Flu Singapura atau Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) merupakan penyakit yang timbul karena infeksi menular yang memengaruhi daerah tangan, kaki, dan mulut.
Penyakit ini cenderung menjangkiti anak-anak yang berusia di bawah 10 tahun, dengan kecenderungan yang lebih tinggi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Musim penyakit flu Singapura seringkali membuat orangtua waspada, terutama karena anak-anak rentan terkena dampaknya. Penyakit ini rentan dialami anak-anak karena daya tahan tubuh mereka masih belum terbentuk secara sempurna atau belum sekuat orang dewasa.
Dalam menghadapi tantangan ini, berikut Popmama.com rangkum informasi penting dan sejumlah tips yang disarankan oleh dokter agar Mama dapat mengatasi musim penyakit flu Singapura pada anak dengan lebih siap dan efektif.
1. Penyebab Flu Singapura
Freepik
Musim flu Singapura pada anak disebabkan oleh infeksi coxsackievirus strain A16, suatu kelompok virus yang merupakan bagian dari genus enterovirus. Pada awalnya, virus menyebar ke jaringan mulut, bergerak ke amandel, dan kemudian memasuki sistem pencernaan.
Setelah itu, virus menyebar ke seluruh tubuh melalui peredaran darah, menyebabkan munculnya gejala yang terlihat.
Penyakit ini mudah menular dari satu anak ke anak lainnya melalui kontak langsung dengan kulit penderita, perabotan yang terkontaminasi virus, luka kulit yang terbuka, kontak dengan kotoran penderita, atau melalui droplet yang dihasilkan saat batuk atau bersin.
Editors' Pick
2. Gejala Flu Singapura pada Anak
Freepik
Tanda awal flu Singapura pada anak meliputi demam selama 1–3 hari diikuti dengan kemunculan luka di mulut serta ruam pada kulit tangan dan kaki. Dalam beberapa situasi, luka juga dapat muncul pada siku, bokong, atau area selangkangan anak.
Ruam pada kulit biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam kurun waktu sekitar 10 hari dan umumnya tidak menular kepada orang lain. Meskipun demikian, setelah ruam menghilang, virus penyebab flu Singapura pada anak bisa hidup lebih lama hingga berminggu-minggu di dalam tinja.
Gejala lainnya adalah demam tinggi dan batuk, sariawan di gusi dan lidah, luka seperti lepuhan pada lidah dan gusi, nyeri tenggorokan, dan nyeri perut.
3. Pencegahan yang Dapat Dilakukan
Freepik/wirestock
Dengan mempertimbangkan bahwa flu Singapura merupakan penyakit yang sangat mudah menyebar melalui kontak langsung atau droplet, ada beberapa langkah yang dapat diambil oleh orang tua dan anak untuk mencegah penularannya.
Orangtua dapat mengajarkan anak untuk rucin mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun antiseptik dan air mengalir, menghindari penggunaan barang pribadi dengan penderita flu Singapura, dan menerapkan etika batuk pilek dengan benar seperti menutup mulut dan hidung.
4. Cara Mengatasi Flu Singapura
Freepik
Sebagian besar kasus flu Singapura dapat pulih sendiri dalam rentang waktu 7–10 hari tanpa memerlukan pengobatan khusus. Meskipun demikian, disarankan bagi orang tua untuk memberikan perawatan mandiri kepada anak sampai kondisinya membaik.
Beberapa perawatan yang dapat dilakukan adalah dengan memastikan anak mendapatkan asupan cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi, menggunakan krim antigatal dan penyembuh ruam sesuai anjuran dokter agar ruam cepat mengering, dan berkumur dengan air garam hangat untuk meredakan nyeri tenggorokan.
5. Tips dari Dokter Andreas, Spesialis Anak
Freepik/teksomolika
Mengutip dari Dokter Spesialis Anak Scorpicanrus Tumpal Andreas melalui akun Instagram @dr.andreas.spa mengatakan, "Lagi musim Mumps, HFMD (flu Singapore), Roseola. Ketiganya disebabkan virus yang artinya self limiting disease (sembuh sendiri. Obatnya: makan bernutrisi, istirahat yang cukup dan anak dibuat nyaman. Bukan dengan tambah dosis DHA atau Omega apalagi justru membahayakan bagi tubuh anak. Jangan dikit-dikit obat, dikit-dikit vitamin. Itu yang kami pelajari di Dunia Medis."
Hal tersebut juga diingatkan kembali melalui caption pada unggahan tersebut, "Akhir-akhir ini banyak yang terkena Gondongan (Mumps), roseola ataupun HFMD (Flu singapore). Penyakit tersebut merupakan infeksi virus yang bisa sembuh sendiri, ga perlu obat macam-macam. Jangan sembarangan percaya katanya... nanti tersesat... biasanya kalau tersesat ngotot banget, jadi sulit untuk keluar dari situ."
Pesan dari Dokter Andreas mengingatkan para orangtua untuk tidak mudah percaya pada informasi yang belum tentu valid, dan untuk mendapatkan saran dari tenaga kesehatan yang terpercaya.
Penting bagi orangtua untuk memahami bahwa tidak semua penyakit memerlukan intervensi medis yang agresif, dan terlalu banyak menggunakan obat-obatan juga bisa membahayakan tubuh anak.
Dengan memahami gejala, pencegahan, pengobatan, dan tips dokter terkait flu Singapura pada anak, orangtua dapat menjadi lebih siap dan efektif dalam menghadapi musim penyakit flu singapura pada anak ini.
Melalui peran aktif dalam memberikan perawatan yang tepat dan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang dianjurkan, kita dapat membantu menjaga kesehatan anak-anak dari ancaman penyakit yang rentan menyebar ini. Semoga informasi yang disampaikan dapat menjadi panduan yang bermanfaat bagi orangtua dalam menjaga kesehatan si Kecil.