Cara Balita Mengekspresikan "Apakah Aku Penting?" kepada Orangtua

Penting bagi orangtua untuk memahami setiap perilaku balita sebagai cara mereka berkomunikasi

7 April 2024

Cara Balita Mengekspresikan "Apakah Aku Penting" kepada Orangtua
Freepik

Dalam perjalanan perkembangan balita yang penuh dengan penemuan dan eksplorasi, mereka menghadapi berbagai tantangan yang mencakup pengembangan identitas dan pemahaman akan tempat mereka di dalam keluarga. 

Dalam proses ini, mereka sering kali mencari konfirmasi yang mendalam akan pentingnya diri mereka dalam kehidupan orangtua. Meskipun belum mampu menyampaikan kebutuhan dan perasaan mereka dengan kata-kata yang terstruktur, balita secara alami mencoba mengungkapkan pertanyaan, "Apakah aku penting, Pa, Ma?" 

Pertanyaan ini, meskipun mungkin tak terucapkan, tersirat dalam berbagai perilaku yang muncul sehari-hari, dari permintaan perhatian hingga ekspresi emosi yang tidak biasa.

Berikut ini Popmama.com telah rangkum beberapa cara balita mengekspresikan “apakah aku penting?” kepada orangtua ketika merasa tidak dipedulikan dan diperhatikan.

1. Meminta perhatian dengan bertanya, “Maukah Papa/Mama bermain denganku?”

1. Meminta perhatian bertanya, “Maukah Papa/Mama bermain denganku”
Freepik

Meminta perhatian dengan bertanya, "Maukah Papa/Mama bermain denganku?" merupakan salah satu cara yang umum digunakan oleh balita untuk mengekspresikan keinginan mereka untuk merasa penting dan dicintai oleh orangtua. 

Pertanyaan sederhana ini memiliki makna yang dalam bagi balita. Saat mereka mengajak orangtua bermain, sebenarnya mereka sedang mencari konfirmasi bahwa orangtua memperhatikan mereka, peduli, dan mau meluangkan waktu bersama.

Bermain merupakan salah satu cara utama bagi balita untuk mengekspresikan diri, belajar, dan mengembangkan keterampilan sosial serta kognitif mereka. Ketika mereka mengundang orangtua untuk bermain bersama, mereka menciptakan ikatan emosional yang lebih kuat dengan orangtua. Hal ini juga merupakan kesempatan bagi balita untuk merasa diperhatikan, dipahami, dan dihargai.

Dalam konteks ini, pertanyaan "Maukah Papa/Mama bermain denganku?" tidak hanya sekadar permintaan untuk bermain, tetapi juga sebagai bentuk komunikasi emosional. Balita ingin memastikan bahwa mereka mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang mereka butuhkan dari orangtua mereka. Mereka mencari kepastian bahwa orangtua tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga secara emosional untuk mereka.

Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap permintaan tersebut. Meluangkan waktu untuk bermain bersama balita tidak hanya memperkuat ikatan antara orangtua dan anak, tetapi juga memberikan rasa kepercayaan diri dan kebahagiaan kepada balita.

2. Meminta pelukan atau sentuhan dari orangtua

2. Meminta pelukan atau sentuhan dari orangtua
Freepik/bristekjegor

Meminta pelukan atau sentuhan merupakan salah satu cara yang paling jelas bagi balita untuk mengekspresikan kebutuhan akan kasih sayang dan rasa aman. 

Pelukan dari orangtua adalah sumber kehangatan fisik dan emosional yang sangat penting bagi perkembangan balita. Saat mereka meminta pelukan, sebenarnya mereka sedang mengungkapkan keinginan mereka untuk merasa dicintai dan diperhatikan.

Bagi balita, pelukan bukan hanya tentang sentuhan fisik, tetapi juga merupakan simbol dari kehadiran dan kepedulian orangtua. Dalam pelukan tersebut, mereka merasakan kehangatan, kelembutan, dan perlindungan yang mereka butuhkan untuk merasa aman dan nyaman.

Meminta pelukan juga merupakan cara bagi balita untuk mengekspresikan emosi mereka. Ketika mereka merasa cemas, takut, atau tidak nyaman, pelukan dari orangtua memberikan perasaan keamanan dan ketenangan yang mereka butuhkan. 

Selain itu, meminta pelukan adalah cara bagi balita untuk memperkuat ikatan emosional dengan orangtua mereka. Melalui sentuhan fisik tersebut, mereka merasakan koneksi yang mendalam dengan orangtua. 

Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk merespons permintaan pelukan dari balita dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Memberikan pelukan secara rutin kepada balita tidak hanya membantu memenuhi kebutuhan fisik dan emosional mereka, tetapi juga memperkuat ikatan antara orangtua dan anak. 

3. Merengek atau menunjukkan perilaku menantang

3. Merengek atau menunjukkan perilaku menantang
Freepik

Merengek dan perilaku menantang lainnya seringkali menjadi bahasa yang dipilih oleh balita untuk mengungkapkan kebutuhan akan perhatian dan pengakuan dari orangtua. 

Saat mereka merengek atau menunjukkan perilaku yang menantang, sebenarnya mereka sedang mencoba untuk menarik perhatian orangtua mereka agar fokus pada mereka. Hal ini bisa menjadi tanda bahwa mereka merasa tidak mendapatkan cukup perhatian atau mungkin merasa tidak dianggap penting dalam situasi tertentu.

Balita pada dasarnya memiliki keterbatasan dalam cara mereka menyampaikan perasaan dan kebutuhan mereka. Mereka mungkin belum sepenuhnya mampu mengungkapkan diri secara verbal dengan jelas, sehingga mereka menggunakan perilaku sebagai cara alternatif untuk menarik perhatian orangtua. 

Rengekan, tantrum, atau perilaku menantang lainnya bisa menjadi cara mereka untuk menarik perhatian orangtua agar terlibat secara aktif dengan mereka.

Penting bagi orangtua untuk memahami bahwa merengek atau perilaku menantang bukanlah tanda "kekanak-kanakan" atau "perilaku nakal", tetapi merupakan cara balita untuk mengkomunikasikan kebutuhan emosional mereka. 

Menyediakan perhatian yang cukup, membangun koneksi emosional yang kuat dengan anak, dan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung adalah kunci untuk membantu balita mengatasi perilaku ini.

Dengan memperhatikan dan merespons dengan penuh kasih sayang terhadap rengkahan atau perilaku menantang balita, orangtua dapat membantu mereka merasa didengar, diakui, dan dicintai. 

Editors' Pick

4. Meminta digendong

4. Meminta digendong
Freepik

Meminta untuk digendong adalah salah satu cara yang paling jelas dan langsung bagi balita untuk mengungkapkan kebutuhan mereka akan keamanan dan kenyamanan fisik. Saat balita meminta untuk digendong, mereka sebenarnya menyampaikan keinginan mereka untuk merasa dekat dengan orangtua, yang merupakan sumber keamanan dan perlindungan bagi mereka.

Bagi balita, digendong oleh orangtua adalah simbol dari kehangatan dan kasih sayang yang mereka butuhkan. Dalam dekapan orangtua, mereka merasa dilindungi dan aman dari segala bahaya di lingkungan sekitar. Pelukan orangtua memberi mereka perasaan bahwa mereka tidak sendirian dan bahwa mereka memiliki seseorang yang selalu ada untuk melindungi dan merawat mereka.

Selain itu, meminta digendong juga dapat menjadi cara bagi balita untuk merasa lebih dekat secara emosional dengan orangtua. Dalam dekapan orangtua, mereka merasakan koneksi yang mendalam. Hal ini memberi mereka perasaan bahwa mereka dihargai dan dicintai oleh orangtua.

Permintaan untuk digendong oleh balita bukanlah tanda kelemahan atau ketergantungan yang berlebihan. Sebaliknya, hal tersebut adalah manifestasi alami dari kebutuhan manusia akan sentuhan fisik dan koneksi emosional dengan orang yang mereka cintai dan percayai. 

Memberikan kesempatan bagi balita untuk digendong oleh orangtua mereka juga membantu memenuhi kebutuhan emosional mereka dan memperkuat ikatan keluarga yang positif. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk merespons permintaan digendong dari balita dengan penuh kasih sayang dan perhatian. 

Meluangkan waktu untuk memeluk dan menggendong balita tidak hanya memberi mereka perasaan keamanan dan kenyamanan, tetapi juga memperkuat ikatan emosional antara orangtua dan anak.

5. Mengikuti orangtua ke mana pun

5. Mengikuti orangtua ke mana pun
Freepik/senivpetro

Ketika balita selalu mengikuti orangtua ke mana pun mereka pergi, ini sebenarnya adalah ekspresi dari kebutuhan mendalam mereka akan perhatian, koneksi, dan rasa aman. Perilaku ini mencerminkan keinginan balita untuk terus terhubung secara emosional dengan orangtua.

