Hati-Hati, Mitos Kesehatan Anak Ini Harus Berhenti Dipercaya
Beberapa mitos dapat membahayakan anak lho, Ma
16 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak yang tertidur lesu dan kesakitan adalah pemandangan yang akan membuat semua orangtua sedih. Makanya, tidak heran jika orangtua rela melakukan hal apapun agar anaknya tetap sehat ataupun sembuh dari sakit.
Tidak hanya dengan ilmu kedokteran, beberapa orangtua juga masih mengikuti mitos-mitos kesehatan yang dipercaya dapat menyembuhkan anak.
Sayangnya, tidak semua mitos kesehatan yang beredar di masyarakat itu benar lho, Ma. Bahkan, beberapa mitos bisa menimbulkan efek yang berbahaya bagi anak.
Agar anak terhindar dari risiko yang dapat terjadi, yuk simak mitos kesehatan anak yang harus berhenti dipercaya yang telah Popmama.com rangkum berikut ini
1. Demam adalah salah satu gejala tumbuh gigi
Memasuki usia enam bulan, anak akan mengalami pertumbuhan gigi pertamanya.
Biasanya, anak akan lebih rewel karena rasa tidak nyaman yang ia rasakan. Bahkan, beberapa anak juga dapat mengalami demam saat proses itu terjadi.
Namun, tidak semua demam yang anak alami menandakan ia sedang tumbuh gigi lho, Ma. Umumnya, demam yang diakibatkan oleh tumbuh gigi tidak akan lebih dari 38 derajat Celcius.
Oleh karena itu, jika demam anak terus meninggi ataupun disertai gejala lain, segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat ya.
Editors' Pick
2. Kompres dingin untuk menurunkan demam
Saat anak mengalami demam, beberapa orangtua akan mengompres kening anak dengan air dingin agar panas tubuh segera turun. Sayangnya, praktek ini kurang tepat. Bukan menurunkan panas, kompres dingin justru berisiko meningkatkan suhu tubuh anak.
Cara kompres yang benar saat anak mengalami demam adalah dengan menggunakan air hangat. Kompres hangat tersebut akan memicu keringat sehingga panas tubuh lebih cepat keluar. Kompres hangat juga akan membuat anak merasa lebih nyaman.