Waspada Hipotermia Saat Musim Hujan pada Anak, Ini Cara Menanganinya
Hipotermia bisa berakibat fatal apabila tidak segera ditangani
4 Februari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Curah hujan yang tinggi selama musim hujan turut menurunkan suhu udara. Apalagi, seringkali hujan turun tanpa bisa ditebak. Orangtua pun harus selalu berjaga-jaga agar anak tidak kedinginan ataupun kehujanan.
Ternyata, suhu dingin dan hujan tidak hanya berpotensi membuat anak flu atau pilek lho, Ma. Ia juga berpotensi menyebabkan hipotermia, yaitu sebuah kondisi dimana suhu tubuh menurun secara drastis hingga berada di bawah angka 35 derajat Celcius.
Hipotermia adalah kondisi yang harus diwaspadai. Jika tidak segera ditangani, kondisi tersebut dapat berakibat fatal.
Oleh karena itu, tingkatkan kewaspadaan selama musim hujan ini yuk, Ma. Berikut Popmama.com telah merangkum informasi tentang hipotermia beserta cara mencegahnya:
1. Hipotermia terjadi saat suhu tubuh berada di bawah 35 derajat Celcius
Seperti yang telah disebutkan, hipotermia adalah kondisi dimana suhu tubuh menurun drastis hingga berada di bawah angka 35 derajat Celcius.
Sebagai informasi, suhu tubuh normal manusia berada di kisaran 36,1-36,7 derajat Celcius. Otomatis, saat suhu tubuh berada di bawah angka tersebut, fungsi tubuh akan mengalami gangguan.
Hipotermia sendiri dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu:
- Hipotermia ringan, yaitu saat suhu tubuh berada di kisaran 32-35 derajat Celcius;
- Hipotermia sedang, yaitu saat suhu tubuh berada di kisaran 28-32 derajat Celcius;
- Hipotermia berat, yaitu saat suhu tubuh berada di bawah angka 28 derajat Celcius.
Editors' Pick
2. Gejala hipotermia yang harus diwaspadai
Gejala hipotermia sedikit berbeda tergantung tingkat keparahannya. Jika anak mengalami hipotermia ringan, gejala yang akan muncul adalah tubuh menggigil, bicara terbata-bata, warna bibir berubah menjadi kebiruan, denyut jantung meningkat, serta perubahan nafas menjadi lebih cepat dan pendek.
Jika anak mengalami hipotermia sedang, gejala tersebut pun akan bertambah parah. Detak jantungnya akan menjadi lebih tidak teratur dan pupil mata melebar. Kesadaran dan refleks anak pun mulai menurun.
Nah, Mama patut waspada jika anak mulai kesulitan bernapas dan kehilangan kesadaran. Gejala ini menunjukan anak mengalami hipotermia berat. Segera berikan pertolongan medis jika anak mengalami kondisi ini agar tidak berakibat fatal ya, Ma!
3. Bahaya yang mungkin terjadi apabila hipotermia terlambat ditangani
Hipotermia adalah kondisi medis yang harus segera ditangani. Pasalnya, kondisi tersebut bisa berakibat fatal. Ia dapat menimbulkan gangguan pernapasan, penurunan tekanan darah, dan gangguan sistem saraf.
Bahkan, hipotermia bisa menyebabkan radang dingin atau frost bite, gagal jantung, hingga kematian lho, Ma! Umumnya, kondisi ekstrem ini bisa terjadi saat berada di pegunungan dengan suhu udara yang dingin.
4. Penyebab hipotermia
Hipotermia bukanlah kondisi yang hanya bisa terjadi di cuaca ekstrim. Di perkotaan pun, anak-anak dapat mengalami hipotermia ringan. Pasalnya, kemampuan mengatur suhu tubuh anak belum sempurna layaknya orang dewasa.
Nah, selain kehujanan, anak dapat mengalami hipotermia jika terlalu lama mengenakan baju basah, berendam di air terlalu lama, tidak mengenakan baju tebal saat cuaca ekstrem, ataupun berada di ruangan yang suhunya terlalu dingin.
5. Pertolongan pertama saat anak mengalami hipotermia
Tidak ada obat khusus untuk mengatasi hipotermia. Yang bisa Mama lakukan adalah memberikan pertolongan pertama untuk meningkatkan kembali suhu tubuh anak.
Segera bawa anak ke tempat yang hangat dan berikan selimut, jaket tebal, atau kaus kaki untuk memberikan kehangatan dan melindunginya dari angin. Mama juga harus segera mengganti pakaian anak yang basah.
Selain itu, Mama bisa memberikan minuman hangat untuk menghangatkan tubuh anak dari dalam.
Namun perlu diingat, jangan menempelkan benda panas secara langsung ke tubuh anak ya, Ma. Panas tersebut berpotensi melukai kulit dan membuat denyut jantung anak menjadi kacau karena kaget.
Itulah informasi tentang hipotermia berserta cara mengatasinya. Yuk, waspada akan kondisi ini, Ma! Meski Mama tidak merasa kedinginan, bukan berarti anak tidak merasakannya. Bagaimanapun daya tahan tubuh anak belum sekuat orang dewasa.