Bagi balita, orangtua adalah pusat dari segalanya. Mereka adalah sumber keamanan, kasih sayang, dan panduan dalam menjelajahi dunia di sekitar mereka. Ketika mereka mengikuti orangtua ke mana pun, mereka mencari kepastian bahwa mereka diakui dan dipedulikan.

Selain itu, dengan mengikuti orangtua, balita merasa lebih terlibat dalam kehidupan keluarga. Mereka ingin merasa penting dan berperan aktif dalam aktivitas sehari-hari, dan mengikuti orangtua adalah cara bagi mereka untuk melakukannya. 

Perilaku ini juga bisa mencerminkan rasa cemas atau ketakutan balita akan terpisah dari orangtua. Mereka mungkin merasa tidak aman ketika tidak bersama orangtua, dan mengikuti mereka ke mana pun adalah cara bagi balita untuk merasa lebih nyaman dan terlindungi.

Oleh karena itu, sebagai orangtua, penting untuk merespons dengan penuh perhatian terhadap kebutuhan balita untuk terus terhubung dengan orangtua. 

Memberikan waktu dan perhatian ekstra kepada mereka, melibatkan mereka dalam aktivitas sehari-hari, dan memberikan kepastian bahwa orangtua selalu ada untuk mereka adalah langkah-langkah penting dalam memenuhi kebutuhan emosional mereka.

6. Memukul saudara untuk mengekspresikan emosinya

6. Memukul saudara mengekspresikan emosinya
Freepik/master1305

Perilaku memukul saudara oleh balita seringkali merupakan ekspresi emosi yang salah dikirimkan, yang terkadang disebabkan oleh perasaan cemburu, keinginan untuk mendapatkan perhatian, atau ketidakmampuan mereka untuk mengatur emosi mereka dengan baik. 

Meskipun perilaku ini terlihat agresif, sebenarnya merupakan cara balita untuk mengekspresikan perasaan dan kebutuhan mereka yang mendasar.

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan balita memukul saudaranya adalah perasaan cemburu. Ketika mereka melihat kakak atau adiknya mendapatkan perhatian atau pujian lebih banyak dari orangtua, mereka mungkin merasa tidak adil dan cemburu. 

Perilaku memukul menjadi cara bagi mereka untuk mencoba menarik perhatian orangtua atau mendapatkan perasaan kesetaraan dengan kakak atau adiknya.

Selain itu, balita yang merasa tidak cukup diperhatikan atau penting juga mungkin menggunakan perilaku memukul sebagai cara untuk mengekspresikan perasaan kekurangan atau rasa tidak aman. Mereka mungkin merasa bahwa dengan melakukan tindakan agresif tersebut, mereka akan mendapatkan perhatian yang mereka inginkan atau merasa lebih diakui oleh orangtua mereka.

Perilaku memukul saudara juga bisa menjadi bentuk komunikasi balita yang belum terampil dalam mengatur emosinya. Ketika mereka merasa frustrasi, marah, atau kecewa, mereka mungkin tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk mengekspresikan perasaan tersebut secara verbal. Sebagai gantinya, mereka menggunakan tindakan fisik seperti memukul sebagai cara untuk melepaskan emosi mereka.

Penting bagi orangtua untuk memahami bahwa perilaku memukul saudara bukanlah tindakan yang dapat diterima atau diabaikan. Sebaliknya, itu adalah tanda bahwa balita sedang mengalami kesulitan dalam mengelola emosi dan perlu bantuan untuk belajar cara mengatasi perasaan mereka dengan cara yang lebih sehat. 

Orangtua dapat membantu dengan memberikan pengawasan dan arahan yang tepat, serta memberikan perhatian dan pujian saat balita menggunakan cara yang lebih positif untuk mengekspresikan emosinya.

Selain itu, penting bagi orangtua untuk memberikan perhatian yang setara kepada setiap anak dan memastikan bahwa setiap anak merasa diakui, penting, dan dicintai dalam keluarga. Dengan memberikan lingkungan yang mendukung dan kasih sayang yang konsisten, orangtua dapat membantu mengurangi perilaku memukul saudara dan memperkuat ikatan antara di antara anak.

