Kapan Anak Boleh Makan Makanan Pedas?
Ternyata, anak boleh mengonsumsi makanan pedas lho, Ma!
24 Januari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selama ini, masyarakat Indonesia percaya bahwa anak-anak yang memulai masa MPASI hanya boleh diberikan makanan hambar untuk menjauhkannya dari reaksi alergi ataupun menjaga sistem pencernaannya.
Padahal, anak juga ingin mencicipi makanan dengan raza yang lezat layaknya orang dewasa lho, Ma. Variasi rasa pada makanan anak juga akan memperkaya kemampuan anak untuk mengenali dan menerima berbagai rasa.
Sebaliknya, memberinya makanan hambar terus-menerus hanya akan membuatnya cepat bosan dan menjadikannya seorang picky eater.
Oleh karena itu, tidak perlu takut untuk memberi makanan dengan berbagai rasa kepada anak, termasuk makanan pedas.
Nah, berikut beberapa hal yang perlu Mama ketahui sebelum memberikan makanan pedas kepada anak:
1. Macam-macam makanan pedas
Rasa pedas bisa dikategorikan menjadi dua macam, yaitu yang berasal dari rempah pedas, seperti cabai, dan yang berasal dari rempah aromatik, seperti kayu manis, pala, bawang putih, kunyit, jahe, ketumbar, dan jintan.
Rasa pedas yang berasal dari rempah aromatik boleh dikenalkan ketika anak sudah berusia enam bulan. Namun, Mama harus lebih berhati-hati ketika mengenalkan rasa pedas yang berasal dari rempah pedas.
Pasalnya, rasa pedas yang ditimbulkan dari rempah tersebut adalah akibat dari terangsangnya reseptor rasa sakit oleh zat capsaicin.
Editors' Pick
2. Risiko makan makanan pedas
Seperti yang telah dijelaskan, rasa pedas yang dihasilkan dari rempah pedas merupakan reaksi tubuh dalam menerima zat capsaicin.
Zat inilah yang menciptakan sensasi terbakar di lidah, membuat perut terasa panas, dan membuat mata berair. Mama harus memahami risiko ini sebelum memberikan makanan pedas ke anak.
Selain itu, makanan pedas juga berisiko mengiritasi sistem pencernaan anak dan memicu naiknya asam lambung lho, Ma.
3. Tunggu hingga anak berusia lebih dari 1 tahun
Sebenarnya, anak akan memiliki toleransi yang lebih tinggi terhadap makanan pedas jika Mama sering mengonsumsi makanan pedas selama menyusui lho, Ma. Pasalnya, rasa pedas tersebut juga ikut dirasakan anak melalui ASI dan menjadikannya terbiasa.
Namun, dengan adanya risiko yang telah disebutkan di atas, Mama tetap harus menunggu hingga anak berusia lebih dari satu tahun sebelum memberikan makanan pedas secara langsung.
Pasalnya, sebelum usia tersebut, anak baru saja belajar untuk menerima makanan padat dan masih memiliki kepekaan yang tinggi terhadap makanan.
4. Berikan secara bertahap dan terbatas
Meski anak sudah berusia satu tahun, bukan berarti Mama boleh memberikan makanan pedas dengan porsi orang dewasa ya, Ma.
Mama harus memberikannya secara bertahap dan terbatas. Pertama-tama, Mama bisa memberikan makanan dengan rasa pedas yang ringan, seperti kayu manis dan pala. Setelah anak terbiasa, barulah Mama bisa memberikan makanan dengan rasa pedas yang lebih kuat, seperti lada dan cabai.
Namun, tetap berhati-hati ketika memberikan makanan pedas yang berasal dari cabai, ya, Ma! Berikan dengan terbatas agar tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan.
5. Perhatikan jika ada reaksi alergi
Jika Mama memutuskan untuk memberikan anak makanan pedas untuk pertama kalinya. Perhatikan reaksi yang muncul setelah anak mengonsumsinya. Apakah ada reaksi alergi? Jika ya, segera singkirkan makanan tersebut.
Mama juga bisa menghindari reaksi alergi dengan memerhatikan riwayat alergi keluarga Mama.
Kesimpulannya, makanan pedas bukanlah hal tabu bagi anak-anak. Namun, Mama harus memberikannya sesuai ketentuan dan porsi yang tepat agar tidak memberikan dampak negatif pada anak.
Baca juga:
- Cara Ampuh Mengatasi Perut Panas Akibat Makan Pedas
- Awas! Ini Dampak Buruk Mengonsumsi Makanan Pedas Saat Hamil Muda
- Apakah Bayi Boleh Makan Makanan Pedas?