Cara Efektif Cegah Anemia Defisiensi Besi pada Anak di Bawah 5 Tahun
Tips ampuh cegah anemia defisiensi besi pada anak, penting untuk Mama ketahui
27 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anemia defisiensi besi menjadi tantangan kesehatan serius di Indonesia, terutama pada anak di bawah usia 5 tahun. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018, 1 dari 3 anak Indonesia dalam kelompok usia ini mengalami anemia. Kondisi ini tidak hanya mengancam kesehatan masa kecil mereka tetapi juga perkembangan jangka panjang yang memengaruhi potensi bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
Dalam rangka memperingati World Iron Deficiency Day pada Selasa (26/11/2024), Ikatan Bidan Indonesia (IBI) bersama Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia meluncurkan inisiatif kolaborasi untuk skrining dan pencegahan anemia defisiensi besi.
Dihadiri oleh ahli-ahli ternama seperti Prof. DR. dr. Rini Sekartini, Sp.A (K), Dokter Anak Ahli Tumbuh Kembang Pediatri Sosial​, Dr. dr. Rima Irwinda, Sp.OG, Subsp. KFM - Dokter Kandungan, Ahli Fetomaternal, Dr. Ade Jubaedah, S.SiT, MM, MKM - Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI), dan Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH - Medical Science Director, Danone Indonesia, program ini menekankan pentingnya edukasi dan peran bidan serta kontribusi seluruh pihak seperti keluarga dalam mencegah anemia pada ibu dan anak.
Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH., selaku Expert Community Medicine dan Medical and Scientific Affairs Director Danone SN Indonesia mengatakan, “Anemia merupakan permasalahan yang perlu dicegah sedini mungkin. Kami melihat bahwa skrining anemia defisiensi besi merupakan kunci untuk mengurangi prevalensi anemia di Indonesia terutama bagi Ibu dan anak. Karenanya, skrining non-invasif berupa pemantauan asupan zat besi berbasis kuesioner dapat menjadi pilihan solusi identifikasi awal risiko anemia defisiensi besi yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan termasuk Bidan dalam fasilitas pelayanan kesehatan primer."
Berikut Popmama.com telah merangkum cara efektif mencegah anemia defisiensi besi pada anak.
Penyebab Anemia Defisiensi Besi pada Anak
Anemia defisiensi besi terjadi ketika tubuh kekurangan zat besi untuk menghasilkan hemoglobin. Berikut beberapa faktor penyebabnya:
- Kehilangan darah secara signifikan, akibat cedera kehamilan, menstruasi dini, atau infeksi tertentu.
- Malabsorpsi zat besi, tubuh tidak mampu menyerap zat besi dengan baik.
- Infeksi cacing tambang, umum terjadi di wilayah tropis dengan kondisi sanitasi buruk.
- Kurangnya asupan zat besi, diet yang minim makanan kaya zat besi.
- Rendahnya kandungan zat besi dalam ASI, terutama jika ibu kekurangan zat besi.
- Kurangnya edukasi gizi, ibu kurang memahami pentingnya zat besi dalam makanan anak.
Pentingnya sinergi yang kuat dengan berbagai pihak untuk menekan angka kejadian Anemia Defisiensi Besi pada anak. Dengan deteksi yang cepat, intervensi dapat dilakukan lebih awal, seperti pemberian suplementasi zat besi atau perubahan diet yang tepat bagi ibu dan anak.
Dr. Ade Jubaedah, S.SiT, MM, MKM - Ketua Umum Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menambahkan, “Skrining faktor risiko sebaiknya terintegrasi dengan layanan kesehatan ibu dan anak yang dilakukan Bidan sehingga mendukung pencegahan ADB lebih optimal. Tentunya, untuk menjangkau sebanyak mungkin orangtua dana anak dibutuhkan kolaborasi multipihak agar keberhasilan intervensi lebih menyeluruh dan anak tidak ada yang mengalami anemia.”
Pada masa kehamilan hingga anak berusia sampai 23 bulan atau pada MPASI, risiko Anemia Defisiensi Besi dapat meningkat, karena meningkatnya kebutuhan zat besi akibat pertumbuhan yang cepat dan ketidakmampuan memenuhi kebutuhan ini dengan makanan pendamping.
Risiko ADB pada periode kehamilan dan menyusui disebabkan oleh faktor, diantaranya karena asupan yang tidak adekuat, konsumsi makanan atau minuman yang menghambat penyerapan zat besi, mengabaikan pentingnya nutrisi seimbang, tidak teratur minum suplementasi besi serta mengalami infeksi.
Editors' Pick
Gejala Anemia Defisiensi Besi dan Peran Zat Besi
Anemia sering tidak disadari hingga muncul gejala signifikan. Berikut beberapa gejala umum:
- Kelelahan ekstrem
- Kulit pucat
- Nafas pendek
- Denyut jantung cepat
- Nafsu makan menurun
- Kesulitan berkonsentrasi
Hal inilah yang dapat menjadikan fakta bahwa zat besi sangat dibutuhkan oleh tubuh. Akan tetapi, apakah Mama tahu seberapa berperannya zat besi untuk kehidupan? Fungsinya untuk apa saja sih?
Zat besi memiliki fungsi vital bagi tubuh, yakni:
- Transpor oksigen, melalui hemoglobin.
- Sintesis DNA, mendukung pembelahan dan pertumbuhan sel.
- Respirasi mitokondria, menghasilkan energi sel.
- Pembentukan hormon, seperti hormon tiroid yang penting untuk metabolisme.