Setiap orangtua pasti pernah menghadapi momen ketika anak mereka merengek tanpa henti. Seakan-akan, merengek menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari dengan anak-anak.
Meskipun terkadang terdengar mengganggu, perlu diingat bahwa merengek adalah cara anak untuk berkomunikasi dengan dunia di sekitarnya.
Di balik setiap keluhan yang terdengar, seringkali tersimpan pesan yang perlu dipahami lebih dalam. Tidak jarang, orangtua merasa frustasi atau kehilangan kesabaran ketika dihadapkan dengan merengek yang tak kunjung berhenti. Namun, apakah orangtua benar-benar memahami apa yang anak coba sampaikan melalui perilaku tersebut?
Dalam setiap rengekan anak, mungkin ada cerita yang ingin mereka sampaikan, kebutuhan yang ingin mereka ekspresikan, atau emosi yang ingin mereka ungkapkan.
Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk melihat di balik hal tersebut dan mencoba memahami alasan di balik perilaku merengek anak.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum beberapa alasan anak merengek dan hal yang dapat dilakukan orangtua untuk membantu mengatasi rengekan anak dengan cara yang positif dan mendukung perkembangan anak.
1. Tidak bertenaga
Freepik
Salah satu alasan utama di balik perilaku merengek anak adalah kurangnya energi. Anak yang lelah atau lapar cenderung lebih mudah merengek karena mereka tidak memiliki cukup energi untuk menghadapi aktivitas sehari-hari dengan baik.
Penting bagi orangtua untuk memahami bahwa seperti orang dewasa, anak-anak juga membutuhkan istirahat yang cukup dan asupan makanan yang bergizi untuk menjaga tingkat energi mereka tetap stabil.
Istirahat yang cukup adalah kunci bagi anak untuk memulihkan energi mereka setelah beraktivitas seharian. Ini termasuk tidur yang berkualitas di malam hari serta waktu istirahat tambahan di siang hari jika diperlukan. Jangan ragu untuk mengatur jadwal istirahat reguler bagi anak, terutama jika mereka terlihat lelah atau mengantuk.
Selain itu, asupan makanan yang sehat dan bergizi juga sangat penting. Pastikan anak mendapatkan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, serta vitamin dan mineral penting lainnya. Makanan yang seimbang akan membantu menjaga tingkat energi anak tetap stabil sepanjang hari dan mengurangi kemungkinan merengek karena lapar.
2. Stress
Freepik
Meskipun anak-anak terlihat seperti mereka tidak memiliki banyak beban, sebenarnya juga rentan terhadap stres. Namun, stres pada anak mungkin tidak selalu terlihat dengan jelas seperti pada orang dewasa. Mereka mungkin tidak mengungkapkan stres mereka dengan kata-kata, tetapi perilaku mereka dapat menjadi indikasi bahwa sesuatu mengganggu mereka secara emosional.
Sebagai orangtua, penting untuk menyadari bahwa anak-anak dapat mengalami stres dari berbagai sumber. Mengidentifikasi apa yang mungkin menyebabkan stres pada anak adalah langkah pertama dalam membantu mereka mengatasi perasaan tersebut.
Untuk membantu anak mengatasi stres, orangtua perlu menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung di rumah. Berikan waktu untuk mendengarkan anak dan biarkan mereka berbicara tentang apa pun yang mungkin membuat mereka khawatir atau gelisah. Berikan dukungan emosional yang kuat dan pastikan mereka merasa didengar dan dipahami.
Editors' Pick
3. Mencoba untuk terhubung
Freepik
Merengek seringkali menjadi cara anak untuk mencoba memperoleh perhatian dan koneksi dengan orangtua. Ini bisa terjadi ketika anak merasa bahwa mereka tidak mendapatkan cukup perhatian atau interaksi positif dengan orangtua dalam kegiatan sehari-hari.