7. Merengek sambil meneriaki orangtua

7. Merengek sambil meneriaki orangtua
Freepik/user15285612

Saat balita merengek atau meneriaki orangtua dengan panggilan seperti, "Mama! Ma! Maaa!", mereka sebenarnya sedang mencoba untuk menyampaikan beberapa pesan yang mendasar. 

Pertama-tama, perilaku ini mungkin merupakan cara mereka untuk mengekspresikan bahwa mereka membutuhkan perhatian atau dukungan emosional dari orangtua. 

Dalam situasi di mana mereka merasa tidak mendapatkan cukup perhatian atau merasa terabaikan, mereka mungkin menggunakan merengek atau teriakan sebagai cara untuk menarik perhatian orangtua mereka dan memastikan bahwa kebutuhan mereka terpenuhi.

Selain itu, merengek atau meneriaki orangtua juga bisa menjadi cara bagi balita untuk menyatakan bahwa mereka merasa tidak aman atau tidak nyaman dengan situasi atau lingkungan di sekitar mereka. Mereka mungkin mencari perlindungan atau bantuan dari orangtua mereka dalam mengatasi perasaan tersebut. 

Dengan mengeluarkan teriakan atau merengek, mereka berharap orangtua akan merespons dengan memberikan dukungan atau memperbaiki situasi yang membuat mereka merasa tidak nyaman.

Terakhir, merengek atau meneriaki orangtua juga bisa menjadi tanda bahwa balita merasa frustasi atau kesulitan dalam mengungkapkan perasaan atau kebutuhan mereka dengan cara yang lebih tepat. 

Balita sering kali masih belajar untuk mengatur emosi mereka, dan mereka mungkin menggunakan perilaku yang lebih eksplosif seperti merengek atau meneriaki orangtua sebagai respons terhadap rasa frustrasi atau kesulitan yang mereka alami.

Dalam semua kasus, penting bagi orangtua untuk memahami bahwa merengek atau meneriaki bukanlah perilaku yang terjadi tanpa alasan. Sebaliknya, itu adalah cara komunikasi yang penting bagi balita untuk menyampaikan perasaan, kebutuhan, atau ketidaknyamanan mereka kepada orangtua. 

8. Perilaku menjilat orangtua

8. Perilaku menjilat orangtua
Freepik

Meskipun terdengar tidak biasa, perilaku menjilat orangtua pada dasarnya adalah ekspresi dari kebutuhan balita akan perhatian dan kasih sayang yang mendalam. Saat balita menjilat orangtua, ini sebenarnya adalah cara mereka untuk mengekspresikan rasa ketergantungan dan keinginan untuk merasa dekat dengan orangtua secara fisik.

Perilaku menjilat bisa menjadi tanda bahwa balita merasa terikat secara emosional dengan orangtua. Saat mereka merasa cemas, takut, atau tidak aman, menjilat dapat memberikan perasaan kenyamanan dan ketenangan. 

Hal ini dikarenakan tindakan tersebut mungkin saja mengingatkan mereka pada bayi yang masih menyusui, yang merupakan sumber kehangatan dan keamanan yang paling mendasar dalam kehidupan awal mereka.

Selain itu, menjilat juga bisa menjadi cara bagi balita untuk mengekspresikan rasa ketergantungan dan kebutuhan akan kasih sayang dari orangtua mereka. Ketika mereka menjilat orangtua, mereka mencari hubungan fisik yang erat dengan orangtua. 

Meskipun mungkin terlihat aneh bagi orang dewasa, penting bagi orangtua untuk merespons dengan penuh kasih sayang terhadap perilaku menjilat balita mereka. Memberikan perhatian dan kasih sayang yang cukup kepada balita dapat membantu memenuhi kebutuhan emosional mereka dan memperkuat ikatan antara orangtua dan anak. 

Selain itu, mengarahkan perilaku tersebut ke aktivitas yang lebih tepat seperti bermain atau menggambar juga dapat membantu mengurangi kecenderungan untuk menjilat serta memperluas cara balita mengekspresikan diri mereka.

Demikian beberapa cara balita mengekspresikan “apakah aku penting?” kepada orangtua. Dari meminta perhatian hingga perilaku menantang, setiap tindakan mencerminkan upaya balita untuk merasa dicintai, diakui, dan penting dalam keluarga. Merespons dengan penuh perhatian dan kasih sayang terhadap setiap ekspresi balita adalah kunci dalam membantu mereka merasa aman, nyaman, dan dihargai.

Baca juga:

The Latest