7 Ciri-Ciri Anak 2 Tahun Tidak Cocok dengan Susu Formula

Orangtua sering kebingungan saat anak menunjukkan gejala tak nyaman setelah mengonsumsi susu formula

13 Mei 2024

7 Ciri-Ciri Anak 2 Tahun Tidak Cocok Susu Formula
Freepik

Sebagai orangtua, memilih nutrisi yang tepat bagi anak merupakan hal yang sangat penting untuk memastikan tumbuh kembangnya yang optimal. Salah satu keputusan besar yang harus diambil adalah pemilihan jenis susu formula yang sesuai dengan kebutuhan dan kesehatan si kecil. 

Namun, tidak jarang orangtua mengalami kebingungan saat anak menunjukkan gejala tidak nyaman setelah mengonsumsi susu formula. Untuk membantu mengidentifikasi masalah tersebut, penting untuk memahami ciri-ciri yang mengindikasikan bahwa anak tidak cocok dengan susu formula yang diberikan. 

Berikut ini Popmama.com rangkum ciri-ciri anak 2 tahun tidak cocok susu formula yang perlu diperhatikan untuk memastikan bahwa pilihan nutrisi si Kecil sesuai dengan kebutuhan dan kesehatannya.

1. Gangguan pencernaan

1. Gangguan pencernaan
Freepik/master1305

Masalah pencernaan yang mengganggu pada anak setelah mengonsumsi susu formula bisa menjadi tanda-tanda bahwa tubuhnya tidak dapat mentoleransi atau mengatasi kandungan nutrisi yang terdapat dalam susu tersebut. 

Sakit perut, misalnya, sering kali muncul dalam bentuk kram atau rasa tidak nyaman di perut yang membuat anak merasa tidak enak. Muntah juga merupakan respon tubuh yang umum terjadi sebagai upaya untuk mengeluarkan zat-zat yang dianggap sebagai benda asing atau tidak sesuai dengan sistem pencernaan anak. 

Kolik, yang ditandai dengan tangisan yang terus-menerus dan sulit diatasi, juga bisa menjadi gejala bahwa susu formula yang dikonsumsi tidak cocok. 

Diare, yang ditandai dengan buang air besar yang encer dan sering, serta konstipasi yang membuat buang air besar menjadi sulit, juga merupakan reaksi yang bisa muncul akibat intoleransi terhadap susu formula. 

Bahkan, dalam kasus yang lebih serius, adanya darah dalam tinja anak dapat menjadi tanda bahwa ada masalah serius dalam pencernaan yang perlu segera ditangani. 

Oleh karena itu, jika anak mengalami gejala-gejala ini setelah mengonsumsi susu formula, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan evaluasi lebih lanjut dan rekomendasi yang tepat untuk nutrisi yang lebih sesuai.

2. Ruam kulit yang mengganggu kenyamanan anak

2. Ruam kulit mengganggu kenyamanan anak
Freepik

Ruam kulit merupakan salah satu reaksi yang sering kali terjadi pada anak yang tidak cocok dengan susu formula yang dikonsumsinya. Ruam tersebut bisa muncul dalam bentuk bercak merah yang gatal-gatal dan mengganggu kenyamanan si Kecil. 

Bukan hanya itu, pembengkakan pada area-area sensitif seperti bibir, wajah, dan sekitar mata juga bisa terjadi sebagai respons dari sistem kekebalan tubuh yang mengidentifikasi kandungan susu formula sebagai benda asing yang perlu ditolak. 

Ruam kulit yang terjadi akibat alergi atau intoleransi terhadap susu formula dapat bervariasi dalam tingkat keparahan, mulai dari ruam ringan hingga ruam yang sangat meradang dan menyakitkan. 

Anak mungkin terlihat gelisah atau tidak nyaman karena sensasi gatal yang menyertainya, yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari dan kualitas tidur mereka.

Untuk mengatasi masalah ini, penting bagi orangtua untuk mengamati dengan cermat reaksi kulit anak setelah mengonsumsi susu formula dan segera berkonsultasi dengan dokter jika terdapat gejala-gejala yang mengindikasikan reaksi alergi atau intoleransi. 