Sebagai orangtua, penting untuk menyadari bahwa kebutuhan anak akan perhatian dan koneksi emosional sangat penting untuk perkembangan mereka. Untuk membantu anak merasa terhubung dengan orangtua, penting untuk meluangkan waktu khusus setiap hari untuk berinteraksi secara positif.
Hal tersebut bisa berupa waktu bermain bersama, membaca cerita sebelum tidur, atau hanya berbicara tentang hari mereka. Aktivitas ini tidak hanya membantu memperkuat hubungan antara orangtua dan anak, tetapi juga memberikan kesempatan bagi anak untuk merasa didengar dan dihargai.
Selain itu, orangtua juga dapat menciptakan rutinitas harian yang memungkinkan untuk interaksi yang konsisten dan bermakna dengan anak-anak. Misalnya, menetapkan waktu khusus untuk berbicara tentang hari mereka atau menghabiskan waktu bersama di akhir pekan untuk melakukan aktivitas yang disukai bersama.
Dengan memberikan waktu khusus untuk berinteraksi dengan anak setiap hari, orangtua dapat membantu mereka merasa lebih terhubung dan diperhatikan.
4. Kewalahan
Freepik
Seperti orang dewasa, anak-anak juga dapat merasa kewalahan ketika dihadapkan dengan terlalu banyak aktivitas atau tugas yang harus dilakukan. Kewalahan ini bisa tercermin dalam perilaku merengek atau bahkan penurunan minat terhadap kegiatan yang biasanya mereka nikmati.
Sebagai orangtua, penting untuk memperhatikan tanda-tanda bahwa anak mungkin merasa kewalahan. Hal ini bisa termasuk perubahan dalam perilaku mereka, seperti menjadi mudah marah atau cemas. Ketika orangtua menyadari bahwa anak mungkin merasa terlalu banyak tekanan, langkah pertama adalah membantu mereka mengidentifikasi apa yang menyebabkan kewalahan tersebut.
Setelah mengidentifikasi sumber stres anak, bantu mereka mengatur waktu dan prioritaskan kegiatan yang penting. Bersama-sama, buatlah jadwal yang realistis yang memperhitungkan waktu untuk bermain, beristirahat, dan belajar dengan mengeksplorasi sekitar.
5. Kurang kemampuan komunikasi
Freepik
Salah satu alasan umum di balik perilaku merengek anak adalah kurangnya kemampuan komunikasi yang baik. Anak-anak yang belum memiliki keterampilan verbal yang kuat mungkin kesulitan menyampaikan keinginan atau kebutuhan mereka dengan jelas dan efektif.
Sebagai hasilnya, mereka mungkin menggunakan merengek sebagai cara untuk mengekspresikan diri karena itu adalah cara yang paling mudah dan cepat untuk mendapatkan perhatian.
Sebagai orangtua, penting untuk memberikan dukungan dan bimbingan kepada anak dalam mengembangkan kemampuan komunikasi yang lebih baik. Salah satu cara yang efektif adalah dengan memberi contoh dan mendorong penggunaan kata-kata untuk menyampaikan perasaan, keinginan, dan kebutuhan mereka.
Ajari anak kosakata yang tepat untuk menggambarkan apa yang mereka rasakan atau inginkan, dan berikan contoh kalimat atau frase yang dapat mereka gunakan dalam situasi tertentu.
Selain itu, berikan kesempatan bagi anak untuk berlatih berkomunikasi dalam berbagai konteks, baik itu melalui berbicara tentang perasaan mereka setelah pengalaman tertentu, atau berpartisipasi dalam percakapan keluarga yang terbuka. Ajak mereka untuk mengemukakan pendapat mereka dan berikan penghargaan ketika mereka melakukannya dengan cara yang baik.
Selain itu, dengarkan dengan penuh perhatian ketika anak berbicara dan berikan umpan balik positif tentang upaya komunikasi mereka. Dorong mereka untuk bertanya jika mereka tidak mengerti sesuatu atau meminta bantuan jika mereka membutuhkannya.
