Deteksi Keterlambatan Perkembangan Motorik Anak dan Temukan Solusinya
Deteksi dini keterlambatan motorik penting untuk mendukung perkembangan anak
17 September 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perkembangan motorik anak adalah proses penting dalam tumbuh kembang yang memengaruhi kemampuan mereka untuk bergerak dan berinteraksi dengan lingkungannya. Beberapa anak mungkin mengalami keterlambatan dalam mencapai tonggak perkembangan tertentu, seperti berjalan, merangkak, atau bahkan menggenggam benda kecil.
Keterlambatan ini sering kali menimbulkan kekhawatiran, terutama terkait dengan dampak jangka panjang pada perkembangan anak secara keseluruhan.
Apakah keterlambatan motorik perlu dikhawatirkan? Bagaimana cara mendeteksi masalah ini secara dini, dan langkah apa yang bisa dilakukan untuk membantu mempercepat perkembangannya?
Dalam rangka Kongres Nasional Ilmu Kesehatan Anak (KONIKA) XIX /2024, Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengadakan Seminar Media / Media Briefing dengan topik “Keterlambatan Perkembangan Motorik pada Anak” pada Selasa (17/09/2024).
Menghadirkan Dr Amanda Soebadi, Sp.A(K), M.Med(ClinNeurophysiol) - Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Neurologi IDAI sebagai narasumber.
Dalam seminar tersebut dijelaskan mengenai keterlambatan motorik bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari lingkungan, kondisi genetik, hingga stimulasi yang kurang. Untuk itu, sangat penting bagi kamu untuk memahami apa yang harus diperhatikan dan bagaimana menanganinya dengan benar.
Jangan khawatir soal isu ini, karena Popmama.com akan merangkum semua hal yang perlu Mama dan Papa ketahui mengenai keterlambatan perkembangan motorik anak di bawah ini!
1. Kenali gejala dan tanda-tanda keterlambatan motorik pada anak
Keterlambatan perkembangan motorik bisa terlihat dari keterampilan motorik kasar dan halus. Keterampilan motorik kasar mencakup kemampuan anak untuk bergerak, seperti merangkak, duduk, berdiri, atau berjalan.
Sementara itu, motorik halus melibatkan koordinasi gerakan tangan dan jari, seperti memegang benda kecil atau menyusun mainan. Jika anak tidak mencapai tonggak-tonggak ini pada waktu yang tepat sesuai usianya, itu bisa menjadi indikasi keterlambatan. Penting untuk memantau perkembangan anak secara rutin guna mendeteksi masalah sejak awal.
Biasanya, anak-anak yang mengalami keterlambatan motorik tidak mampu mengontrol gerakan tubuh sesuai dengan tahap perkembangan mereka. Sebagai contoh, jika seorang anak berusia 12 bulan belum bisa berdiri dengan dukungan, atau belum bisa meraih benda di sekitarnya, ini bisa menjadi tanda adanya masalah yang perlu segera ditangani.
Berikut rincian Red Flags perkembangan motorik pada anak yang bisa jadi tanda keterlambatan si Kecil:
- <1 bulan: Reflek menghisap tidak kuat
- 4 bulan: Belum dapat menegakkan kepala, tangan masih mengepal
- 9 bulan: Belum dapat duduk tanpa dibantu atau disangga
- 16-18 bulan: Belum dapat berjalan sendiri
- <18 bulan: Muncul dominasi tangan kanan/kiri yg jelas
- Usia berapapun: Kehilangan kemampuan yang sebelumnya sudah dikuasai
Editors' Pick
2. Faktor penyebab yang mempengaruhi keterlambatan motorik anak
Keterlambatan motorik dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Kondisi medis tertentu, seperti kelainan genetik atau gangguan neurologis, sering kali menjadi penyebab utama.
Stimulasi yang kurang di rumah juga bisa memperlambat perkembangan motorik anak. Faktor eksternal, seperti nutrisi yang buruk atau kurangnya kesempatan bagi anak untuk bergerak, dapat memperparah kondisi ini.
Memahami penyebabnya adalah langkah pertama yang penting untuk menentukan intervensi yang tepat. Ada beberapa penyebab yang bisa Mama perhatikan, antara lain:
- Gangguan structural otak: (Bawaan: Hidrosefalus, Skifensefali, dsb) (Didapat: pendarahan otak akibat kekurangan vitamin K, palsi serebral akibat asfiksia lahir, dsb)
- Disabilitas intelektual/gangguan kognitif
- Gangguan struktur anggota gerak
- Gangguan fungsi saraf dan otot (Bawaan: Spina bifida) (Didapat: Polio, dsb)
- Malnutrisi
- Kurang stimulasi
Dalam beberapa kasus, anak yang mengalami keterlambatan perkembangan motorik mungkin memerlukan bantuan spesialis seperti fisioterapis atau dokter anak untuk memastikan perawatan yang sesuai.