Editors' Pick

3. Perubahan pola tidur

3. Perubahan pola tidur
Freepik

Perubahan pola tidur yang signifikan pada anak usia 2 tahun merupakan hal yang patut diperhatikan oleh orangtua, terutama jika perubahan tersebut terjadi setelah memperkenalkan susu formula baru. 

Anak yang tidak cocok dengan susu formula mungkin mengalami gangguan tidur yang mencolok, seperti kesulitan untuk tertidur, sering terbangun di tengah malam, atau tidur tidak nyenyak karena berbagai masalah yang berkaitan dengan pencernaan atau reaksi alergi.

Kesulitan tidur bisa menjadi respons langsung terhadap ketidaknyamanan yang dirasakan akibat gangguan pencernaan setelah mengonsumsi susu formula. Misalnya, rasa tidak nyaman di perut dapat mengganggu proses tidur dan membuat anak sulit untuk masuk ke dalam fase tidur yang dalam dan nyenyak. 

Selain itu, reaksi alergi terhadap susu formula juga dapat menyebabkan gejala seperti gatal-gatal atau rasa tidak nyaman yang membuat anak kesulitan untuk tidur dengan tenang.

Perubahan pola tidur yang signifikan pada anak bisa berdampak pada kesehatan dan kesejahteraan mereka secara keseluruhan. Anak yang tidak mendapatkan tidur yang cukup dapat menjadi lebih rewel dan sulit untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dengan baik. 

Hal ini juga bisa memengaruhi kemampuan mereka untuk belajar dan berkembang dengan optimal. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk memperhatikan perubahan pola tidur anak setelah pengenalan susu formula baru. 

4. Menolak untuk menyusu dan makan

4. Menolak menyusu makan
Freepik

Penolakan anak terhadap menyusui atau makan setelah mengonsumsi susu formula merupakan sinyal penting yang perlu diperhatikan oleh orangtua. Saat anak tiba-tiba menolak untuk menyusu atau makan setelah diberi susu formula, ini bisa menjadi pertanda bahwa tubuhnya tidak merespons atau menerima dengan baik susu tersebut. 

Reaksi ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah ketidaknyamanan yang dirasakan oleh anak setelah mengonsumsi susu formula. Misalnya, anak mungkin mengalami gangguan pencernaan seperti sakit perut, kram perut, atau mual setelah minum susu formula, yang menyebabkan mereka menolak untuk menerima makanan lebih lanjut. 

Selain itu, reaksi alergi atau intoleransi terhadap kandungan susu formula juga dapat menyebabkan anak merasa tidak nyaman dan menolak untuk menyusu atau makan.

Selain faktor fisik, penolakan anak terhadap menyusui atau makan juga bisa dipengaruhi oleh faktor psikologis. Misalnya, anak mungkin mengasosiasikan rasa tidak nyaman atau sakit yang mereka rasakan setelah mengonsumsi susu formula dengan proses menyusui atau makan, sehingga mereka menjadi enggan untuk melakukannya.

5. Eksim yang sulit membaik meskipun telah dilakukan pengobatan

5. Eksim sulit membaik meskipun telah dilakukan pengobatan
Freepik

Eksim pada kulit anak yang sulit membaik meskipun telah diberikan pengobatan merupakan indikasi serius yang perlu diperhatikan oleh orangtua. Eksim, yang juga dikenal sebagai dermatitis atopik, adalah kondisi kulit kronis yang ditandai dengan kulit kering, merah, gatal, dan terkadang dapat bersisik atau berair. 

Ketika eksim tidak merespons pengobatan dengan baik, ini bisa menunjukkan bahwa ada faktor pemicu yang belum diidentifikasi dengan tepat, dan salah satunya bisa menjadi susu formula yang dikonsumsi oleh anak.

Reaksi alergi atau intoleransi terhadap kandungan susu formula dapat menjadi salah satu penyebab eksim yang sulit untuk sembuh. Komponen susu seperti protein susu sapi atau laktosa dapat menyebabkan reaksi inflamasi pada kulit anak yang sensitif, yang pada gilirannya memicu timbulnya gejala eksim. 

Penting untuk dicatat bahwa reaksi alergi terhadap susu formula tidak selalu terbatas pada gejala pencernaan seperti diare atau muntah; gejala kulit seperti eksim juga bisa menjadi indikator penting dari reaksi alergi ini.

