Bolehkah Memukul Anak saat Mereka Berbuat Salah?
Jangan pernah lakukan itu sekalipun ya, Ma
19 Juni 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak jarang perilaku anak-anak suka menguji kesabaran Mama. Sering pula kesabaran tersebut seolah menyentuh batasannya dan meledak menjadi sebuah amarah.
Namun semarah apapun Mama atau Papa, pastikan untuk titak memukul anak ya.
Sebab, memukul anak dapat membawa dampak buruk untuk tumbuh kembangnya.
Berikut ini, Popmama.com telah merangkum informasi tentang cara mengatasi amarah tanpa memukul anak. Simak yuk, Ma!
Editors' Pick
1. Memukul anak dapat memengaruhi tingkah lakunya di masa depan
The American Academy of Pediatrics menentang memukul anak dan merekomendasikan orangtua menggunakan strategi disiplin yang efektif seperti memuji perilaku baik dan mengabaikan yang buruk.
Selain itu, ia pun menyarankan kepada para orangtua untuk menjadi panutan anak dengan cara berperilaku baik.
Dengan memukul anak, tandanya Mama mengajarkan kepada si Kecil berbuat hal buruk. Nantinya, anak bisa saja melakukan hal tersebut kepada orang lain.
Tak hanya itu, menurut Michael Merzenich, Ph.D, seorang ahli saraf, profesor emeritus di University of California, San Francisco, penulis SoftWired, dan pencipta BrainHQ, memukul anak-anak dapat memiliki efek negatif pada perkembangan mereka.
Terutama untuk fungsi eksekutif anak-anak seperti keterampilan kognitif yang mencakup memori kerja, pemikiran fleksibel dan pengendalian diri.
2. Cara menghindari memukul anakĀ
Saat anak berada di usia 2 hingga 3 tahun, mereka akan menguji batas kesabaran dan kemarahan Mama, itu bagian dari pekerjaan mereka.
Bisa karena merusak perabotan rumah, makan tidak dihabiskan lalu dibuang, tidak patuh terhadap jam tidur, dan lain sebagainya.
Terkadang situasi tersebut membuat Mama menjadi sangat marah hingga ingin memukul anak mama.
Namun, jika Mama sudah membuat aturan dan kesepakatan terhadap diri sendiri, tidak akan memukul anak dalam situasi apapun, selamanya Mama tidak akan pernah memukulnya.
Dengan komitmen seperti itu, pukulan dan tamparan tak akan pernah dilayangkan oleh Mama.
Mama juga dapat mengembangkan persahabatan dengan orangtua lain dan mengatur anak-anak untuk bermain bersama.
Hal ini dapat membantu Mama untuk istirahat sejenak menghadapi anak. Selain itu, membiarkan anak bermain dengan teman akan membuat mereka lebih mandiri dan belajar bersosialisasi.
3. Apa yang dapat Mama lakukan agar tidak memukul anak?
Biasanya, memukul anak disebabkan oleh emosi Mama yang sedang meningkat karena suatu hal yang dilakukan anak. Nah, untuk itu, Mama dapat melakukan hal berikut ini agar anak tidak melakukan hal yang memancing kemarahan.
1. Membuat rumah aman
Amankan keadaan rumah agar anak-anak tidak melakukan hal-hal yang tak diinginkan. Misalnya, mengunci tempat-tempat yang tidak boleh dimasuki anak secara sendirian karena terlalu bahaya atau mengamankan peralatan seperti benda tajam atau barang yang mudah pecah.
Sebab, biasanya si Kecil dengan rasa ingin tahunya akan memasuki segala ruang rumah dan memegang barang apa yang bisa ia capai.
Misalnya, ada vas bunga di meja ruang tamu, bisa saja anak menjangkau benta itu dan dibuat menjadi mainan. Hal-hal tersebut kadang akan membuat Mamah panik saat mengetahuinya. Jika sudah panik, tak jarang emosi Mama naik.
2. Hindari bertengkar dengan anak
Tidak ada manfaatnya bertengkar dengan anak jika ia melakukan kesalahan. Lebih baik mama yang lebih dewasa coba mengatasinya dengan hal seru.
Misalnya, saat Mama meminta si Kecil untuk berhenti memainkan makanannya tetapi ia terus melakukannya, alihkan perhatiannya. Misalnya, alihkan dengan mengajaknya bermain.
"Sayang, habis ini mau menggambar dan mewarnai bersama tidak? Jika Iya, yuk cepat habiskan makananmu dan tidak perlu dimainkan."
3. Ajari anak untuk menghindari bahaya
Daripada memukul si Kecil jika ia mendekati tempat yang berbahaya seperti perapian (kompor), lebih baik tunjukkan padanya perapian dan beritahu bahwa itu berbahaya.
Mama dapat menjelaskannya dengan cara sederhana, misalnya dengan menggunakann kata-kata seperti "Aw" untuk menunjukkan bahaya saat sedang berada di dekat kompor.
Nantinya, anak mama akan paham bahwa Mama merasa sakit dan ia pun akhirnya menghindari tempat bahaya tersebut.
4. Menggunakan imajinasi untuk berkomunikasi dengan anak
Mama Papa selaku orangtua pastinya lebih besar dan lebih kuat dari si Kecil.
Jadi, jika anak mama sedang memberontak tidak menurut, Mama dapat mengangkat mereka.
Contohnya saat ia tidak ingin masuk kamar dan tertidur ketika sudah memasuki jam tidur, Mama Papa dapat menggendongnya. Gendong si Kecil sambil mengimajinasikan seolah-olah ia sedang menaiki pesawat. Pasti anak akan senang dan tak memberontak lagi.
Hal terpenting yang harus selalu diingat oleh Mama yaitu anak cerminan dari orangtua.
Sebab, semasa kecil ia sosok yang sangat pandai meniru orang lain, salah satunya yakni Mama dan Papa yang selalu berada disekitarnya.
Jadi, jika hati kecil bertanya, bolehkah memukul anak ketika marah? Tentu jawabannya adalah 'tidak boleh' ya, Ma.
Maka dari itu, yuk perlihatkan perilaku baik pada anak sejak dini, agar mereka pun ikut berperilaku baik dan tak membuat orangtua marah sampai ingin memukul.
Baca juga:
- Gampang Cemberut, 5 Zodiak Anak yang Paling Mudah Marah
- 7 Hal yang Perlu Dihindari saat Menghadapi Anak yang Marah
- Cara Jennifer Bachdim Berkomunikasi dengan Anak Tanpa Marah