6. Ingin kehadiran orangtua
Freepik
Ketika anak merengek karena mereka hanya ingin kehadiran dan perhatian dari orangtua mereka, itu menunjukkan bahwa mereka merindukan koneksi emosional yang mendalam.
Anak-anak merasa nyaman dan aman ketika mereka merasa dekat dengan orangtua mereka, dan merengek bisa menjadi cara mereka untuk mengekspresikan kebutuhan akan hubungan yang erat dan perhatian yang penuh.
Sebagai orangtua, penting untuk menyadari pentingnya waktu berkualitas bersama anak-anak tanpa gangguan dari perangkat elektronik atau pekerjaan rumah tangga. Ini adalah waktu yang berharga dimana orangtua dapat memperkuat ikatan emosional dengan anak-anak dan menunjukkan kepada mereka bahwa mereka adalah prioritas utama.
Luangkan waktu setiap hari untuk berinteraksi secara positif dengan anak-anak, baik itu melalui bermain bersama, membaca cerita, atau sekadar berbicara tentang hari mereka.
Jadikan momen ini sebagai kesempatan untuk benar-benar terhubung dengan mereka secara emosional, mendengarkan dengan penuh perhatian dan memberikan dukungan serta penghargaan terhadap apa yang mereka katakan atau lakukan.
7. Merasa kehilangan
Freepik
Anak-anak rentan terhadap perubahan besar dalam kehidupan mereka, seperti pindah rumah, kehilangan teman bermain, atau kehilangan anggota keluarga. Perubahan seperti ini bisa memicu perasaan kehilangan dan ketidakstabilan emosional pada anak, yang kemudian dapat tercermin dalam perilaku merengek atau bahkan penurunan minat terhadap aktivitas yang biasanya mereka nikmati.
Dalam situasi-situasi seperti ini, penting bagi orangtua untuk memberikan dukungan ekstra dan bantuan kepada anak dalam mengatasi perasaan kehilangan mereka. Langkah pertama yang dapat diambil oleh orangtua adalah memastikan bahwa anak merasa didengar dan didukung dalam mengungkapkan perasaan mereka.
Berikan waktu dan ruang yang aman bagi anak untuk berbicara tentang apa yang mereka rasakan, tanpa takut akan dihakimi atau diabaikan. Dengarkan dengan penuh perhatian dan berikan dukungan emosional yang kuat, serta pastikan anak merasa bahwa perasaan mereka valid dan dihargai.
Selain itu, ajari anak cara-cara untuk mengatasi perasaan kehilangan mereka dengan cara yang sehat dan positif. Ini bisa termasuk melibatkan mereka dalam kegiatan yang mereka nikmati, seperti bermain atau mengekspresikan diri melalui seni atau olahraga. Berikan mereka ruang untuk mengekspresikan perasaan mereka, tetapi juga berikan dukungan dalam menemukan cara untuk merasa lebih baik.
Jika perubahan besar seperti pindah rumah atau kehilangan teman bermain yang menjadi penyebab perasaan kehilangan, berikan waktu kepada anak untuk beradaptasi dengan perubahan tersebut. Berikan informasi dan dukungan yang diperlukan untuk membantu mereka merasa lebih nyaman dan aman dalam situasi baru mereka.
Terakhir, pastikan bahwa anak tahu bahwa mereka tidak sendirian dalam menghadapi perasaan kehilangan. Ingatkan mereka bahwa mereka memiliki dukungan dari keluarga, teman, dan orang-orang yang peduli tentang kebahagiaan mereka.
Itulah beberapa alasan anak merengek dan hal yang dapat dilakukan orangtua. Merengek adalah bagian alami dari perkembangan anak, namun dengan pemahaman dan tanggapan yang tepat dari orangtua, situasi tersebut bisa diatasi dengan lebih baik. Mendengarkan dan merespons kebutuhan anak dengan penuh empati adalah kunci untuk menciptakan hubungan yang sehat dan harmonis di dalam keluarga.