Ketika eksim anak tidak membaik dengan pengobatan yang telah diberikan, orangtua perlu melakukan observasi lebih lanjut terhadap pola makan dan lingkungan anak. Memperhatikan apakah gejala eksim membaik atau memperburuk setelah mengonsumsi susu formula tertentu dapat membantu mengidentifikasi apakah susu tersebut menjadi pemicu reaksi alergi pada kulit anak. 

Jika dicurigai bahwa susu formula menjadi penyebab eksim yang sulit sembuh, segera konsultasikan dengan dokter anak untuk evaluasi lebih lanjut dan mungkin mengganti susu formula dengan alternatif yang lebih sesuai dengan kebutuhan kesehatan kulit anak. 

6. Gangguan pernapasan

6. Gangguan pernapasan
Freepik

Gangguan pernapasan yang meningkat pada anak setelah mengonsumsi susu formula adalah sinyal penting yang harus dipahami oleh orangtua. Gangguan pernapasan seperti napas berbunyi, batuk, dan sesak napas adalah gejala yang mengindikasikan adanya masalah pada saluran pernapasan, dan jika gejala ini muncul setelah mengonsumsi susu formula, dapat menjadi tanda adanya reaksi alergi atau intoleransi.

Napas berbunyi atau wheezing adalah suara bising yang terjadi saat udara melewati saluran pernapasan yang menyempit, seperti pada kasus penyakit asma atau reaksi alergi. Batuk juga merupakan respons umum tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan dari iritan atau benda asing, dan sesak napas adalah sensasi sulit bernapas yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan kecemasan pada anak.

Reaksi alergi atau intoleransi terhadap susu formula dapat menyebabkan gangguan pernapasan ini dengan beberapa mekanisme yang berbeda. Misalnya, protein susu sapi dalam susu formula dapat memicu respons alergi yang mengakibatkan peradangan pada saluran pernapasan, menyebabkan pembengkakan dan penyempitan yang menghasilkan suara napas berbunyi. 

Selain itu, reaksi alergi juga dapat menyebabkan produksi lendir yang berlebihan dan batuk sebagai upaya tubuh untuk membersihkan saluran pernapasan dari zat asing yang dianggap 

7. Reaksi anafilaksis

7. Reaksi anafilaksis
Freepik/prostooleh

Reaksi anafilaksis merupakan kondisi alergi yang serius dan mengancam nyawa yang dapat terjadi pada anak yang alergi terhadap susu formula. Ketika terjadi reaksi anafilaksis, sistem kekebalan tubuh anak bereaksi secara berlebihan terhadap protein susu sapi atau komponen lain dalam susu formula, menghasilkan respons yang cepat dan parah.

Gejala reaksi anafilaksis dapat bervariasi dari ringan hingga parah, dan dapat mencakup pembengkakan parah pada wajah, bibir, dan tenggorokan yang menyebabkan kesulitan bernapas dan bahkan obstruksi jalan napas. Pembengkakan ini dapat dengan cepat mengancam nyawa karena dapat menyebabkan penyumbatan total jalan napas, sehingga penanganan medis segera sangat penting untuk menghindari konsekuensi yang fatal.

Selain pembengkakan, anak yang mengalami reaksi anafilaksis juga dapat mengalami gejala lain seperti kesulitan bernapas, termasuk napas berbunyi, batuk, dan sesak napas. Penurunan tekanan darah juga dapat terjadi, yang dapat menyebabkan pingsan atau syok anafilaksis jika tidak ditangani dengan cepat.

Ketika terjadi reaksi anafilaksis pada anak setelah mengonsumsi susu formula, penanganan medis segera diperlukan. Orangtua harus segera mencari bantuan medis darurat dan memberikan informasi yang jelas tentang kondisi anak dan riwayat alergi mereka. 

Itulah ciri-ciri anak 2 tahun tidak cocok susu formula yang perlu diperhatikan. Mengetahui ciri-ciri ini penting bagi orangtua untuk segera berkonsultasi dengan dokter anak guna menemukan alternatif nutrisi yang lebih sesuai untuk kesehatan dan kenyamanan anak.

Baca juga:

The Latest