zat besi dengan mengonsumsi daging-dagingan, sayuran hijau, dan ikan.

Sedangkan kebutuhan akan asam folat dapat dipenuhi dengan mengonsumsi buah-buahan, seperti buah alpukat, pepaya, dan pisang.

2. Lakukan IMD dan berikan ASI eksklusif

2. Lakukan IMD berikan ASI eksklusif
freepik/freepic.diller

Segera setelah si Kecil lahir, lakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Letakan si Kecil pada perut atau dada Mama agar Ia bisa mencari puting Mama dan mulai menyusu. Proses ini memungkinkan si Kecil mendapatkan kolostrum atau tetes ASI pertama yang mengandung banyak nutrisi untuk pertahanan tubuh.

Setelah melakukan IMD, lanjutkan pemberian ASI selama minimal 6 bulan. ASI mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan si Kecil sehingga mengurangi resiko kekurangan gizi.

Tidak hanya itu, pada ASI terdapat zat yang memberikan kekebalan tubuh bagi si Kecil dalam melawan penyakit. ASI juga aman bagi pencernaan si Kecil yang belum sempurna.

Editors' Pick

3. Berikan asupan MPASI yang bervariasi

3. Berikan asupan MPASI bervariasi
Pexels/Rawpixels.com

Setelah si Kecil berumur lebih dari enam bulan, Mama bisa mulai melengkapi kebutuhan nutrisi si Kecil dengan memberikan Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI), disamping tetap memberikan ASI. Variasikan MPASI setiap harinya agar si Kecil mendapatkan nutrisi yang berbeda-beda.

Nutrisi yang dibutuhkan untuk mencegah stunting adalah protein. Mama bisa memberikan protein dalam bentuk protein nabati (kacang-kacangan, umbi-umbian, dan biji-bijian) ataupun protein hewani (telur, daging ikan, daging ayam, dan susu). Pemberian ikan-ikan laut juga disarankan karena makanan ini kaya dengan Omega-3 dan Omega-6.

4. Monitor tumbuh kembang si Kecil

4. Monitor tumbuh kembang si Kecil
Pexels/Rawpixel.com

1000 hari pertama kehidupan si Kecil (sejak si Kecil muncul dalam kandungan hingga berusia dua tahun) adalah masa-masa penting bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Dengan memberikan perhatian lebih pada masa ini, Mama dapat mencegah stunting pada si Kecil.

Selalu awasi makanan yang dikonsumsi si Kecil dan jaga keseimbangan nutrisi yang masuk ke dalam tubuhnya.

Pemberian imunisasi juga dapat membantu sistem daya tahan tubuh si Kecil agar mampu melawan penyakit. Jangan lupa untuk rutin melakukan pengecekan kesehatan di rumah sakit atau posyandu untuk memonitor status kesehatan dan kelengkapan nutrisi si Kecil.

5. Jaga Kebersihan Lingkungan

5. Jaga Kebersihan Lingkungan
Pexels/Rawpixel.com

Langkah pencegahan stunting selanjutnya adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan tempat tumbuh kembang si Kecil. Salah satu kebersihan yang wajib menjadi perhatian Mama adalah kebersihan air dan sanitasi.

Kualitas air dan sanitasi yang buruk dapat meningkatkan resiko berbagai penyakit pada si Kecil, seperti diare ataupun infeksi cacing.

Penyakit-penyakit ini dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan si Kecil karena memperlambat proses penyerapan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi.

6. Berikan jarak antara masa kehamilan

6. Berikan jarak antara masa kehamilan
Pexels/Rawpixel.com

Untuk mencegah stunting, ada baiknya Mama melakukan perencanaan sebelum memutuskan untuk hamil kembali.

Menurut WHO, anjuran jarak antara masa kehamilan adalah minimal 24 bulan dan maksimal lima tahun.

Dengan jarak ini, perhatian dan pikiran Mama tentunya akan lebih fokus karena tidak mengurus dua anak sekaligus. Selain itu, Mama dapat memberikan hak ASI eksklusif kepada si Kecil yang baru lahir sehingga kebutuhan gizi si Kecil tercukupi

7. Pelajari tentang stunting dan perbanyak informasi

7. Pelajari tentang stunting perbanyak informasi
Pexels/Element5 Digital

Pengetahuan adalah senjata yang paling ampuh dalam melawan apapun, begitu pula dalam melawan stunting. Pastikan Mama proaktif dalam memperbanyak informasi tentang kondisi ini agar dapat memutuskan tindakan pencegahan yang terbaik.

Sebagai upaya perlawanan terhadap stunting, pada tahun 2018, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga telah mengeluarkan buletin kesehatan yang berisi informasi lengkap tentang stunting. Mama dapat menjadikan buletin ini sebagai sumber referensi.

Itu dia tujuh cara untuk mencegah stunting. Dapat disimpulkan pemenuhan gizi selama masa kehamilan hingga si Kecil berusia dua tahun menjadi faktor yang penting untuk menjauhkan si Kecil dari kondisi stunting.

Seperti kata pepatah, mencegah lebih baik daripada mengobati. Yuk, kita lawan stunting bersama-sama, Ma!

Baca juga:

The Latest