Cara Mengajarkan Potty Training untuk Anak Perempuan
Sudah saatnya meninggalkan popok, yuk ajarkan potty training, Ma!
5 April 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Salah satu PR bagi Mama yang memiliki anak perempuan adalah mengajarkan potty training agar anak dapat buang air dengan mandiri.
Momen transisi antara penggunaan popok dan toilet ini tentunya memerlukan tenaga ekstra. Mama harus bisa mendampingi dan mengajarkan anak dalam proses adaptasi mereka.
Potty training untuk anak perempuan tidak bisa disamakan dengan anak laki-laki lho, Ma.
Secara fisik dan mental, anak perempuan cenderung mampu memulai potty training lebih cepat dari anak laki-laki. Agar potty training anak sukses, yuk, simak cara-cara berikut:
1. Mulai potty training di waktu yang tepat
Rata-rata anak perempuan akan siap memulai potty training pada umur 18 bulan. Tapi angka ini bukan patokan ya, Ma.
Tetap perhatikan kesiapan fisik dan mental anak terlebih dahulu sebelum melatihnya dengan potty training. Hal ini penting supaya potty training tersebut sukses.
Salah satu pertanda anak sudah siap secara fisik adalah dia sudah mampu bicara dan mengutarakan keinginannya untuk buang air kecil ataupun besar.
Jika anak belum bisa bicara, potty training tentunya akan terhambat masalah komunikasi.
Sedangkan tanda bahwa anak sudah siap secara mental adalah ia mengutarakan keinginannya untuk tidak lagi menggunakan popok.
Editors' Pick
2. Minta anak untuk mengontrol keinginan buang air
Tahap selanjutnya untuk memulai potty training ketika anak sudah siap adalah memintanya untuk mulai mengontrol keinginan buang air.
Sekarang, anak tidak lagi bisa buang air kapanpun ia mau. Mama bisa membantu dengan membuatkan jadwal untuk pergi ke toilet.
Minta anak untuk mengontrol keinginan buang air ketika belum jadwalnya.
Mama bisa menjadwalkan untuk buang air beberapa kali dalam sehari, misalnya saat bangun pagi, setelah makan, dan sebagainya.
Jadwalkan waktu-waktu ini dengan baik supaya Mama tidak mengubah-ngubahnya lagi. Jadwal yang berubah-ubah hanya akan membuat anak bingung.