Orangtua Perokok Bikin Anak Stunting bahkan Kurang Gizi
Paparan asap rokok dapat menyebabkan masalah kesehatan serius pada anak
9 Agustus 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat menjadi orangtua, tanggung jawab untuk melindungi dan merawat anak-anak adalah prioritas yang tak terbantahkan. Namun, terkadang orangtua tidak menyadari bahwa kebiasaannya sendiri dapat memiliki dampak yang serius pada kesehatan anak. Salah satu contohnya adalah kebiasaan merokok.
Penelitian telah menunjukkan bahwa orangtua yang merokok tidak hanya membahayakan kesehatan mereka sendiri, tetapi juga meningkatkan risiko stunting dan kekurangan gizi pada anak-anak mereka.
Edukator Kesehatan Anak dan Penggiat Kemanusiaan Ardi Santoso melalui Instagram pribadinya membagikan informasi mengenai hubungan antara kebiasaan merokok pada keluarga dengan kejadian stunting pada anak.
Berikut ini Popmama.com rangkum lebih dalam tentang bagaimana orangtua perokok menyebabkan stunting bahkan kurang gizi. Yuk, simak lebih lanjut!
1. Risiko stunting meningkat
Penelitian mendalam telah mengungkapkan hubungan yang kuat antara paparan asap rokok dan pertumbuhan terhambat pada anak-anak. Sejak periode pranatal, anak-anak yang berada dalam lingkungan di mana salah satu atau kedua orangtuanya merokok memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami stunting.
Paparan asap rokok selama kehamilan dapat menghambat pertumbuhan janin, menyebabkan berat badan lahir rendah dan pertumbuhan fisik yang terhambat. Bahkan setelah lahir, paparan asap rokok terus berlanjut dan dapat mengganggu perkembangan fisik dan kognitif anak secara signifikan.
Zat-zat beracun dalam asap rokok seperti karbon monoksida dan nikotin dapat merusak sel-sel dan jaringan tubuh yang sedang berkembang, menghambat penyerapan nutrisi yang penting untuk pertumbuhan yang sehat.
Dengan demikian, anak-anak yang terus-menerus terpapar asap rokok berisiko mengalami gangguan pertumbuhan yang dapat berdampak pada kesehatan jangka panjang dan kualitas hidup mereka.
Editors' Pick
2. Anak kekurangan gizi
Kurang gizi menjadi salah satu dampak serius dari kebiasaan merokok dalam lingkungan keluarga. Selain langsung membahayakan kesehatan orangtua, biaya merokok yang terus-menerus juga dapat merusak keuangan keluarga secara keseluruhan.
Dana yang seharusnya dialokasikan untuk membeli makanan bergizi dan memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak dapat terpakai untuk membeli rokok. Seiring waktu, hal ini dapat menghasilkan situasi di mana keluarga mengalami kesulitan dalam menyediakan makanan yang sehat dan bergizi bagi anak-anak mereka.
Anak-anak membutuhkan asupan nutrisi yang seimbang untuk mendukung pertumbuhan tulang, otot, dan organ tubuh mereka, serta untuk mengembangkan sistem kekebalan yang kuat dan fungsi otak yang optimal. Namun, ketika anggaran keluarga terbatas akibat biaya merokok, maka anak-anak dapat mengalami defisiensi nutrisi yang berpotensi merugikan kesehatan mereka.
Selain itu, pola makan keluarga juga dapat terpengaruh oleh kebiasaan merokok. Orangtua yang merokok mungkin memiliki kecenderungan untuk mengabaikan pentingnya pola makan sehat, atau bahkan kurangnya energi dan motivasi untuk memasak makanan bergizi bagi keluarga mereka.
Hal ini dapat menyebabkan anak-anak menjadi terbiasa dengan makanan cepat saji atau makanan olahan yang kurang bergizi, yang pada gilirannya dapat meningkatkan risiko kekurangan gizi dan masalah kesehatan terkait.
3. Paparan asap rokok sejak dalam kandungan dapat menyebabkan masalah kesehatan serius
Paparan asap rokok sejak dalam kandungan merupakan isu yang memunculkan keprihatinan serius dalam bidang kesehatan reproduksi dan perkembangan anak. Sejak awal kehamilan, janin rentan terhadap zat-zat beracun yang terkandung dalam asap rokok yang dihirup oleh ibu.
Nikotin, karbon monoksida, dan berbagai senyawa kimia lainnya dapat menembus plasenta dan masuk ke dalam aliran darah janin, menyebabkan gangguan serius dalam perkembangan janin.Salah satu dampak paling nyata dari paparan asap rokok pada kandungan adalah risiko berat badan lahir rendah.
