Peran Orangtua untuk Membantu Tumbuh Kembang Anak, Sudahkah Dilakukan?
Peranan ini penting dilakukan demi kebaikan anak di masa depan
9 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyak sekali peran Mama dan Papa untuk dalam membesarkan si Kecil. Mulai memberinya asupan gizi yang cukup, memantau kesehatannya, mengajarkannya ilmu baru dan memantau perkembangannya.
Ada beberapa hal yang sangat penting dan harus Mama Papa lakukan saat memantau perkembangan anak. Hal tersebut supaya anak tumbuh menjadi sosok yang pintar, sopan, santun dan hal-hal baik lainnya.
Berikut ini, Popmama.com telah merangkum beberapa peran orangtua untuk perkembangan si Kecil menurut Pritta Tyas Mangestuti, M. Psi., Psikolog Klinis dalam Webminar #CaraPintarMom talk and play pada Rabu (7/7/2021). Simak yuk, Ma!
Editors' Pick
1. Membangun hubungan yang responsif ke si Kecil
Peran pertama yang harus orangtua lakukan adalah membangun hubungan yang responsif.
Pertama, Responsif ke si Kecil pertanda orangtua peka apa saja yang jadi kebutuhan dan minat si Kecil.
Misalnya, anak usia dua tahun terlihat sangat aktif tidak bisa diam. Bisa jadi minatnya ternyata bergerak.
Sebagai orangtua, Mama dan Papa dapat memfasilitas dengan membuat perosotan, arena memanjat, dan melompat.
Kedua, responsif yang dengan mendengarkan pendapat si Kecil.
Mama dan Papa jangan buru-buru memotong omongan anak. Lebih baik, perhatikan ceritanya, tatap matanya. Hal tersebut membuat anak akan merasa didengar dan dihargai. Jika sudah selesai bercerita, baru Mama dan Papa dapat memberi tanggapan.
Ketiga, responsif menghargai kemampuan si Kecil.
Beri apresiasi setiap ada hal baru yang bisa dikerjakan oleh si Kecil, sekecil apapun itu.
"Wah hebat sekali anak mama makannya habis tiada tersisa. Mama senang masakan Mama dihabiskan."
"Hebatnya anak mama sudah bisa menggunakan pakaian sendiri."
Walaupun hal tersebut terlihat sepele, jika Mama dan Papa responsif maka hal tersebut baik untuk stimulasi saraf-saraf di otaknya.
"Sambungan sel tersebut sebagai pondasi. Ibarat kita membangun rumah, ini tuh menjadi pondasinya untuk nantinya mereka bertumbuh untuk belajar seperti calistung (baca, tulis, hitung), bersosialisasi, belajar mitorik kasar dan motorik halus, semua itu pondasinya hubungan yang kuat antara Mama dan Papa," jelas Pritta.
2. Respon dari Mama dan Papa usahakan relatif sama
Mama dan Papa harus kompak saat membuat aturan untuk anak. Jangan sampai anak kebingungan dan nantinya menyepelekan.
Misalnya, Papa membolehkan anak makan sore dahulu, baru mandi. Sedangkan Mama mewajibkan anak mandi dahulu, baru makan.
Contoh lainnya, Papa membolehkan anak makan es krim dan permen setiap hari. Sedangkan Mama melarangnya.
Nantinya, di mata anak, Mama dan Papa terlihat tidak kompak dan konsisten. Hal tersebut bisa membuatnya mengganggu ke stabilan si Kecil serta membuatnya bingung harus mendengarkan dan mengikuti aturan yang mana. Alhasil, tak jarang anak akan mengikuti aturan yang mendukung keinginannya.