Nikotin dalam asap rokok dapat menyempitkan pembuluh darah plasenta, mengurangi aliran darah dan oksigen ke janin. Akibatnya, janin mungkin tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan yang optimal, menyebabkan berat badan lahir rendah yang berpotensi mengarah pada komplikasi kesehatan yang serius.
Selain itu, paparan asap rokok pada kandungan juga telah terkait dengan pertumbuhan janin yang terhambat. Zat-zat beracun dalam asap rokok dapat mengganggu proses seluler dan hormonal yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin yang sehat.
Akibatnya, janin mungkin mengalami keterlambatan dalam pertumbuhan fisik dan perkembangan organ, yang dapat memiliki konsekuensi jangka panjang terhadap kesehatan anak setelah lahir.
4. Tingkat risiko meningkat dengan durasi paparan
Tingkat risiko stunting pada anak-anak yang terpapar asap rokok tidak hanya terkait dengan keberadaan asap rokok di sekitar mereka, tetapi juga dengan durasi paparan yang mereka alami. Penelitian menunjukkan bahwa semakin lama anak terpapar asap rokok, semakin tinggi risiko mereka mengalami stunting, yang merupakan kondisi di mana pertumbuhan fisik terhambat secara signifikan.
Paparan asap rokok secara teratur, bahkan dalam jumlah yang relatif kecil, dapat memiliki dampak negatif yang berkelanjutan pada kesehatan dan perkembangan anak.
Bahkan paparan singkat selama tiga jam sehari telah terbukti memiliki dampak yang signifikan pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Hal ini karena zat-zat beracun dalam asap rokok, seperti nikotin, karbon monoksida, dan tar, dapat merusak sel-sel tubuh dan mengganggu proses pertumbuhan normal.
Selain itu, paparan asap rokok dalam jangka waktu yang panjang dapat mempengaruhi berbagai sistem dalam tubuh anak, termasuk sistem pernapasan, sistem kekebalan tubuh, dan sistem saraf. Akibatnya, anak-anak yang terus-menerus terpapar asap rokok mungkin mengalami masalah kesehatan kronis dan keterlambatan dalam perkembangan kognitif dan fisik mereka.
5. Prioritaskan kesehatan anak
Sebagai orangtua, tidak ada yang lebih penting daripada kesehatan anak-anak. Oleh karena itu, sangat penting untuk memprioritaskan langkah-langkah yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka yang optimal. Salah satu langkah penting yang dapat diambil adalah menghindari paparan asap rokok di dekat anak dan di sekitar mereka.
Merokok di dekat anak dapat mengakibatkan paparan asap rokok yang membahayakan bagi kesehatan mereka. Zat-zat beracun dalam asap rokok dapat merusak saluran pernapasan anak, meningkatkan risiko infeksi pernapasan, dan bahkan dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Selain itu, paparan asap rokok juga telah terkait dengan peningkatan risiko stunting dan kekurangan gizi pada anak-anak. Selain menghindari paparan asap rokok, investasikan uang yang biasanya digunakan untuk rokok pada hal-hal yang mendukung kesehatan anak-anak, seperti makanan bergizi dan perawatan kesehatan.
Makanan bergizi adalah kunci untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat, dan dengan mengalokasikan uang untuk membeli makanan segar, buah-buahan, sayuran, protein, dan sumber-sumber nutrisi penting lainnya, orangtua dapat membantu memastikan bahwa anak-anak mendapatkan asupan nutrisi yang memadai.
Selain itu, pastikan untuk mengakses perawatan kesehatan yang berkualitas untuk anak-anak. Kunjungan rutin ke dokter anak, vaksinasi yang diperlukan, dan perawatan medis lainnya penting untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, serta untuk mencegah dan mendeteksi masalah kesehatan yang mungkin timbul.
Itulah informasi tentang bagaimana orangtua perokok menyebabkan stunting bahkan kurang gizi. Dengan menyadari dampak negatif dari kebiasaan merokok, orangtua dapat berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan aman bagi anak-anak. Ingatlah, langkah kecil untuk mengubah kebiasaan merokok dapat memiliki dampak besar pada kesehatan dan masa depan anak-anak.
Baca juga:
- Penyakit Jantung Bawaan (PJB) pada Anak Berisiko Stunting
- Benarkah Anak yang Alergi Susu Sapi Dapat Berisiko Alami Stunting?
- Sanitasi yang Buruk Berisiko Membuat Anak Terkena Stunting